Terobosan Alkitabiah

* Oleh: Dr. Eliezer H. Hardjo, Ph.D., CM

66

Narwastu.id-Pengumunan Pemerintah tentang Hari Libur yang ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo, No. 8 Tahun 2024, tanggal 29 Januari 2024, istilah Isa Almasih diganti dengan Yesus Kristus: Kelahiran Yesus Kristus, Wafat Yesus Kristus, Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah), Kenaikan Yesus Kristus. Paling tidak sejak Proklamasi istilah Isa Almasih dicantumkan di kalendar, dan sekarang berubah menjadi Yesus Kristus. Memang tidak dicantumkan kata Tuhan Yesus Kristus, karena mayoritas penduduk Indonesia non-Kristen, dan kita perlu memakluminya. Namun dengan perubahan Isa Almasih menjadi Yesus Kristus saja merupakan terobosan Alkitabiah. Isa Almasih tidak tercantum di Alkitab, melainkan Yesus Kristus.

Google mencatat kata Al-Masih adalah gelar yang ditujukan kepada Isa atau Yesus dalam keyakinan agama Abrahaamik. Al-Masih memiliki arti: Yang membaptis, yang diurapi, yang mengusap atau membelai, yang kesemuanya berasal dari kata “masaha.”

Sedangkan nama “Yesus” disebutkan 500 kali di Perjanjian Baru, dan keseluruhan 909 kali di Alkitab. Karena memang fokus Alkitab adalah tentang Tuhan Yesus Kristus. Nama Yesus sebetulnya nama yang umum dipakai, namun memiliki bobot tersendiri yang sangat rohani ketika malaikat datang kepada perawan Maria menyambpaikan Kabar baik, baca Matius 1: 21-23: Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel, yang berarti: Allah menyertai kita. Tentang nama Kristus, dalam Bahasa Yunani Khristos, yang berarti diurapi. Yang merupakan terjemahan dari Bahasa Ibrani, Masiah atau Mesias, merupakan gelar bagi Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena pengikut Tuhan Yesus Kristus disebut Kristen (dari kata sifat Bahasa Belanda, Christen. Oleh karena itu, pulalah kata Kristus, diasosiasikan dengan Tuhan Yesus termasuk oleh pemeluk agama lain.

Kembali kepada pengumuman pemerintah tentang istilah Isa Almasih menjadi Yesus Kristus, kita perlu mengacungkan jempol dan rasa hormat kepada Presiden Jokowi dan pejabat terkait, karena berani meluruskan yang benar. Dengan kata Yesus Kristus yang ada di Alkitab sebagai pengganti Isa Almasih yang tidak ada di Alkitab akan juga lebih mudah menerangkan kepada saudara-saudara kita pemeluk agama lain, siapa itu Yesus Kristus. Kita menjadi lebih mudah menerangkan Alkitab yang menjelaskan panjang lebar tentang Yesus Kristus.Kiranya momentum ini mendorong kita sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus, untuk lebih mengambil prakarsa dan juga jawaban terhadap pertanyaan mengapa pemerintah mengganti istilah Isa Almasih dengan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberkati.

* Penulis adalah salah satu Penasihat Majalah NARWASTU.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here