Narwastu.id-Perempuan ulet, aktif dan energik, Ribka Karwur adalah pengusaha di bidang jasa kecantikan yang religius. Ia telah menggeluti usahanya sejak tahun 2009. Wanita kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara, pada 27 September 1971 ini adalah pemilik dan pendiri MSC Salon dan MSC Bridal. Sebelum memulai bisnisnya, ia bekerja sebagai international marketing di sebuah perusahaan di Jakarta. Kesibukan bekerja membuatnya jarang sekali berada di rumah dan tak memiliki waktu bersama keluarga. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti kursus kecantikan, karena hobinya sejak kecil merias rambut. Dia sampai menjual mobil kesayangannya agar bisa mendapatkan modal untuk bisnisnya, dan semua ia mulai dari nol.
Dia berhenti bekerja dari tempat lama, lalu mengikuti kursus dan membeli sebuah ruko dari hasil penjualan mobil untuk memulai usahanya. Pengalamannya sebagai international marketing dan pengetahuannya tentang manajemen membuat usaha salonnya berkembang dengan cepat. Ribka menuturkan, ia selalu libatkan Tuhan di dalam usahanya melalui doa-doanya. “Saya rekrut 8 karyawan. Sampai suami saya bilang bagaimana nanti membayarnya. Tetapi saya yakin Tuhan akan bantu saya,” jelasnya. Kesuksesannya membuka usaha jasa kecantikan ia lanjutkan dengan membuka usaha jasa kecantikan khusus pengantin pernikahan atau bridal salon.
Waktu membuka bridal salon itu, ia sempat kesulitan mencari tempat. Lalu ia menyerahkan semua rencana yang ia lakukan lewat doa, dan ia lewati tantangan itu dengan penyertaan Tuhan. “Akhirnya saya mampu membeli ruko di kawasan Galaxy, Bekasi. Dalam waktu enam bulan, puji Tuhan, saya mampu melunasinya,” tuturnya menceritakan kebaikan Tuhan selama ia berbisnis. Ribka tumbuh dari keluarga Kristen yang taat, alhasil ia selalu mengandalkan Tuhan. Ia menuturkan, ketika ayahnya masih hidup ia dan keluarganya selalu berkecukupan, namun ketika ayahnya sudah tiada hidup mereka turun sangat drastis. Sampai ia harus berjualan kue di sekolahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. “Saat ayah sudah tiada kami anak-anaknya tetap merasakan pendidikan yang cukup baik. Ibu saya yang selalu berdoa untuk kami anak-anaknya. Ia selalu mengandalkan Tuhan, dan imannya teguh kepada Tuhan bahwa kami bisa melewati masa-masa sulit itu,” kenangnya.
Istri tercinta Raymond David Richard, dan ibu tiga anak, Monica, Shannon, dan Cliffert ini, aktif pula di Persekutuan Doa El Shaddai. Salah satu pendiri persekutuan ini, Penasihat Majalah NARWASTU, Pdt. Dr. Sarah Fifi, M.Psi. Di persekutuan itu ia bergabung sejak 15 tahun lalu. Di Persekutuan Doa El Shaddai yang bergabung dari berbagai denominasi gereja. “Di PD El Shaddai ada Katolik, Kristen, bahkan teman saya yang baru mengenal Yesus pun ikut ibadah. Yang menarik dari PD ini, kita tidak hanya mendengar Firman Tuhan, tapi mengimplementasikan kasih Tuhan itu dengan mengunjungi orang-orang sakit, anak-anak jalanan dan kunjungan ke penjara,” pungkasnya.
Di PD El Shaddai, imbuhnya, ia mengagumi sosok Pdt. Dr. Sarah Fifi, yang menurutnya, tak hanya cakap berkhotbah tetapi juga mampu mengimplementasikan apa yang disampaikannya. Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, PD El Shaddai sempat vakum hingga kembali aktif dengan ibadah secara Zoom. Ibadah ini dilaksanakan dari Senin hingga Sabtu pukul 05.00 WIB. Ribka selalu menyempatkan hadir di persekutuan ini, sekalipun ibadahnya dimulai pukul 5 pagi tetapi mereka selalu semangat untuk memuji Tuhan. “Saya pernah meragukan kuasa Tuhan karena kedangkalan iman saya. Di PD El Shaddai pemahaman saya tentang firman Tuhan semakin bertumbuh sampai saya mengerti maksud Tuhan melalui Firman TuhanNya,” pungkas anggota jemaat New Identity Church Mega Bekasi, Jawa Barat itu.
Ribka pernah mengalami ketakutan luar biasa, karena anaknya tersedak bakso yang mengakibatkannya tidak bisa bernafas. “Saat itu anak saya sedang makan bakso, hingga pembantu menghampiri dan bilang kalau anak saya tidak sadarkan diri. Begitu saya lihat kondisinya semua badannya membiru. Awalnya saya tidak tahu kalau anak saya tersedak bakso,” ujar lulusan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ini. Di perjalanan menuju rumah sakit untuk menyelamatkan anaknya, ia berdoa hingga ia mendapat kekuatan dari sebuah suara yang diyakininya dari Tuhan berkata, “Tenanglah, maka engkau dapat berdoa.”
Lalu di rumah sakit ia diberitahu oleh dokter bahwa anaknya tersedak, dan bakso itu menghambat sistem pernafasannya karena tersangkut di paru-paru. “Dokter mengatakan, saraf di tubuh anak saya sudah banyak yang mati akibat kekurangan oksigen dan dibutuhkan waktu 1-2 bulan agar ia sadar,” tuturnya. Tapi Tuhan menyatakan mukjizat. “Kalau saya hitung anak saya sulit bernafas sekitar 3 jam dan sangat mustahil manusia dapat bertahan dalam kondisi seperti itu. Dan yang menakjubkan, anak saya sadar di hari yang sama. Setelah dua hari di rumah sakit anak saya diperbolehkan pulang dan saya betul-betul merasakan kasih Tuhan atas kehidupan anak saya bernama Shannon itu,” terang Ribka yang juga ketua kaum wanita di gerejanya.
Ribka dan suaminya selalu menanamkan nilai-nilai Kristiani kepada anak-anaknya. Dan mereka selalu mengandalkan Tuhan dan menyerahkan segala sesuatu ke dalam tanganNya. Selama pandemi Covid-19 melanda dunia, ia juga merasakan penyertaan Tuhan dalam usahanya. Ia tak melakukan pengurangan karyawan. Menjelang Pemilu 2024 ini, ia berpesan agar masyarakat berdoa untuk Indonesia. Tuhan, ujarnya, sedang mempersiapkan seorang pemimpin yang membawa bangsa ini maju. Selain aktif di organisasi kerohanian dan gereja, ia pun cukup aktif mengikuti organisasi usaha jasa kecantikan.