Ibadah Syukur Awal Tahun 2023 Bersama PGI

93
Suasana ibadah syukur Tahun Baru 2023 bersama PGI di Jakarta pada 5 Januari 2023.

Narwastu.id – Mengawali tahun kerja 2023 Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH-PGI) mengadakan “Ibadah Syukur Awal Tahun 2023” yang diadakan di Graha Oikoumene, Jakarta, pada 5 Januari 2023. Di “Ibadah Syukur Awal Tahun 2023 PGI” ini dihadiri oleh Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia Zuhair Al Shun, Wamen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong Ph.D, Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung, Komisioner Komnas Perempuan Rainy Hutabarat, utusan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag, perwakilan gereja aras nasional, Mitra Interfaith PGI, perwakilan PGI Wilayah dan sinode-sinode anggota PGI, serta rohaniwan dari instansi TNI dan Polri.

Dalam sambutannya, Ketua PGI Pdt. Dr. Bambang H. Widjaja mengatakan, menghadapi tahun 2023, gereja dan umat diingatkan kesiapannya dalam hal kreativitas. Hal ini diperlukan karena kreativitas merupakan kunci dalam melewati perkembangan zaman, dan dunia saat ini tengah berada dalam kondisi yang paradoks dan serba tidak pasti. Paradoks yang dimaksud, lanjutnya, adalah konsekuensi dari kemajuan teknologi informasi yang memaksa sejumlah media massa raksasa harus menutup penerbitan cetak mereka dan beralih penuh ke ranah maya. Sedangkan di sisi lain, masyarakat tengah riuh rendah dengan lato-lato, sebuah permainan tradisional yang akrab dengannya sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. “Jadi satu sisi ada kemajuan, tetapi di sisi lain orang kembali kepada akar tradisi karena permainan itu populer sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar,” tuturnya.

Dia juga menyoroti pengumuman Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, beberapa waktu lalu yang memutuskan mencabut kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Tetapi beberapa minggu sebelumnya, lanjut Pdt. Bambang, Presiden juga menyampaikan tentang ancaman resesi global.

Menyinggung tema Natal bersama yang diangkat oleh MPH-PGI dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tahun 2022, yakni “Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Matius 2: 1-12),” dia melihat, sangat relevan untuk kondisi kita. “Pulang ke negerinya artinya punya sasaran yang jelas, konsisten dengan tujuan. Tetapi di saat yang sama melalui jalan yang lain, artinya tahun ini harus diisi dengan kreativitas, dengan pola pikir dan langkah-langkah yang kreatif,” tutur pendeta dari Gereja Kristen Perjanjian Baru ini.

Yang juga menjadi pesan dari MPH-PGI adalah ajakan kepada umat untuk meletakkan pengharapan dan hidup mereka bergantung kepada Tuhan, sebagai sumber kekuatan dalam merespons zaman. Menutup sambutannya, Pdt. Bambang Widjaja mengajak segenap pemangku kepentingan untuk membuka kerja sama yang seluas-luasnya yang bisa dilakukan bersama dengan gereja, demi kepentingan bangsa Indonesia. “Sekali lagi izinkan kami dari Majelis Pekerja Harian PGI mengajak kerja sama seluas-luasnya di antara semua kita demi kebaikan masa depan bangsa dan negara kita,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam khotbahnya yang terambil dari tema Natal PGI-KWI 2022 (Matius 2:12), Pdt. Dr. Yohanes Adrie Hartopo, menegaskan, ada dua hal penting yang menyebabkan mengapa orang-orang Majus pulang ke negerinya melalui jalan lain. Pertama, adanya tuntunan Allah, Allah yang mengontrol segala sesuatu. “Tuntunan Allah sangat nyata kepada orang Majus ini untuk bertemu dengan Yesus yang baru lahir, yang ada di Betlehem,” ujarnya. Kedua, adanya ketaatan. Orang Majus melakukan apa yang diberitahukan dan mereka melakukannya. Ini berarti bentuk dari ketaatan dari apa yang disampaikan dalam mimpi ini. “Inilah yang bisa kita pelajari dari orang Majus. Saya senang sekali dalam Pesan Natal PGI-KWI 2022 ada kalimat yang sangat baik yang saya kutip, yaitu ‘Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain, seperti yang ditunjukkan Tuhan.’ Orang-orang Majus mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus, dan setelah berjumpa denganNya, mereka juga berani menempuh jalan baru, dan yang belum tentu mudah dari sebelumnya. Saya aminkan kalimat ini,” tegas Pdt. Yohanes.

Dijelaskannya lagi, setelah bertemu Yesus orang Majus tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama. Tetapi dengan cara baru, dengan menjadi manusia baru, dan salah satu cara baru itu adalah ketaatan. Inilah yang menjadi panggilan bagi kita semua. Sebab itu, ditegaskan Pdt. Yohanes Adire, memasuki tahun yang baru, bukan hanya percaya akan tuntunan Allah yang tidak pernah salah menuntun kita, tetapi marilah kita memasuki tahun yang baru dengan satu sikap berani untuk taat. KJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here