Ir. Barnabas Yusuf Hura, M.M. Termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2013 Pilihan NARWASTU”

290
Ir. Barnabas Yusuf Hura, M.M. Nasionalis dan religius.

Narwastu.id – Syalom, pembaca NARWASTU yang terkasih. Sepanjang tahun 2013 ini, ada banyak peristiwa mengejutkan plus menarik kita saksikan dalam perjalanan bangsa ini. Baik itu di bidang sosial, politik, hukum, HAM, kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan yang patut dicermati dan direkam. Berbarengan dengan itulah muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang bersentuhan dengan peristiwa itu, termasuk figur-figur dari kalangan Kristen atau Katolik. Atas dasar itulah, seperti tahun-tahun lalu, pada akhir 2013 ini, Majalah NARWASTU yang kita cintai ini kembali menampilkan tokoh-tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker).

Seperti tahun-tahun lalu, ada tiga kriteria yang dibuat tim redaksi NARWASTU untuk memilih seseorang yang disebut tokoh pembuat berita. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti yang positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa (terutama di NARWASTU), baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif, aktivitasnya atau ide-idenya kontroversial. Alhasil, si tokoh adalah figur inspirator dan motivator di tengah jemaat atau masyarakat.

Tentu, bagi tim NARWASTU, tak mudah untuk memilih seseorang agar menjadi “tokoh Kristiani”. Soalnya, kiprahnya harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati aktivitas dan track record-nya. Pada akhir 2013 ini, kami pilih lagi “21 Tokoh Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2013.” Figur yang dipilih ini, seperti tahun lalu, ada berlatarbelakang advokat, politisi, jenderal, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.

Setelah diseleksi tim NARWASTU secara ketat dari 115 nama yang terkumpul, berikut kami tampilkan 21 tokoh, yakni Laksda TNI (Purn.) Christina M. Rantetana, MPH (mantan Staf Ahli Menkopolhukam), Mayjen TNI (Purn.) Darpito Pudyastungkoro, S.IP (mantan Pangdam Jaya), Marsma TNI (Purn.) Ibnu Kadarmanto, M.Si (mantan Direktur Bidang Kerjasama Luar Negeri BAKIN), Pdt. Dr. Dewi Sri Sinaga (HKBP), Pdt. Palti Panjaitan, S.Th (HKBP Filadelfia), Yohanes Handoyo Budhisejati (FMKI dan Perduki), Dr. Yusmic Daniel, S.H. (Akademisi), Ir. Barnabas Yusuf Hura, M.M. (Profesional dan aktivis Forkoma PMKRI), Hermawi F. Taslim, S.H. (Ketua Umum BPN Forkoma PMKRI).

Juga Said Damanik, S.H., M.H. (Advokat dan aktivis GPIB), Drs. Sonny Wuisan, S.H. (Wartawan Senior), Emanuel Dapa Loka (Jurnalis berprestasi), Aldentua Siringoringo, S.H. (Advokat), St. Drs. Hardy M.L. Tobing (Auditor dan aktivis gereja), Pdt. Dr. Jaharianson Saragih (Ephorus GKPS), Y. Deddy A. Madong, S.H. (Advokat), Ronny B. Tambayong, S.E., MACM (Pengusaha dan aktivis gereja), dan Pdt. DR. M.R. Lumintang, MBA (Rektor STT IKAT).

Sejumlah figur yang layak diposisikan sebagai “Tokoh Kristiani 2013” sebenarnya ada puluhan lagi, namun karena keterbatasan halaman dan kesepakatan tim, maka dibatasi hanya menampilkan 21 tokoh. Kami menampilkan profil singkat ke-21 tokoh di NARWASTU Edisi Khusus Desember 2013-Januari 2014 ini sebagai wujud apresiasi (penghargaan) kami atas perjuangan mereka selama ini di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Harapan dan doa kami, kiranya kiprah mereka selama ini bisa memberikan inspirasi, motivasi, pencerahan dan pencerdasan untuk kebaikan gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Bapak/Ibu/Saudara yang terkasih, boleh-boleh saja pembaca menganggap pemilihan para tokoh ini subjektif, tapi percayalah, kami sudah berupaya objektif untuk memilihnya. Memang kami tak bisa memuaskan harapan semua pihak, dan amat manusiawi kalau tokoh-tokoh yang tampil ini punya kekurangan, karena mereka bukan orang suci atau malaikat. Sekadar tahu, di tengah tim majalah ini tak jarang ada perdebatan mengenai figur seseorang saat namanya dimunculkan. Dalam pemilihan ini, perlu dicatat kami menghindari agar dalam 21 tokoh ini tak ada “orang dalam” dari NARWASTU, seperti Pembina/Penasihat, meskipun kami akui ada di antaranya yang layak masuk.

Bapak/Ibu/Saudara yang terkasih, lewat tulisan ini, kiranya kita bisa melihat sisi positif atau nilai-nilai juang dari ke-21 tokoh ini. Kepada mereka yang termasuk dalam 21 tokoh ini, kami sampaikan pula bahwa inilah hadiah Natal terindah dari NARWASTU sebagai insan media Kristiani kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang telah berupaya ikut membentuk karakter bangsa ini. Akhirnya, kami sampaikan, selamat Hari Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. Kiranya, Tuhan selalu memberkati kita semua, syalom.

Dulu Aktif di PMKRI, Kini Berjuang di PAN

Para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU yang religius, inspiratif dan Pancasilais.

Ir. Barnabas Yusuf Hura, M.M. yang lahir di Padang, 28 Oktober 1957 adalah salah satu tokoh Kristiani yang sudah banyak berkarya untuk kepentingan masyarakat dan bangsa. Namun, selama ini ia tak mau mempublikasikan aktivitas pelayanannya. Selama ini banyak anak-anak bangsa yang putus sekolah dan tidak bisa kuliah yang ia bantu dan diberi beasiswa lewat jaringannya. Juga banyak kaum lemah yang dibantunya bersama alumni PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia). Dan ia  termasuk salah satu pendiri PAN (Partai Amanat Nasional) bersama Prof. Dr. Amien Rais dan sejumlah tokoh nasional.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos saat diwawancarai wartawan TV, online dan media cetak di Jakarta pada awal Januari 2019 seusai memberi penghargaan pada “21 Tokoh Kristiani 2018.”

Barnabas menerangkan, perkenalannya dengan PAN berawal dari ajakan orangtua angkatnya, Christoforus Sindhunata (alm.) pada awal reformasi lalu. Christoforus adalah mantan perwira Angkatan Laut yang cukup dihormati Amien Rais. Christoforus berkali-kali didatangi Amien Rais, sehingga mereka kemudian mendirikan sebuah partai politik yang bernama PAN. “Pak Christoforus salah satu pendiri PAN, dan beliau anggap saya sebagai anaknya. Beliau yang membimbing saya masuk ke dunia politik, dan saat PAN berdiri saya sudah dipercayakan menjadi salah satu Wakil Sekjen DPP PAN,” ujar Ketua I BPN Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) PMKRI dan mantan Ketua Presidium PMKRI ini.

Ketika ia memilih bergabung di PAN, katanya, sempat ada tokoh Kristiani yang mempersoalkannya, karena dianggap PAN berbasis Islam. “Kalau PAN disebut partai politik Islam, itu tidak benar, karena pendiri PAN itu ada tokoh Kristen, Pdt. Th. Sumartana, tokoh nasionalis Albert Hasibuan dan Pak Christoforus Sindhunata. Simbol dan visi misi PAN pun tak ada yang bernuansa agama tertentu. Putranya Albert Hasibuan, Bara Hasibuan pun sekarang ada di PAN. Di PAN ini ada dinamika, dan itu biasa. Kita dihormati di situ, dan kita harus ikut berjuang untuk kesejahteraan rakyat lewat PAN,” ujar pendiri dan Ketua Umum Paguyuban Santa Martha Jakarta Keuskupan Sibolga ini.

Profesional yang mengikuti pendidikan SD, SMP dan SMA di Padang, Sumatera Barat, ini adalah lulusan Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Katolik Atmadjaya, Jakarta, dan kini ia dipercaya pula sebagai Sekjen Ikatan Alumni Unika Atmadjaja, Jakarta, dan Ketua Himpunan Kawasan Industri. Ayah dua anak, Albertus Magnus BYH (22 tahun) dan Andreas BYH (20) yang menikah dengan Y.D. Helena Sarumaha ini, pernah menjabat sebagai Marketing Manager PT. Krakatau Baja Pertama dan Project Devisi PT. Sarana Adiniagatama dan Advisor PT. Besland Pertiwi (1992-2013).

Pendiri dan Sekretaris Ikatan Warga Katolik Nias (IWKN) ini menuturkan, kalau ia bisa seperti sekarang, itu tidak lepas dari organisasi PMKRI. “Saya merasakan bahwa kita membutuhkan generasi muda Kristiani yang idealis, dan itu datangnya tidak tiba-tiba. Tapi perlu pembinaan agar mereka jadi kader-kader yang punya visi untuk melihat bangsa ini ke depan. PMKRI adalah tempat persemaian kaum muda Kristiani, terutama Katolik,” paparnya.

Di PMKRI, imbuhnya, ia dibekali dengan spiritualitas oleh para senior. Dan para senior mendorong para juniornya agar bisa jadi kader-kader andalan untuk membangun bangsa dan masyarakat. “Dalam persemaian di PMKRI itu kami dilatih agar loyal terhadap alamamater, jujur, punya cita-cita untuk maju dan kita dididik agar mampu jadi entrepreuner. Melalui itulah saya bisa aktif di berbagai bidang seperti sekarang,” ujar Ketua Badan Pengawas Koperasi Taksi ini.

Anggota Koperasi Taksi ini sekarang punya anggota 1.000 orang di Jabodetabek, dan Barnabas punya 30 taksi. “Kalau dihitung-hitung ada 100 sampai 150 jiwa yang kita hidupi setiap bulan dengan taksi itu. Itu artinya kita harus bisa bermanfaat di manapun kita berada,” ujarnya. Selain itu, Barnabas sudah 12 tahun jadi Ketua RT di daerah tempat tinggalnya yang dihuni 99 persen orang Betawi beragama Islam. Katanya, sudah berulangkali ia membawa warganya yang sakit kritis ke rumah sakit di tengah malam sebagai wujud kasihnya terhadap sesama.

“Jadi bergaul dengan suku atau agama manapun, kita harus tunjukkan kasih atau iman kita sebagai Kristiani yang peduli,” ujarnya. Katanya, kepercayaan itu sekarang langka dan penting kita bangun. Kalau kita aktif dalam sebuah organisasi, itu akan membuat nilai tambah kita di tengah masyarakat,” pungkasnya.

Soal keaktifannya di PAN, ujar Barnabas, kalau kita penganut Kristiani yang baik dan ingin bermanfaat bagi banyak orang, kita jangan hanya berkumpul dengan orang yang seagama dengan kita. “Kita harus masuk ke semua kalangan, termasuk ke parpol nasionalis. Saat reformasi bergulir saya masuk PAN demi kepentingan bangsa dan negara. Bagi saya, sekali berpartai kita tak boleh keluar atau pindah-pindah ke partai lain. Perjuangan saya untuk mensosialisasikan PAN ke tengah masyarakat tidak gampang,” ujarnya.

Menurutnya, PAN itu banyak pendukungnya Kristen dan Katolik, seperti di daerah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). “Seorang uskup pernah bilang, saya harus tetap berada di PAN agar bisa ikut mengupayakan kesejahteraan rakyat,” tegasnya. Berbicara tentang Pemilu 2014 yang sudah di depan mata, kata Barnabas, kini ia maju sebagai Caleg DPR-RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara II. “Saya siap meneken kontrak dengan umat tentang perjuangan saya. Kalau saya berada di parlemen, maka sebagian besar gaji saya akan saya serahkan untuk kepentingan umat. Ini perlu dicatat bahwa saya terpanggil untuk berjuang bagi rakyat, terutama di Sumatera Utara. Selama ini saya sudah banyak ‘menanam’, sehingga tidak salah juga kalau sekarang saatnya saya menuai,” cetusnya.  Barnabas pun berkomentar bahwa figur Menko Perekonomian RI, Hatta Rajasa (HR) yang kini disebut-sebut juga salah satu Capres RI 2014, adalah salah satu putra terbaik Indonesia yang layak jadi pemimpin bangsa. FD

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here