Acara Doa “Grand Opening“ Membangun TahtaNya 24/40

167
Para rohaniwan dan aktivis gereja yang terpanggil berdoa bagi bangsa dan negara.

Narwastu.id – Lebih dari 1.000 orang jemaat dan pendeta lintas denominasi gereja serta negara, mengikuti acara acara doa “Grand Opening“ Membangun TahtaNya 24/40 yang dilaksanakan secara virtual melalui zoom dan live streaming, pada Rabu, 8 Juli 2020 lalu. Kegiatan tersebut menandai dimulainya kegerakan 24 jam berdoa selama 40 hari (24/40) menyikapi pandemi Covid-19 yang kini melanda Indonesia. Selain puji-pujian dan doa, acara yang dipandu oleh Pdt. Daniel Pandji ini, juga diisi dengan penyampaian pesan profetik oleh sejumlah Hamba Tuhan, seperti Ps. Bill Johnson, Ps. Suzette Hattingh, Ps. Pieter Faraknimella, Ps. Kristina F, dan Ps. Yang Tuck Yoong.

Pada kesempatan itu, Ps. Bill Johnson dari Amerika Serikat, menegaskan, dunia saat ini memang memasuki masa yang sulit, baik ekonomi, kesehatan dan lainnya. Meski demikian, umat diminta untuk tidak takut bahkan khawatir. Justru di tengah kondisi ini, kita dituntut untuk semakin dekat agar lebih mengenal Tuhan, dan menemukan kehendak serta isi hatiNya.

“Saya mengundang saudara semua untuk bergabung di dalam 40 hari perjalanan dalam keintiman ini, untuk menemukan kehendak dan isi hati Tuhan, lebih daripada apa yang pernah engkau alami sebelumnya,” kata Bill.

Hal senada juga disampaikan Ps. Yang Tuck Yoong. Hamba Tuhan dari Singapura ini melihat ada empat hal penting yang mesti dilakukan oleh umat Kristen di tengah pandemi Covid-19. Pertama, makin dekat dengan Tuhan, dan memohon agar mengubah hidup kita sesuai dengan kehendakNya. Kedua, membangun hubungan yang akrab dengan Tuhan, dan hal ini tidak bisa ditawar. Ketiga, memohon agar kita selalu dipenuhi oleh Roh Kudus setiap hari. Keempat, saling mengasihi satu sama lain dengan kasih yang sesungguhnya.

Sementara itu, Ps. Suzette Hattingh dari Jerman mengingatkan, dalam situasi apapun dan di manapun berada, kita dapat bergerak dalam kuasa Tuhan. “Saya bersyukur kepada Tuhan atas Covid-19, karena saya melihat ini sebagai waktunya Tuhan untuk mempersiapkan kita bagi kemuliaanNya,” ujar Ps. Suzette. Sedangkan Ps. Pieter Faraknimella, dan Ps. Kristina F. menegaskan, perlunya kebangkitan kaum muda dan wanita menghadapi situasi sekarang ini. Anak-anak muda sebagai generasi Jeremia, generasi yang dipenuhi Roh Kudus, saatnya untuk bangkit, bukan cari panggung. Juga kebangkitan kaum wanita yang terpanggil untuk peduli terhadap bangsanya.

Sebelumnya, Pdt. Toni Mulia menyampaikan kesaksian saat terkena Covid-19,  yang menurutnya juga menjadi bagian dari proses adanya acara ini. Saat terpapar Covid-19, dia melakukan isolasi mandiri. “Saat itu saya lebih banyak melakukan penyembahan sambil bermain gitar. Kemudian, tepat di hari ke 40 dinyatakan sembuh. Dari apa yang saya alami, rekan-rekan mengajak untuk melakukan kegerakan doa selama 40 hari. Dalam perjalanan, saya juga merasakan dorongan untuk melakukan doa dan pujian. Akhirnya pada 22 Juni 2020 kami sepakat. Saya berdoa supaya fokus kepada Tuhan bukan Covid-19. Puji Tuhan, acara ini bisa terjadi, “ ungkapnya. Pdt. Toni juga mengucap syukur atas keterlibatan anak-anak muda dalam menggarap acara ini dengan baik, meski hanya persiapan selama dua minggu.

Momentum ajakan untuk berdoa 24 jam selama 40 hari yang diinisiasi oleh JDN (Jaringan Doa Nasional) dan MDK Nasional ini, tentu diharapkan tidak diamini di awal saja, tetapi dapat terus berjalan dalam pertolongan Tuhan, sehingga memberi dampak yang signifikan bagi pemulihan bangsa. GF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here