Narwastu.id – Di kalangan pengacara di Indonesia ada sebutan “pengacara Sudirman-Thamrin” berkantor di Sudirman-Thamrin, Jakarta, sebagai pusat bisnis Indonesia. Artinya hanya pengacara “terpilih” berkantor hukum di kawasan ini. Paling tidak salah satu adalah Fredrik J. Pinakunary, S.H., S.E. sebagai pendiri Kantor Hukum Fredrik J. Pinakunary Law Offices yang beralamat di Office 8 Building Lantai 17, Kawasan SCBD Lot 28, Jakarta Selatan, itu. Kantor hukumnya ini berkonsentrasi dan terspesialisasi dalam bidang penyelesaian sengketa di bidang sipil dan komersial, kriminal, administratif, kebangkrutan, persaingan, arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
“Kami juga menyediakan layanan hukum perusahaan (corporate law) secara umum,” ujar putra Papua, kelahiran 14 Februari 1971 itu. Dia memiliki premis dalam kantornya “where the law gives a right, it gives a remedy to recover” (di mana hukum memberikan hak, hukum memberikan jalan keluar untuk pemulihan). Karenanya, saat mendirikan firma hukum, memulai dengan memusatkan praktiknya terutama di bidang penyelesaian sengketa komersial, pidana, administratif, persaingan usaha, arbitrasi dan alternatif penyelesaian sengketa.
Pemilik nama lengkap Fredrik Jackob Pinakunary ini, lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya dan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Dr. Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 1995. Dari luwesnya wawasan dan kedalamannya memahami berbagai perkara yang ditanganinya ada orang yang mengira dia bergelar doktor. Dia memang sosok yang cerdas, telaten dan kritis.
“Saya rindu belajar. Sebenarnya ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hanya saja belum bisa menemukan waktu yang tepat. Saya suka belajar, suka membaca. Hampir setiap hari saya mengunjungi website-website hukum terkemuka. Menurut saya, yang terpenting adalah kesukaan untuk terus belajar. Saya banyak belajar bahwa hidup mesti terus bertumbuh,” katanya. Sebagai manusia pembelajar, dia tahu betul bahwa tak ada pekerjaan besar dapat dikerjakan seorang diri. Sebagai pendiri kantor hukum, Fredrik juga merekrut dan mengajak pengacara-pengacara muda berbakat untuk bergabung di kantornya.
Soal inspirasi belajar itu, ketika masih mahasiswa di Surabaya, dia mempelajari profil-profil pengacara di Indonesia. Siapa-siapa yang pesohor dan terbaik. Sampai dirinya tiba pada kesimpulan bahwa pengacara tersohor dan berkualitas itu mereka mulai berkarier dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Dirinya terinspirasi dari jejak pengacara muda kala itu, seperti Prof. Dr. Todung Mulya Lubis, yang pada saat ini menjadi Duta Besar Indonesia di Norwegia, ada juga Dr. Luhut Pangaribuan, seorang advokat senior yang berkarier di LBH Jakarta hingga sekarang dikenal publik. Maka selulus kuliah hukum dan datang ke Jakarta dengan tujuan mau magang di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Dari LBH Jakarta dia mulai bergabung dengan kantor pengacara. Lama melintang di kantor pengacara akhirnya membawanya membuka kantor sendiri. Punya kantor sendiri justru merupakan tantangan sendiri baginya.
Sejak membuka kantor sendiri dia merasakan pertolongan Tuhan. Perkara yang ditangani kantornya tak pernah kesepian. Walau dia akui bahwa di setiap bidang apa pun, baik bisnis apalagi kantor pengacara ada naik dan turun, tetapi yang terpenting bagaimana mengelola keadaan itu untuk bisa berjalan dengan normal. “Tetapi puji Tuhan, justru yang datang klien-klien dari perusahaan luar meminta bantuan kantor hukumnya. Tentu, banyak perkara yang telah ditanganinya, sejak mendirikan kantor pengacara dari tahun 2008 hingga sekarang. Suami dari Regina F. Sinuraya, dan ayah dari Daniel Fega Pinakunary (23 tahun), Febe Sarah Pinakunary (19 tahun), George Fredrik Pinakunary (16 tahun) dan Victoria Jolie Pinakunary (11 tahun), selalu menekankan pada keluarganya agar apa yang dikerjakan adalah untuk Tuhan.
Bagi dia, keluarga adalah kekuatan. Dia salut dengan kekerabatan orang Batak. Mertuanya laki-laki berasal dari Batak Karo, sedangkan mertua perempuannya boru Simanjutak dari Batak Toba, sudah tentu sedikit banyak tradisi Batak dia ikuti. Bahkan tradisi “mandok hata” di awal-awal pernikahannya dengan Regina F. Sinuraya sempat diikutinya dalam tradisi acara keluarga dari istrinya. Tradisi mandok hata, kebiasaan di akhir tahun keluarga inti duduk bersama saling bermaaf-maafan dengan bergiliran berbicara. Namun karena seiring kesibukan apalagi anak-anaknya sudah mahasiswa, sekarang kebiasaan itu sudah jarang digelar, maka untuk merayakan Natal dirayakan bersama keluarga inti saja, istri dan kempat anaknya.
Sebagai ayah, kepada anak-anaknya ia selalu menasihati bahwa agar berhasil harus mengandalkan Tuhan dan bekerja dengan sepenuh hati, seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia. “Kita harus sadar bahwa apa yang kita lakukan itu adalah untuk Tuhan, sebagai ibadah yang sejati. Hidup ini adalah anugerah atau kasih karunia Tuhan. Keberhasilan yang sejati akan diterima hanya jika kita mengandalkan Tuhan,” tambah Wakil Gembala di Gereja Cibubur City Blessing Church, ini. Sebagai pengacara yang telah berpengalaman menangani perusahan-perusahan besar, Fredrik kerap diundang berdiskusi menjadi narasumber di berbagai diskusi tentang hukum dan integritas.
Nun jauh sebelum mendirikan kantor sendiri, Fredrik adalah pengacara di Kantor Hukum Lubis Santosa & Maulana Law Office, kantor pengacara yang didirikan Todung Mulya Lubis pada Maret 2000-Januari 2008. Jauh sebelumnya dia juga bergabung dengan LBH Jakarta saat Luhut Pangaribuan jadi Ketua LBH Jakarta. Baru pada Februari 2008 dia membuka kantor sendiri. Beberapa kantor hukum yang bekerja sama dengan Fredrik J. Pinakunary Law Offices sejak Februari 2008, di antaranya: Allens, Australia. Kennedys, London. Kennedys, Singapore. Herbert Smith Freehills, Singapore. Clifford Chance, London. Dewey and LeBoeuf, United States of America. Locke Lord Bissel & Liddel, United States of America Clyde and Co, Singapore.
Holman Fenwick Willan, Singapore. Allens Linklaters, Australia. Waterson Hicks, England. Jones Day, Singapore. Mochtar Karuwin Komar, Indonesia. Widyawan & Partners, Indonesia. Bahar & Partners, Indonesia. Hiswara Bunjamin Tanjung, Indonesia. Soewito Suhardiman Eddymurthy Kardono, Indonesia. Jones Day; Singapore. Yoon & Yang LLC; Korea. Fredrik telah dipilih dari antara banyak pengacara litigasi di Indonesia dan diundang oleh Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan/Leip untuk membagikan pengalaman-pengalaman dan pendapat-pendapatnya berkaitan dengan penyusunan Kode Etik Hakim Indonesia. Sejak awal karier hingga pendirian Fredrik J. Pinakunary Law Offices, Fredrik telah menjumpai dan menangani berbagai masalah litigasi yang kompleks dan sulit. Baik yang dihadapi oleh perusahaan berskala nasional maupun internasional.
Haus Terus
Fredrik yang juga berperan sebagai Ketua Umum Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Indonesia (PPHKI) yang memiliki chapter di 10 kota di Indonesia, bicara juga tentang kiat-kiat agar tetap eksis sebagai pengacara, termasuk strategi mengelola kantor pengacara. Dia mengatakan, kita perlu update diri kita dengan pengetahuan dan informasi terkini dan membagikan itu kepada orang lain, baik melalui forum-forum seminar, maupun melalui media sosial kita sendiri. “Dalam mengelola kantor, integritas adalah sebuah keniscayaan yang harus dipegang. Tidak boleh ada kompromi integritas karena ada banyak perusahaan (klien) yang mencari pengacara yang berintegritas,” ujarnya memberi kiat eksis.
“Tentu, yang tak memiliki kepercayaan yang sama dengan kita banyak. Mereka punya punya belief system atau sistem kepercayaan sendiri. Orang humanis punya kepercayaan sendiri, bahkan dalam satu agama pun bisa berbeda-beda kadar imannya. Tetapi hanya orang yang bergaul erat dengan Tuhanlah punya belief system yang benar, yaitu yang sesuai dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan berkata, Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku,” ujarnya. Maka sebagai pemilik kantor, dia berkeyakinan bahwa Tuhan sebagai gembalanya akan menyediakan klien atau pekerjaan bagi kantornya. Dia mempercayai bahwa kita harus hidup oleh iman, bukan oleh yang kelihatan (live by faith, not by sight).
Oleh karenanya, bagi Fredrik, jasmani dan rohani harus diberi makan. “Ada makanan jasmani, yang natural, tampak dilihat mata, namun ada juga makanan roh, yaitu Firman Tuhan yang tidak kelihatan. “Kalau tubuh jasmani diberi makan, kita akan menjadi kenyang, sebaliknya jika roh yang diberi makan, maka kita akan semakin lapar dan haus,” ujarnya berfilosofi. Mengapa mesti demikian? Sebab yang kelihatan hanya sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Tuhan tak kelihatan, Dia kekal adaNya. Oleh karena itu, andalkanlah yang tidak kelihatan, bukan yang kelihatan sebagaimana 2 Korintus 4.18, katanya.
“Kita berpegang kepada yang tak kelihatan, yaitu Tuhan. Itulah kepercayaan orang Kristen, tentu semua ada dasarnya dari firmanNya. Jika kita beriman walau tak melihat, Tuhan akan melihat kita sebagai orang beriman,” kata pengacara yang sering mengadakan pelayanan ke pedalaman di sela-sela waktu luangnya sebagai pengacara. Dalam Kitab Matius berkata, terjadilah sesuai dengan imanmu. Sesungguhnya ketiadaan iman membuat kita, ujarnya, tak bisa mengalami mukjizat dari Tuhan.
Namun, itulah hidup memang untuk melakukan firman Tuhan dengan teguh dalam kehidupan sehari-hari tak mudah. Mudah mengatakan, tetapi sulit melaksanakan. Tentu, hanya orang-orang yang sudah tercerahkan dari firmanNya benar-benar bisa menghidupi firman itu. Fredrik mencontohkan pengalamannya berinteraksi dengan junior-juniornya, mereka mengatakan, “Tetapi bang, kita ini bukan di dalam sorga, kita hidup dalam dunia nyata.”“Saya sering diskusi dengan pengacara-pengacara yang muda. Mereka katakan, iya bang, abang bisa katakan demikian, karena abang sudah mapan secara materi, kalau kami, kan, kami masih merintis. Jadi tak mungkin bisa berpegang teguh dalam nilai-nilai Alkitabiah. Saya katakan, kalau Anda masih berpegang dengan rasiomu, maka Anda akan sulit bahkan mustahil untuk mengalami pertolongan atau mukjizat Tuhan yang bersifat supranatural. Iman jauh lebih tinggi di atas rasio, dan Anda hanya akan mengalami mukjizat jika mengandalkan iman, bukan rasio,” tukasnya.
Tentu Fredrik menyadari benar bahwa di kehidupan nyata, ada persaingan yang tak mudah dihadapi. Namun baginya, tidak boleh berkompromi dengan cara-cara dunia yang menghalalkan segala cara. Bagi dia, “Firman Tuhan itu sesungguhnya hidup dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, keberhasilan yang sejati hanya bisa kita dapatkan karena mengandalkan Tuhan. Biarlah kita dipakai sebagai alat Tuhan untuk memancarkan kemuliaanNya melalui hidup kita.”
Fredrik hendak katakan bahwa tak boleh mendikotomikan pekerjaan. Melayani hanya dilabeli di gereja sedangkan bekerja profesional itu bukan pekerjaan melayani Tuhan. “Dalam firman Tuhan dikatakan bahwa kita bekerja seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia, untuk itu jangan suka bersungut-sungut dalam bekerja. Pusatnya adalah Tuhan. Jika kita sudah kerjakan bagian kita, yaitu percaya dan bekerja dengan segenap kemampuan kita, niscaya, Tuhan akan menjadikan kita berhasil,” jelasnya lagi.
Fredrik menambahkan, “Jangan kita pisahkan antara pekerjaan profesional dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Jangan berpikir kalau Hari Minggu kita ke gereja tapi di hari lain, kita bekerja seperti kebanyakan orang yang tidak mengenal Kristus.” Baginya, itu kekeliruan besar, karena ketika kita mengandalkan Tuhan, maka kita akan dibuatNya menjadi berhasil walaupun kita tidak berkompromi dengan nilai-nilai yang “dunia” anut.
Dapat Dipercaya
Ayat favorit Fredrik adalah Mazmur 23:1-6, “TUHAN adalah gembalaku…” “Saya sering plesetkan, Tuhanlah gembalaku takkan kekurangan klienku. Allahku akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus. Jika Tuhan di pihak kita, siapakah yang melawan kita,” pungkasnya. Fredrik menambahkan, jika Tuhan telah rela memberi anakNya kepada kita, betapa tak mungkin Dia tak memberi seluruh keperluan kita. “Kalau AnakNya Yesus diberikan kepada kita, apalagi hanya masalah berkat, klien, kesehatan, sukacita dan damai sejahtera, pasti semuanya itu diberikan kepada kita,” ujarnya.
Tentu ungkapan itu dihidupi Fredrik. Dia sangat sadar bahwa bukan klien atau bisnisnya yang memberi penghidupan, tetapi Tuhan. Dalam konteks sebagai pengacara, klien adalah sarana yang Tuhan pakai untuk memberkatinya. Tapi sumber (source)-nya adalah Tuhan. Karena itu, setiap menangani perkara, dia lebih mengutamakan kepentingan klien di atas kepentingan pribadinya. “Sebagai pengacara janganlah kita memperpanjang-panjang perkara agar bisnis kita tetap ‘ngepul.’ Sebaliknya kita memandang klien sebagai orang atau pihak yang perlu ditolong secara hukum. Ketika kita melayani klien dengan baik dan tidak menyalahgunakan ketidaktahuan klien untuk mengisi kantong kita, maka klien itu akan menceritakan kebaikan kita ke mana-mana dan itulah marketing yang efektif buat kantor kita,” ujarnya.
Jika kita mengambil manfaat atau keuntungan dari klien, karena ketidaktahuannya, itu sama saja dengan mengelabui dan itu jahat di mata Tuhan. “Saya sebagai pengacara tentu tak mau melakukan itu. Sekali lagi pemahaman saya bahwa sumberku bukan dari klien tetapi dari Tuhan Yesus. Karena itu, ketika menangani perkara klien utamakan kepentingan mereka. Tentu, justru kalau kita menangani perkara mereka dengan baik dan secara profesional, mereka akan berterima kasih dan turut mendoakan kesuksesan buat kantor kita,” katanya.
Selama ini, dia lebih sering memegang atau menangani klien dari luar negeri atau klien asing. Mengapa asing? Karena pada umumnya mereka mencari pengacara yang berintegritas, dan di samping itu mereka juga bersedia membayar jasa pengacara dengan angka yang cukup besar. Perusahaan-perusahaan besar dari luar negeri sangat memperhatikan integritas dalam menentukan siapa pengacara mereka. Lalu, bagaimana caranya agar tetap berintegritas dalam menjalankan profesi hukum? Sering-sering membaca, merenungkan dan memperkatakan Firman Tuhan, seperti tertulis dalam Mazmur 1:1-3. Dari firman Tuhan dan khotbah-khotbah yang dibaca dan didengarnya, setiap hari dia pun giat membuat renungan harian atau tulisan singkat untuk dibagikan kepada teman-temanya dan juga diunggah di media sosialnya, facebook.
Menurutnya, adalah penting untuk menjadi orang yang dapat dipercaya karena adalah cerminan dari anak Tuhan. Jadilah orang yang berintegritas, bisa dipegang kata-katanya. Artinya, jangan membuat janji yang tak bisa kamu penuhi. “Orang yang dapat dipercaya mendapat banyak berkat, tetapi orang yang cepat ingin menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman (Amsal 28:20),” cetusnya.
Karenanya, bagi Fredrik, pemberian jasa hukum ke klien harus profesional dan maksimal. Jika sidang misalnya, hari itu juga harus membuat dan mengirimkan laporan (report) kepada klien. “Jangan biarkan menjadi besok. Kenapa? Karena report hal itu adalah sesuatu yang ditunggu klien. Integritas (integrity), berpengetahuan (knowledge) dan dapat diandalkan (reliability) itulah kunci yang dimilikinya,” katanya. Klien senang jika Anda dapat diandalkan sebagai pengacaranya. Ketika Anda bekerja dengan profesional seperti itu, Anda sedang membuat posisioning diri dan kapasitas Anda sebagai pengacara yang mumpuni. Jika Anda konsisten, dengan berjalannya waktu, akan dikenal sebagai seorang pengacara yang bukan hanya profesional atau handal tapi juga berintegritas. Hal inilah yang dapat menjadi daya tarik Anda buat perusahaan-perusahaan besar yang sedang mencari pengacara.
Jadi, ketika bekerja, andalkanlah Tuhan dan lakukanlah dengan maksimal, jangan kejar kekayaan, karena itu bisa membuat Anda “salah arah,” tapi bekerjalah dengan profesional dan penuh antusias, maka berkat yang akan mendatangi Anda. Itulah kiat yang dibuatnya. Nikmatilah pekerjaan kita. Jadi pengacara harus punya passion. Bekerja itu harus memiliki prinsip, semangat dan gairah.
Kalau orang tak punya passion dalam pekerjaannya, akan menjadi mudah menyerah dan bosan. Tetapi, kalau memiliki passion, pasti Anda akan terus semangat dan berusaha yang terbaik. Kalau kita memiliki passion, kita pasti menghasilakan karya yang terbaik, dan hal itu akan dilihat dan dirasakan oleh klien, katanya.
Yesus Pembela Sejati
Iman sejati dinamis, bukan statis dan mengakui bahwa Yesus pembela sejati. “Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Orang yang mengandalkan Tuhan akan menjadikan Tuhan sebagai pembela bagi kita,” katanya. Dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Tuhan adalah keamanan sejati kita di tengah-tengah badai kehidupan. Tuhan Yesus ketika masih di bumi hanya menjadi dokter, tetapi setelah naik ke sorga dia menjadi Pembela bagi kita. Dia mengutus Roh Kudus untuk diam di dalam kita dan bisa mendengar suaraNya.
Contoh nyata mengenai dalam pembelaan dari Tuhan Yesus dapat dilihat pada kasus di mana seorang perempuan kedapatan berzinah. Di situ Yesus memberikan argumentasi terbaik yang pernah ada, sehingga orang-orang yang hendak merajam perempuan itu pergi satu per satu dan perempuan itu selamat dan kemudian bertobat. Luar biasa Tuhan Yesus sebagai Pembela Agung kita, ujarnya.
Allah adalah Kasih
Sudah menjadi natur dari kasih itu memberi. Natal adalah kehadiran Tuhan untuk memberi diriNya. “Kalau kita mengatakan, kita memiliki kasih, tetapi tak memberi, sesungguhnya kita belum benar-benar memahami arti kasih. Karenanya, Natal harus kita perlakukan istimewa,” katanya. Ditanya pendapatnya soal analis para ahli ekonomi ke depan atau Tahun Baru 2020 tentang hidup makin susah, ia menjawab, dari berita yang ada, ekonomi akan makin susah.
“Tentu kita hargai itu sebagai kemampuan analis mereka, tetapi kita tak boleh jadi takut. Justru dalam setiap situasi, termasuk pada masa krisis, Tuhan akan berkarya dan memberkati kita. Pesanku, kita sebagai anak-anak Tuhan, warga kerajaan sorga, kita tak boleh takut menghadapi krisis, karena percayalah bahwa Tuhan pasti menyediakan segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus,” tegasnya.
Dia menambahkan, agar memiliki belief system yang benar, sesuai dengan Firman Tuhan, kita tidak cukup membaca Alkitab di dalam hati, tetapi perkatakan dengan suara nyaring agar telinga kita mendengar dan suara kebenaran itu masuk dan berdiam di dalam hati dan pikiran kita. “Jika kita sering perkatakan firman Tuhan dengan nyaring, maka telinga kita mendengar dan hati kita terkondisikan untuk mempercayai kebenaran firman Tuhan, dan itulah yang akan membentuk belief system kita yang benar,” paparnya..
Di akhir perbincangan di kantor Majalah NARWASTU, baru-baru ini, dia juga mengatakan, ia merasa terhormat saat diberikan penghargaan sebagai salah satu dari 21 Tokoh Kristiani 2019 Pilihan Majalah NARWASTU. “Saya tahu Majalah NARWASTU media Kristen yang konsisten dengan berita-berita Kristiani. NARWASTU tentu memilih sesuai kriteria yang dibuat NARWASTU sendiri. NARWASTU pasti punya alasan sendiri untuk memilih tokoh-tokoh itu. Tentu bukan asal ditokohkan, tentu ada kriteria yang dibuat, terlepas dari tepat tidaknya kriteria itu, tapi saya menghargai peran dan kiprah NARWASTU sebagai majalah Kristiani yang konsisten memberkati umat Kristiani di tanah air,” ujar pria cerdas yang baru-baru ini ikut dalam seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Di akhir perbincangan, Fredrik kembali mengajak kita semua untuk memahami bahwa hidup ini bukan lari sprint, tetapi marathon atau lari jarak jauh. Demikian memang di kehidupan ini seperti filosofi berlari marathon. Berlari jarak jauh seperti dalam ajang marathon bukanlah sebuah kegiatan yang mudah. Tentu di sini dibutuhkan mental yang kuat saat menghadapi tantangan berat. Maka hidup bukan berlari meleset (sprint), namun soal ketahanan menempuh jarak jauh (marathon). Artinya, kita harus berpikir panjang dan jauh dalam merespons setiap persoalan karena hidup ini panjang. Jangan silau dengan kenikmatan sesaat yang membawa penderitaan panjang. Nikmati proses yang panjang di dalam Tuhan, maka Anda, katanya, akan memenangkan perlombaan kehidupan dan tiba dengan selamat dan sukses hingga di garis finish. HM