Belajar bagi seorang pemimpin tidak hanya yang formal melalui sekolah, tetapi juga melalui pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain. Kesalahan selama ini, seorang pemimpin hanya mengandalkan pendidikan formalnya, walaupun itu tetap diperlukan. Tanpa belajar dari pengalaman diri dan orang lain, maka proses belajar yang sesungguhnya belum dimiliki oleh orang tersebut. Faktor pendukung, bagaimana seseorang mampu mengembangkan talenta yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Talenta dapat bermakna kepercayaan, tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada seseorang dalam kehidupan oleh Tuhan. Setiap orang dipercayakan oleh Tuhan, diberikan talenta sesuai dengan kesanggupannya masing-masing. Dalam jumlah dan bentuk yang berbeda sesuai kemampuannya. Tapi yang paling penting bukanlah talenta awal yang ada padanya. Ada beberapa hal yang harus menjadi tujuan lanjutan dari talenta.
Investasi, Proses dan Action Bukan Instant
* Oleh: Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom
Narwastu.id – Pemimpin adalah orang yang selalu haus akan pengalaman yang baru, dan selalu baru tiap harinya ingin mendapatkan sesuatu informasi yang baru. Pengalaman merupakan buku ajar yang tak ada selesainya. Pemimpin yang hadir melalui proses panjang dan investasi kemampuan dari bawah, selalu peka dan gerak cepat bukan instant. Proses seorang pemimpin memiliki alur atau jalan yang dilalui dengan setapak demi setapak. Fokus dengan tujuan kemajuan dan perubahan yang lebih baik. Mampukah kita memasuki sorotan tajam dengan mata dan hati kita yang tulus. Terjangan yang menghampiri seorang pemimpin tidak hanya mengandalkan kemampuan peka dalam visual dan auditorinya. Tetapi pemimpin harus mampu menyeimbangkan IQ, EQ dan SQ-nya, sehingga perlahan memahami perilaku orang lain.
Konsisten dengan ucapan dan bertanggungjawab dengan apa yang dieksekusi. Itulah proses, investasi dan action seorang pemimpin. Proses panjang pembelajaran dan investasi kemampuan lewat pengalaman dapat dilalui dengan baik. Sukses lainnya adalah, siap menangkap peluang yang ketika kesempatannya tiba. Mengharapkan menjadi pemimpin sejati dengan cara instant adalah hal mustahil. Seni memimpin, seni berbicara, dan seni mengatasi masalah memiliki metode yang berbeda-beda. Mana yang pas digunakan dan mana yang pantas untuk disampaikan. Jangan menghindari sebuah masalah dan berhenti saat mendengar masalah, tetapi siaga mengatasi dan turun dalam menyelesaikan masalah itu sampai tuntas sehingga tidak berhutang.
Jangan pernah iri dengan teman yang punya kemampuan lebih banyak. Talenta harus digandakan sesuai dengan kerja keras dan berproses bertahap. Dalam penggandaan talenta, kita tidak dituntut mengembangkan potensi yang tidak kita miliki, sama seperti perumpamaan tentang talenta. Jika kita membaca lagi perumpamaan tentang talenta, penggandaan yang digambarkan adalah dua kali lipat. Untuk itu perlu membuat strategi dan target usaha apa saja yang kita lakukan untuk menggandakan talenta itu. Sudahkah kita miliki? Kesetiaan seorang pemimpin terhadap perkara kecil yang dipercayakan kepadanya akan memberinya kepercayaan dalam perkara-perkara lebih besar.
* Penulis adalah dosen ilmu komunikasi, cendekiawan, pengamat sosial kemasyarakatan dan praktisi pendidikan, tinggal di Kota Bekasi, Jawa Barat.
menurut saya, jiwa seorang poemimpin lahir dari sebuah panggilan…terpanggil untuk melayani orang-orang yang dianggapnya perlu di bangun, baik dalam hal intelektual maupun dalam hal material…
contoh paling dasar di bidang pendidikan…peranan seroang pengajar/guru membutuhkan panggilan,khususnya mereka yang menjadi guru/pengajar di daerah pelosok negri, bagai mana tidak, seorang guru/pengajar di pelosok jika bukan karena sebuah panggilan atas apa yang mereka saksikan dimana masih banyak anak-anak kurang beruntung harus putus sekolah atau bahkan TIDAK sekolah sama sekali…Nah! dari sebuah panggilan sang guru/pengajar melepaskan zona nyaman mereka untuk “memilih” melayani anak-anak tersebut dan ini yang saya sebut dengan KEPEMIMPINAN SEJATI dari lini paling dasar…para pengajar/guru berhasil MEMIMPIN dirinya dalam hal MENENTUKAN hal yang mana yang dianggap PERLU diatasi…