Narwastu.id – Hingga di usia ke-69 tahun, Dr. Ronsen Pasaribu, S.H., M.M. telah melewati masa-masa kehidupannya dengan penuh ucapan syukur. Banyak gelombang kehidupan, asam garam dan pahit manisnya kehidupan sudah dilewati oleh pemuka masyarakat Batak dan dikenal sosok intelektual itu. Sudah cukup kenyang Ronsen melewati itu semua. Ia 36 tahun berkarya di Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kepala Kantor Pertanahan di Lumajang, Kepala Tata Usaha di Kanwil BPN Provinsi Jawa Timur, Kepala Kantor di Kabupaten Sidoarjo, lalu dimutasi Kepala Kantor Pertanahan Kota Medan. Tiga tahun di Kota Medan, ditarik lagi ke Kepala Bidang Hak Atas Tanah Kanwil BPN DKI Jakarta.
Jabatan berikutnya promosi ke Eselon II menjadi Direktur Konflik BPN RI, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Riau, Direktur Pemberdayaan BPN RI/Plt. Direktur Land Reform BPN RI, dan diakhiri sebagai Penasihat Ahli Menteri ATR/BPN RI saat menterinya Ferry Mursidan Baldan (Alm.) Di balik kesuksesannya berkarier ada seorang istri yang selalu setia dan sabar mendampinginya di setiap suka dan duka, yaitu Naida Erra Romalona boru Ritonga, S.Th, Bc.Ak. Naida selalu ada untuk suaminya, dan ia sosok istri yang rendah hati, yang selalu mendukung segala aktivitas sang suami tercinta.
Ia memiliki satu putra, dan tiga putri. Mereka inilah aset kehidupannya. Panggilan ompung Marcia sebagai julukannya di tengah keluarga, menambah kebahagiaan Ronsen.
Ucapan Syukur di HUT Ke-69
Hampir seluruh kursi di ruangan terisi oleh tamu undangan yang datang dari beberapa profesi, tidak saja dari keluarga, Ketua Umum FBBI (Forum Bangso Batak Indonesia), Jhonny Simanjuntak, Perwakilan DPD FBBI Jakarta, sekaligus Pemred Jayapost Tony Limbong, DPD FBBI Sumut, Vera Debataraja, Ketua DPD FBBI Sumatera Utara. Juga ada Sekjen DPN KERMAHUDATARA, Santiamer Sihaloho, Ketua Umum Batak Center, Sintong M. Tampubolon. Lalu dari PPRPI (Punguan Pomparan Raja Pasaribu Indonesia), Ir. Sahat P. Pasaribu, M.Pd (Wakil Ketua Umum PPRPI) dan Ir. Lusman Pasaribu (Sekjen PPRPI). Ada pula dari Persekutuan Bible Study, Sahala Lumban Gaol dan kawan-kawan.
Dari acara ulang tahun ke-69 Ronsen Pasaribu ini terlihat banyak yang mengasihi dan menghormatinya. Terpancar sinar kebahagiaan di usianya ke-69 tahun, dan ia mengucap syukur masih boleh berkumpul dengan semua saudara-saudaranya. Tepatnya ucapan syukur dan perayaan diadakan di Rumah Makan Khas Batak Mora Tabo Lantai 2 Cikini, Jakarta Pusat. Diawali acara dengan ucapan syukur, dan MC Serepina Tiur Maida Hutabarat, yang piawai menghidupkan suasana perayaan dengan selingan lagu dan kuis.
Tema acara syukuran ulang tahun ini “Akulah Gembala yang Baik” pilihan dari Yohanes 10:14, “Aku Mengenal DombaKu dan DombaKu Mengenal Aku.”
Renungan singkat disampaikan Pdt. Ronald Rischard. Ayat ini sebagai ayat emas Ronsen Pasaribu pada saat ia dibaptis. Sehingga Tuhan Yesus sebagai Gembala, dan kita adalah dombaNya, menjadi pegangan hidupnya. Jhonny Simanjuntak (Ketua Umum FBBI) mengingatkan refleksi, bahwa sejak mahasiswa ia sudah kenal dengan Ronsen, bahkan terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan di Salatiga. Berlanjut saat Jhonny bekerja di Komnas HAM, bahkan ia kaget karena sering bertemu di kantor Komnas HAM setiap membahas kasus di tengah masyarakat. Kala itu, BPN selalu diwakili Ronsen Pasaribu.
Terakhir setelah keduanya pensiun, Ronsen Pasaribu semula Ketua Umum FBBI, dan sekarang dijabat Jhonny Simanjuntak, sedangkan Ronsen Pasaribu sebagai Ketua Dewan Pembina FBBI. Garis perjuangan mereka berdua, kata Jhonny, di garis membela wong cilik dan membela kemiskinan. Yang fenomenal sewaktu Ronsen mengembangkan pemberdayaan di Bona Pasogit (Kampung halaman di Sumatera Utara) telah dituangkan dalam buku elektronik “Bona Pasogit, dari Peta Kemiskinan menuju Peta Kemakmuran.”
Sintong M. Tampubolon, di acara penuh suka cita itu mengatakan, Ronsen Pasaribu adalah salah satu pendiri Batak Center dari tiga organisasi, seperti FBBI (Ronsen Pasaribu), Forum Peduli Bona Pasogit (Sintong M. Tampubolon) dan YPDT (Maruap Siahaan). Prestasi Ronsen Pasaribu di bidang sosial, ujarnya, hampir semua positif, sulit mencari hal yang negatif dari sepak terjang beliau ini. “Kami fokus pada Habatahon dalam kiprahnya memajukan Bangso Batak, khususnya Indonesia pada umumnya,” ujarnya. Sahala Lumban Gaol, mewakili rekan peserta Bible Study, tiap pagi pukul 5.30 sampai 7.30 WIB, membahas dan merefleksi, sehingga mereka sudah seperti keluarga. “Amang (Pak) Ronsen Pasaribu sering memberi refleksinya dan khusus bila ada aspek pertanahannya,” ucapnya.
Sementara itu, dari PPRPI Ir. Sahat P. Pasaribu, M.Pd yang dikenal pula pemuka masyarakat, pengusaha tambang, Wakil Ketua Umum DPP PPRPI dan Komisaris Utama Bona Mitra Group ikut memberi pendapatnya tentang Ronsen. Menurut figur yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2014 Pilihan Majalah NARWASTU” ini, Ronsen Pasaribu dikenalnya figur berjiwa sosial dan memiliki empati tinggi terhadap siapapun dan aktif di dalam perkumpulan keluarga. Sekadar tahu, Ronsen merupakan salah satu pemuka di PPRPI, serta jabatannya pun amat penting, yaitu Ketua Dewan Penasihat dan Kehormatan PPRPI.
Dari yang hadir, Vera Debataraja, Ketua DPD FBBI Sumut, ditemui di akhir acara, mengaku bahagia bisa menghadiri acara ulang tahun, mantan Ketua Umum FBBI yang saat ini sudah menjadi Pembina FBBI. Menurutnya, Ronsen seorang bapak yang memiliki jiwa empati dan sosial kepada semua orang yang ada di sekitarnya. Katanya, Ronsen seorang tokoh intelektual Batak yang peduli dalam meningkatkan ekonomi rumah tangga, dan di bidang pemberdayaan. “Tidak mengenal waktu saat beliau turun langsung ke lapangan untuk melihat dan mengontrol masyarakat di sekitarnya,” ucapnya.
“Beliau pun membina dan mengarahkan langsung ke masyarakat. Apapun itu selalu memberi solusi terbaik dan khususnya pada masyarakat di Bona Pasogit,” katanya. Diakui Vera awalnya ia mengenal Ronsen saat membantu mengurus tiga sertifikat lahan tanah di Kalimantan yang nyaris hilang. Setelah itu diberi kepercayaan sebagai pengurus perwakilan DPD FBBI Sumut. Dari sekian banyak yang hadir semua hampir mengucapkan kesannya yang baik dan positif saat bersama Ronsen. Melihat banyaknya sahabat Ronsen, beberapa dari relasinya yang tidak hadir akhirnya memberi ucapan selamat ulang tahun via seluler. Seperti Sri Rastiti/Titi AS, Ketua Pembina Yayasan Pengawal Etika Nusantara/Yapena, eks wartawan Tempo dan VOA (Voice of America). Ia menyebut Ronsen yang selama ini dikenal memang piawai di bidangnya sebagai ahli agraria yang mumpuni.
Menurut Titi, “Ronsen begitu saya menyapanya juga seorang idealis dan rendah hati. Bahkan, saat menjadi saksi ahli saya di Pengadilan Negeri Serang, salah seorang anggota majelis hakim juga sempat menanyakan mengapa tidak mau menjadi dosen. Hakim itu mungkin terkesan akan tutur katanya yang runut, tegas dan berkualitas, yang layak menjadi seorang akademisi berbobot. Andai tak tercantum marga di belakang namanya pasti tidak menyangkanya sebagai orang Batak. Ia lebih Jawa tutur katanya dari pada saya yang memang Jawa. Selain itu, Ronsen sangat setia kepada sang istri yang selalu dibawa untuk mendampinginya.”
Cendekiawan Kristen Esther Telaumbanua juga memberi ucapan via udara, “Dr. Ronsen Pasaribu merupakan sosok yang cerdas, menginspirasi dan memiliki perhatian pada masalah-masalah sosial. Ia sosok yang gigih dan pekerja keras hingga meraih jenjang pendidikan tinggi, dan jabatan tinggi di kementerian. Beliau senior GMKI, tetapi saya mengenalnya lebih banyak di lingkungan PISKA. Beliau adalah intelektual Kristen yang terlibat dalam banyak aktivitas pelayanan sosial dan pemberdayaan masyarakat secara nyata. Sosok yang komunikatif dan sebagai pakar, ia tidak pelit membagi ilmu dan pandangan solusi khususnya dalam masalah pertanahan,”
Kesan lainnya, imbuhnya, perhatian Ronsen bagi kampung halamannya dan budaya Batak. “Dan ia memberi inspirasi bagi banyak pegiat pelestari budaya,” tuturnya. Sorot pandang Henny Wullur sebagai aktivis agraria juga dilontarkan, “Dr. Ronsen Pasaribu, S.H., M.M. adalah orang yang profesional di bidangnya, yaitu sebagai ahli dalam bidang pertanahan (mampu menyelesaikan dan memberikan solusi yang terbaik dalam penanganan masalah sengketa/konflik pertanahan di Republik Indonesia ini). Tentunya sosok Pak Ronsen Pasaribu adalah orang yang sangat paham, mampu dan mumpuni dalam bidangnya. Di samping itu, beliau orangnya baik, mau menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan dengan tulus ikhlas. Memiliki sifat rendah hati, jujur, bertanggung jawab dan orang yang sudah hidup di dalam Tuhan Dan takut akan Tuhan.”
Di sela-sela acara santap malam, ada musik dan lagu yang mengiringi, dan Feber Manalu menghibur tamu yang hadir. Suara Ronsen Pasaribu yang menggelegar membuat merinding para tamu yang hadir saat spontanitas diajak Feber berduet. Ditambah lagi dengan beragam acara hiburan, kuis dan doorprize yang ditunggu-tunggu, salah satunya buku biografi Ronsen Pasaribu berjudul “Menjawab Tantangan Hidup.” Dan yang paling mengharukan adalah saat keluarganya, istri, anak dan menantu Ronsen memberikan persembahan pujian “Betapa Kuberterimakasih Tuhan.” Lalu diakhiri dengan ucapan “Selamat ulang tahun, pa, sehat, panjang umur. Terima kasih sudah menjadi suami dan bapak yang baik dan siaga untuk kami dan tetap setia dalam kasih Tuhan,” ucap istrinya. (Serepina Tiur Maida Hutabarat)