Hidup untuk Melayani Tuhan

* Oleh: St. Dr. Martuama Saragi

1636

Narwastu.id – Melayani menjadi satu respons yang indah ketika kita mengalami hidup yang diberkati Tuhan, bukan saja karena kita berada di dalam suatu lembaga pelayanan, tetapi kita sebagai orang beriman sepatutnya dan seharusnya memiliki prinsip hidup adalah “hidup untuk melayani Tuhan.“ Kita yakin dan percaya bahwa Firman Tuhan yang diberikan kepada kita, memberi pengertian bagaimana sikap dan hidup untuk melayani Kristus yang sudah datang terlebih dahulu sebagai Gembala yang Agung untuk melayani kita semua.

Ada tiga hal sebagai dasar kenapa kita dalam melayani Tuhan (1 Petrus 5: 1-6): (1) Bagian pertama mengenai dasar kenapa hidup kita melayani Tuhan, yaitu karena Dia terlebih dahulu telah melayani kita. (2) Bagian kedua adalah kerelaan hati untuk melayani Tuhan dengan kerendahan hati untuk melayani sesama sehingga bisa menjadi teladan bagi orang banyak. (3) Bagian ketiga adalah ada upah yang dijanjikan Tuhan di dalam hidup yang melayani. Kita tidak perlu lagi bertanya kenapa kita harus melayani Tuhan, kita tidak perlu lagi berkata, apa yang Tuhan sudah berikan bagiku sehingga aku harus melayani Dia. Kita tidak perlu merasa minder merasa tidak ada hal yang bisa kita kerjakan di dalam pelayanan dan kita juga tidak boleh berkata tidak ada yang bisa kita beri sebab kita tidak punya.

Dalam 1 Petrus 5:1-6 Rasul Petrus meletakkan satu fondasi yang penting karena hidup saya sudah mendapatkan terlalu banyak hal, saya sudah menikmati setiap anugerah dari Tuhan, terlebih lagi sudah ditebus oleh Yesus Kristus dan digembalakan olehNya dengan indah. Hal ini penting sekali, pelayanan Tuhan Yesus sebagai seorang Gembala. Gembala yang jelas tidak akan menerima ucapan terima kasih dan apresiasi dari domba-domba yang dilayani. Gembala berarti apapun yang Dia kerjakan dan lakukan adalah bagaimana “care” bagaimana perhatian kepada domba-dombaNya, ini mengingatkan kita betapa besar cinta kasih pengorbanan Tuhan bagi setiap orang percaya. Wajar kita merasa tidak layak melayani Tuhan, wajar kita merasa ragu apakah kita mempunyai karunia untuk melayani. Tetapi di tengah-tengah semua yang ada dan yang kurang dari kita, yang paling penting adalah bagaimana sikap, hati dan motivasi kita di hadapan Tuhan.

Prinsip melayani bagi kita adalah sukarela sesuai dengan Rasul Petrus katakan dalam 1 Petrus 5:2, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu jangan dengan paksa tetapi dengan sukarela…” Sukarela berarti kita tidak melakukannya karena terpaksa. Sukarela itu keluar dari jiwa yang tahu apa yang ada padanya adalah sesuatu yang sudah diberi terlebih dahulu. Sukarela berarti saya tahu apa yang saya lakukan ini bukanlah suatu jasa yang saya harus dipuji oleh orang lain tetapi sesuatu yang memang ada dan mengalir keluar di dalam hidup setiap kita, sukarela memberikan satu kesadaran tidak ada sesuatu yang kita rasa berat pada waktu itu mengalir dengan sukarela.

Hendaklah kita melayani dan berbagi yang pada waktunya kita tidak menghitung-hitung berapa yang kita beri, karena di dalam mentalitas kita di situ hadir satu karakter yang indah, aku melayani dengan sukarela, penuhlah pengabdian diri, kata Rasul Petrus, jangan ada “shameful gain” demi mencari keuntungan diri. Kerendahan hati penting dan perlu karena di tengah jabatan dan kedudukan kita terkadang terbuai dan terlalu gampang untuk menilai dan memperlakukan orang lain, untuk itu rendah hati selalu membawa hati mawas diri dan retrospeksi dalam hidup kita. Seberapa rendah hatikah saya jikalau saya ditegur dan dikoreksi, dan saya ingin membela diri? Mungkin begitu saya sadar akan hal itu saya tahu saya belum rendah hati.

Saya bersyukur dan berterima kasih di dalam pelayanan kita boleh menyaksikan begitu banyak orang yang mencintai dan mengasihi Tuhan yang terus-menerus menjadi contoh teladan di dalam hidup kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati. “Saya bersyukur mendapat keistimewaan untuk menjadi pelayan Tuhan dan melayani orang lain bagi kemuliaan Tuhan Yesus.“

* Penulis adalah penatua di Gereja HKBP Jakasampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan Sekjen Punguan Parna Se-Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here