Narwastu.id – Bicara negara adalah bicara kemerdekaan. Dalam konteks Indonesia sekarang, ada pergumulan sosial, kemiskinan, kebodohan, dan bukan hanya pergumulan dalam hal materi. Apakah keadaan ini akan terus terjadi, itulah pertanyaan. Tapi melihat keadaan seperti ini gereja harus peduli, tidak boleh kita berada di awang-awang. Dalam situasi di Kota Roma saat zaman dulu, kala itu Roma adalah pusat perdagangan dan pusat kebudayaan. Dan di sana ada budak, ilmuwan, pejabat dan pedagang. Dan berbagai bangsa ada di sana sebagai pusat kota modern.
Demikian disampaikan Pdt. Godfried Julius Lantu, M.Th saat menyampaikan khotbah di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini, yang didasarkan pada Kitab Roma 15:1-13. “Saat itu orang atau kelompok yang kuat adalah yang punya ekonomi atau kekuasaan. Dalam hidup ini kita tidak boleh pasif, harus aktif. Dalam prinsip rohani, orang yang kuat wajib menolong yang lemah. Tuhan menghendaki kita peduli dan mau menolong sesama kita. Perlu solidaritas,” katanya.
Menurut Pdt. Lantu, solidaritas berdasar pada kebutuhan. Orang misalnya ke gereja untuk mencari Firman Tuhan ditaburkan. “Apa yang terjadi di dunia ini harus selalu kita lihat dari sisi rohani atau iman,” ujarnya. Sekarang banyak orang yang tidak jujur, menikmati uang yang bukan miliknya. Mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. “Tuhan akan memberkati orang yang memperhatikan orang lemah. Kita lihat sekarang, ada orang berulangtahun di panti asuhan atau kelompok yang kurang beruntung. Mereka senang karena diperhatikan, baik dengan makanan ataupun kue. Itulah solidaritas,” cetusnya.
Kita harus hidup dengan bersolidaritas, katanya, karena itulah yang Tuhan inginkan. Mengenai sulitnya mendirikan tempat ibadah sekarang, karena ada peraturan dari menteri, itu nampaknya tidak memperhatikan kepentingan kelompok lain. Dan sekarang masih sulit membangun tempat ibadah, karena ada SKB 2 Menteri 1979. “Kebutuhan-kebutuhan masyarakat itu harus pula diketahui gereja. Kita ini kaya akan hikmat dan kuasa Tuhan. Tuhan memberikan anugerah kepada kita untuk memuliakan Dia dengan bersolidaritas kepada yang lemah. Tuhan akan memperhatikan setiap kebutuhan kita, kalau kita bersolidaritas,” katanya. KT