Baru untuk Allah Bapa dan Baru untuk KemurahanNya

* Oleh: Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom

53

Narwastu.id-Selalu baru dan baru. Makna tahun baru apakah kita sudah baru di hadapan Tuhan. Tuhan Maha Baik, Bapa yang peduli dan tahu apa yang kita mau. Bapa yang selalu bersikap adil dan selalu melewati kita dengan kesulitan apapun itu. Manusia selalu didatangkan dengan kesusahan dan masalah sendiri, begitu juga dengan kebahagiaan dan sukacita sendiri juga. Sudahkah kita mengucap syukur? Terpanggil dan dipanggil adalah manusia yang dibentuk dari diri iman kita sendiri. Maukah kita terpanggil untuk iman kita, untuk orang lain. Terkadang kita sebagai umat yang hanya mampu menyampaikan ke orang lain, tetapi kita sendiri tidak sanggup melakukan untuk kita sendiri. Sama halnya kita menjadi manusia yang munafik, menutupi diri dan bertopeng utk orang lain. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya (Yesaya 40:29).”

Begitu besar kasih Tuhan itu, dan itu nyata dari kemurahan dan kebesaran hati Tuhan kepada kita umatNya. Anugerah Tuhan tidak pernah berhenti walau sampai di titik akhir. Keselamatan hanyalah sarana, bukan titik akhir. Ada hal lain yang lebih dahsyat dan besar daripada keselamatan diri sendiri, yaitu penggenapan rencana ilahi bagi umatNya. Sekarang pertanyaannya, kalau kita diberi kesempatan kedua untuk bertobat, apakah kita mampu untuk melewati semua godaan itu. Secara verbal kita mudah untuk menyampaikan, iya. Manusia tidak luput dari kesalahan, dan yang paling sempurna adalah Sang Pencipta. Sekarang bagaimana kita kembali dengan keyakinan dalam diri bahwa kita mampu melewati semua godaan. Bagaimanakah caranya agar Allah memberikan kemurahan yang menyelamatkan itu kepada kita.

Jawaban yang tepat adalah kita harus percaya dan memiliki pertobatan yang berkenan di hadapan Allah Bapa. Pertobatan yang bagaimanakah yang berkenan di hati Tuhan? Tuhan telah memberikan kesempatan kepada umatNya. Seperti yang dikatakan dalam “Doa Bapa Kami”,  “…dan ampunilah akan kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskan kami daripada yang jahat.“ Berkenan yang tidak berpura-pura bertobat, tetapi pertobatan yang dilakukan dengan panggilan dan terpanggil untuk mendekat kepada Allah Bapa. Firman Tuhan sampaikan, “Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat (Matius 4:17).” “Genap sudah waktunya, dan Kerajaan Tuhan sudah dekat, bertobatlah engkau dan percayalah kepada Injil (Markus 1:15).”

Jika kita ingin memasuki kerajaan Tuhan, kita harus mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan dan bertobat. Namun, kita sudah percaya kepada Tuhan dalam iman kita dan meskipun kita berkali-kali dalam doa kita mengakui dosa-dosa kita kepadaNya, tetapi kita tetap berbuat dosa dan kita hidup dalam lingkaran setan yang terus menghampiri kita. Pengakuan dosa dan berbuat dosa. Sepertinya kita masih belum mengerti apa yang dimaksud dengan pertobatan yang berkenan, dan karenanya kita belum terbebas dari dosa. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama memahami begitu besarnya kemurahan Tuhan kepada kita yang berdosa ini.

Datanglah kepada Tuhan, berdoa, bersujud dan mohon pengampunan. Apa yang telah kita lakukan di bumi ini hanyalah sesaat untuk dinikmati, tetapi kita akan menikmati selamanya kebahagiaan itu, saat kita masuk di kerajaan Allah. Karena Dialah Sang Pencipta yang memiliki bumi dan isinya. Bersyukur karena kemurahan Tuhan. Bangkit untuk kemuliaan Tuhan dan hidup untuk Allah Bapa yang Maha Kudus.

* Penulis adalah akademisi, pengamat sosial kemasyarakatan dan kolomnis/kontributor Majalah NARWASTU

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here