Arisan Merga Silima Makassar Adakan Seminar Tentang Moral Etika Adat dalam Budaya Suku Karo

326
Acara Merga Silima Makassar untuk menjalin tali kasih di antara masyarakat Karo di perantauan.

Narwastu.id – Berada di perantauan tak berarti melupakan budaya dan asal usul leluhur. Untuk memelihara dan menjaga tali persaudaraan, arisan marga menjadi salah satu cara yang efektif. Itulah yang dilakukan oleh Merga Silima di Makassar, Sulawesi Selatan, dan sekitarnya dengan mengadakan seminar bertajuk “Pesan Moral Etika Adat dalam Budaya Suku Karo, Berbasis Sepulu Dua Aturan Nggeluh” di Aula Kawilarang Pomdan, Makassar, pada Minggu, 9 Juli 2023. Narasumber utama pada seminar tersebut Pdt. DR. Yakub Ginting, S.H., CN., MKM. Pria berdarah Batak Karo sekaligus bekerja sebagai Hakim Agung MA RI menjelaskan bahwa putra-putri Karo yang tinggal di perantauan perlu terus menggali, memahami, mengikuti serta melestarikan pesan moral dan etika yang ada dalam adat serta budaya Karo.

“Seorang peneliti Belanda menyatakan, orang Karo paling demokrasi dari seluruh jajahan Belanda. Baik di Asia dan Afrika, maka peneliti memberi nama disebutnya Karo Demokrat Republikan,” ucap suami dari Sabrina Perangin-angin Pinem ini.

Ia juga memberikan contoh seperti tukur (beli) mahar bagi setiap putri Karo sama besarnya. Masing-masing melepaskan diri keadaan pribadinya. Apakah ia seorang gadis yang berprofesi sebagai dokter atau yang berjualan sayur di pasar sore. “Tukurnya sama dalam perkawinan anak mereka ini. Untuk mencapai hal itu tentu saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan pengorbanan dari bapa leluhur orang Karo. Dan hal ini belum tentu diterima oleh suku lain. Untuk itu saya sangat bangga lahir sebagai orang Karo,” kata Yakub Ginting semangat.

Sebagai moderator seminar, Usaha Ginting dari Kantor Pengadilan Tinggi Makassar. Hadir pula pada acara tersebut Ketua Merga Silima, Capt. Drs. Prolin Tarigan serta seluruh warga Karo yang juga anggota keluarga besar Merga Silima Makassar dan sekitarnya. Acara semakin meriah terlebih kala dinyanyikan sejumlah lagu daerah Karo sembari diceritakan tentang latar belakang dari lagu-lagu tersebut. Misalnya: O Tanah Karo Simalem, Seru Dung Erdoah Diah, Piso Surit, Mbuah Page, Ertutur, Parbunga Dap Dap dan Pamili Tadi. Lagu-lagu tersebut seperti penawar dari rasa rindu akan kampung halaman. Apalagi ditambah dengan iringan keyboard dari Johanes Ginting. Tidak terasa malam pun tiba, acara itu pun ditutup dengan landek (menari) bersama yang diiringi Lagu Mejuah Juah. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here