Narwastu.id – Asosiasi Pastoral Indonesia (API) pada Selasa, 16 Juli 2024 menggelar acara jumpa pers bersama jurnalis media Kristiani di Kampus Universitas Krida Wacana, Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Acara yang dimulai pukul 13.30 dan selesai pukul 14.30 WIB itu mengusung tema “Pelayanan Pastoral untuk Kesejahteraan Bangsa.” Jumpa pers ini dihadiri John Livingstone Wuisan (Ketua Umum Pengurus Pusat API) dan Dr. Theresia Citraningtyas (Ketua Panitia Pelaksanaan Indopaster 2024). API sebagai lembaga yang mewadahi para pelayan pastoral di Indonesia, pada 9 Agustus 2024 ini berusia 33 tahun. Visi dan misi API adalah mensejahterakan manusia di tengah-tengah keutuhan ciptaan Allah. Karenanya, dalam memperingati 33 tahun ini, API akan menyelenggarakan kegiatan The Indonesia International Pastoral Encounter (Indopaster) 2024.
Kegiatan Indopaster 2024 merupakan bagian dari program kerjasama API dengan UKRIDA (Universitas Kristen Krida Wacana) Jakarta. Di satu sisi, API mengusung tema: Pastoral bagi kesejahteraan bangsa, dan di sisi lain UKRIDA melaksanakan visi Tri Darma Perguruan Tinggi, yang unggul dari taraf nasional dan internasional berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Tentu saja tema kesejahteraan bangsa ini sudah dipertimbangkan dengan matang, apalagi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 yang berujung pada terpilihnya para pemimpin bangsa. API terpanggil untuk berkontribusi dalam penguatan dan pemberdayaan umat atau warga negara untuk bersama-sama menjalankan panggilan negara. Dan diharapkan dari situ akan lahir pemimpin-pemimpin terbaik yang akan membawa umat atau warga menikmati kesejahteraan.
Diingatkan juga para pemimpin atau pemerintah adalah wakil Allah untuk melaksanakan tugasnya di bidang pemerintahan. Dan pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan bangsa. Memilih pemimpin terbaik sama artinya dengan perjuangan ke arah yang benar untuk menjamin kesejahteraan rakyat. Pemilihan Umum Serentak tidak boleh dipandang sekadar sebuah agenda nasional. “Ini adalah panggilan untuk ikut bertanggung jawab pada makna kesejahteraan umat,” tutur John Livingstone Wuisan. Ia mengemukakan, apatisme atas alasan apapun adalah sebuah kebodohan yang harus diperangi. Sementara itu, Dr. Theresia Citraningtyas mengatakan, meski setiap orang memiliki jiwa pastoral, namun harus terus dihidupkan dalam upaya membangun koneksi, kepedulian dan kebersamaan. Sebab itu juga yang akan menentukan keberhasilan seseorang di tengah masyarakat. JK