Narwastu.id – Dr. Rofinus Neto Wuli, Pr., S.Fil., M.Si (Han) atau akrab disapa Romo Ronny, menerangkan kepada Majalah NARWASTU di Pastoran TNI Angkatan Darat Gereja St. Valentino Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, baru-baru ini, bahwa awal mulanya ia menjadi seorang pastur atau gembala itu adalah karena sebuah panggilan dari Tuhan. Panggilan perutusan, yang menurutnya, mulai ia rasakan sejak Romo Ronny duduk di kelas lima SD. Setelah ia menerima komuni kudus pertama atau disebut orang Flores sambut baru, dan kalau orang Kristen menyebut sidi, saat itu ia merasakan ada suara panggilan baginya untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Memang waktu itu ia masih anak-anak, dan ketertarikannya menjadi seorang pastur diawali saat ia melihat pola kehidupan pastur atau misionaris yang saat itu menjadi gembala umat di parokinya.
Pastur itu dilihatnya begitu dekat dan mencintai umatnya. Pastur juga sering berkunjung ke rumah atau keluarga-keluarga umat yang dekat dengan para misionaris atau pastur. Termasuk dulu ke rumah orangtuanya. Saat pastur itu datang ke rumahnya, ia melihat ibunya sibuk menyiapkan yang terbaik untuk para misionaris ini dengan menu makanan yang terbaik. Kalau ada potong ayam, pasti bagian dadanya untuk hamba Tuhan ini. Menurut Romo Ronny, pastur ini begitu ramah, menyayangi anak-anak, dan sering membagikan permen. Makanya ada perlakuan khusus yang diberikan orang tuanya kepada pastur. Dan orangtuanya sangat mengasihi pastur ini. Ketika itu, Romo Ronny berkata dalam hatinya, kalau ia besar ingin menjadi seperti pastur ini. Dan, saat pastur ini berkunjung ke rumahnya, ibunya selalu mengajaknya untuk diberkati oleh pastur. Sang pastur menumpangkan tangan dan menjamah ubun-ubun kepalanya, lalu memberi tanda salib, blessing atau berkat Tuhan di atas dahinya.
Dan Romo Ronny kecil waktu itu merasakan sukacita dan gembira dalam hatinya. Makanya ia ingin menjadi gembala seperti pastur. Romo Ronny percaya bahwa Tuhan memanggilnya, dan membisikkan suara panggilanNya itu melalui sesamanya, yaitu melalui lingkungannya. Ini motivasi awal ketertarikannya dari perilaku orang tuanya terhadap pastur ini. Setelah ia tamat SD, lalu ibunya bilang, apa mau masuk sekolah seminari atau tempat persemaian benih-benih Tuhan atau sekolah calon pastur.
Waktu itu, ia pun menyetujui usulan dari ibunya, tapi sayang kala itu seminari kecil di tempat tinggalnya sedang tutup programnya. Jadi ia tidak jadi masuk SMP Seminari, dan Romo Ronny melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bajawa, Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur. Setamat Romo Ronny dari SMP suara panggilan Tuhan mulai menggema lagi. Lalu ia meminta ibunya untuk mendaftarkannya ke Sekolah Seminari Menengah St. Yohanes Berchmans Todabelu Metaloka Ngada. Setelah itu, ia melanjutkan ke Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret, Maumere, Flores. Kemudian ia juga menempuh pendidikan S1 di STFK Ledalero (1990-1994), lalu ia mengambil program pascasarjana Magister Ilmu Pertahanan (M.Si.Han) di Universitas Pertahanan Indonesia (2013-2015). Dan Romo Ronny lulus dengan predikat Cum Laude
Selanjutnya Romo Ronny menyelesaikan studi Doktor (S3) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) program studi Manajemen Sumber Daya Manusia, dan lulus pada 1 Oktober 2019 dengan predikat cum laude. Ia juga pernah mendapat Bintang Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai lulusan terbaik atau cum laude PPRA XLVII LEMHANNAS RI oleh Gubernur LEMHANNAS RI (2012). Tak hanya itu, Romo Ronny pernah mendapat penghargaan Yudha Buana Sastra sebagai penyusun tesis terbaik atas penilaian Rektor Universitas Pertahanan Indonesia dan Menteri Pertahanan RI (2015). Dan sekarang Romo Rommy berkarya sebagai Pastur Bantuan Militer dan Polri (Pasbanmilpol) Keuskupan TNI/Polri, pastur pendamping umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri seluruh wilayah Indonesia pada ordinariat militer indonesia.
Sejak Januari 2016 lalu, ia bekerja pula sebagai dosen pada Prodi “Damai dan Resolusi Konflik” di Fakultas Keamanan Nasional (Kammas) di Universitas Pertahanan Indonesia. “Itulah pendidikan dan pengalaman kerja yang sudah ditempuh dan sejarah perjalanan panggilan saya,” katanya. Romo Ronny menuturkan, ia menyakini kekuatan doa. Menurutnya, ia berdoa setiap hari dari jam 5.30, dan misa pagi itu mendasari seluruh aktifitas pelayanannya di sepanjang hari. Romo Ronny berpendapat, ia harus taat menimba kekuatan dari altar Tuhan melalui perayaan misa kudus. “Mengapa diadakan misa pada jam 5.30 pagi. Supaya jam 6 pagi tepat selesai,” ujarnya. Kalau Hari Minggu, kata Romo Ronny, agak lama diadakan Misa Kudus, karena ada umat dari luar juga yang datang ke sini. Dia punya pengalaman iman ketika menghadapi kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan sebagai ujian atau cobaan kehidupan. Dan kalau kesulitan atau tantangan itu hadir ia tak berpaling ke mana-mana, karena ia percaya punya Tuhan yang besar, namanya Tuhan Yesus. Dan ia akan datang kepada Tuhan di dalam doanya, dan ia pun mengikuti Doa Angelus (Doa malaikat Tuhan) yang dia lakukan pada jam 6 pagi, jam 12 siang, dan jam 18.00 sore. “Setiap jam 6 pagi lonceng berbunyi, dan saya doa angelus. Doa ini tidak lama karena berbeda dengan ibadah,” pungkasnya. Selain itu, Romo Rommy berdoa brevier atau ofisi. Ini dilakukan setiap ada jam ibadah, baik mulai dari ibadah pagi, ibadah siang, ibadah sore dan ibadah malam.
Selain berdoa, imbuhnya, kita punya kekuatan dari Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah pelita dan terang di dalam kehidupan kita. “Dan firman Tuhan adalah pedoman di dalam kehidupan kita. Maka kekuatan saya adalah membaca dan merenungkan Firman Tuhan atau kitab suci setiap hari,” kata Romo Ronny. Ia menambahkan, kita harus ada waktu untuk saat hening atau saat teduh untuk menimba kekuatan dari Firman Tuhan. “Selain Ekaristi Kudus di gereja setiap pagi itu, saya sangat yakin dengan kekuatan doa. Doa mampu mengubah segala yang tidak mungkin bagi manusia, dan segala sesuatu mungkin bagi Tuhan,” cetusnya.
Katanya lagi, Tuhan itu hanya sejauh doa kita. Dan doa bagi negeri ini sering dipanjatkan oleh Romo Ronny sebagai pastur di kalangan TNI/Polri ketika ada problem atau persoalan bangsa, seperti bahaya disintegrasi bangsa. Juga saat muncul ujaran kebencian, hoax yang begitu ramai, dan munculnya gangguan-gangguan atau ancaman-ancaman terhadap ideologi bangsa. Dan sebagai orang LEMHANNAS Romo Ronny selalu berbicara mengenai spirit kebangsaan. Dan ia peka saat ada gerakan-gerakan yang diwarnai oleh aksi kekerasan atau radikalisme dan sebagainya. Romo Ronny juga berikhtiar untuk membangun dialog dengan sesama elemen anak-anak bangsa dan tokoh-tokoh lintas agama. Dan ia membawa semua persoalan ini di dalam doa, karena ia percaya akan kekuatan doa. Katanya, the power of prayer, atau doa mampu menjawab segala dambaan, harapan dan kerinduan kita sebagai umat manusia.
Berbicara mengenai virus corona yang sangat ditakuti oleh dunia internasional akhir-akhir ini, kata Romo Ronny, Tuhan kita selalu menjanjikan keselamatan, damai sejahtera dan sukacita di dalam hidup ini. “Karena Tuhan kita bukan Tuhan yang kejam. Bukan Tuhan yang menghukum, dan bukan Tuhan yang membalas dendam, karena manusia menjauhkan diri dari Tuhan,” kata Romo Ronny.
Dia percaya pada kerahiman Tuhan Yesus, karena Tuhan kita maha rahim, maha penyayang, panjang sabar, dan besar belas kasihNya yang tak bertepi. “Asalkan manusia mau berbalik dan datang padaNya, makaTuhan akan memaafkan dan mengampuni kita,” katanya. Dan harapan Romo Ronny kepada umat Kristiani, katanya, kita harus semakin meningkatkan ketahanan iman kita. “Perlu keteguhan atau kekuatan iman agar kita dimampukan untuk bisa beradaptasi, dan agar bisa menghadapi realitas wabah penyakit corona ini. Dan kita bisa meneguhkan sesama saudara, baik yang terpapar virus penyakit corona maupun elemen anak bangsa yang lain. Dan kita yang aktif dalam kegiatan lintas agama, mari kita bersama Pemerintah, Kementerian Kesehatan untuk mengatasi musibah ini. Dengan demikian saya percaya badai pasti berlalu, dan terjadi pemulihan atas bangsa ini,” kata Romo Ronny.
Sebagai seorang yang aktif di aras kebangsaan, sebagai alumni LEMHANNAS dan selalu bergerak pada tataran kebangsaan dengan berbagai kegiatan agama, kata Romo Ronny, ia menaruh pengharapan besar kepada pemerintahan kedua dari Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Maruf Amin. Harapannya adalah, apa yang sudah dicita-citakan, dasar-dasar yang kokoh dan kuat pada periode 5 tahun pertama kabinet kerja ini diteruskan pada kabinet Indonesia sekarang. Dan ini untuk pencapaian-pencapaian yang menjadi tujuan nasional dan kepentingan nasional kita sebagaimana dimandatkan di dalam Pembukaan UUD 1945. Dan di situ ditegaskan kesejahteraan rakyat lahir dan batin, perlindungan atau jaminan terhadap seluruh tumpah darah Indonesia, yaitu seluruh masyarakat Indonesia, tanpa diskriminasi serta tanpa membeda-bedakan perhatian.
“Saya percaya Joko Widodo yang dipilih oleh masyarakat Indonesia dengan jumlah yang signifikan menjadi pemenang, tentu ada sekian besar harapan masyarakat di atas pundaknya. Yaitu membawa bangsa ini pada kemajuan, kesejahteraan dan berperadaban kasih, berperadaban damai, toleran dan penuh harmoni. Kenapa saya tekankan harmoni. Karena negeri ini sungguh-sungguh majemuk, plural, dan multikultural. Maka sasanti kita persis di bawah lambang negara garuda Pancasila adalah Bhinneka Tunggal Ika. Tapi ada kelanjutannya Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hanna Dharma Mangrawa. Artinya, kita berbeda-beda tetapi tetap satu, dan tiada kebenaran yang mendua. Inilah harapan saya kepada pemerintah, dan ada cita-cita luhur bangsa untuk kesejahteraan masyarakat, dan terutama memberikan hak-hak yang sama, tanpa membeda-bedakan. Termasuk perlindungan, seperti beribadah, dan perlindungan mengekpresikan imannya, karena itu dijamin konstitusi negara oleh UUD 1945. Dan negara juga mesti hadir ketika ada problem-problem, terutama yang mengancam eksistensi bangsa, yaitu harmoni sesama anak bangsa. Negara mesti hadir memberikan jaminan kepastian bahwa negara ini sesuai dengan pidato Bung Karno, yaitu didirikan oleh semua dan untuk semua. Itu harapan saya kepada pemerintahan Joko Widodo dan para menteri sekarang ini,” katanya.
Sedangkan harapannya kepada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), menurutnya, terhadap lembaga antirasuah ini, sebenarnya ini anak kandung zaman Reformasi. Di mana kita mendambakan adanya pemberantasan korupsi di negeri ini, supaya masyarakat Indonesia terbebas dari praktik-praktik, tidak hanya kolusi atau nepotisme, terutama korupsi. Dengan demikian uang negara yang diperuntukkan untuk pembangunan dan pencapaian tujuan kita hidup berbangsa dan bernegara itu bisa tersalurkan dengan tepat. Sasarannya untuk pembangunan, bukan ditilep atau dikorupsi oleh koruptor-koruptor yang tidak bertanggungjawab. “Karena itu, kita menaruh harapan yang besar terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi ini. Saya percaya kepada orang-orang yang lolos seleksi, putra-putri terbaik negeri ini, orang yang punya integritas yang handal dan hemat. Jangan seperti pemilu kemarin, karena sekarang ini mulai agak terguncang, ketika ada Komisioner KPU terkena OTT (Operasi tangkap tangan). Tapi kita berharap Komisioner KPK jangan sampai ada yang begitu, supaya harapan besar rakyat kepada komisi antirasuah ini tidak dikecewakan,” pungkasnya.
Romo Ronny lahir di Bajawa, Flores, NTT, pada 14 November 1967 lalu. Pengalaman Romo Ronny lainnya, ia pernah mengikuti kegiatan rohani, pastoral dan kemanusiaan di luar negeri, seperti di Kamboja, Filipina, Palestina, Israel, Mesir, Yordania, Vatikan, Korea Selatan, Timor Leste, Malaysia, Papua New Guine, Singapura, Vietnam, Italia, Monaco, Perancis, Belgia, dan Belanda. Dan sejak awal Maret 2017, ia diangkat menjadi moderator Vox Populi Institute Indonesia untuk mengembangkan nilai-nilai kebangsaan. JK