Narwastu.id – Pria Batak Karo ini, sekarang maju jadi Caleg DPRD dari Partai NasDem di daerah pemilihan Sumatera utara (Sumut). Dia adalah salah satu tokoh muda asal Sumatera Utara (Sumut) yang ingin melihat bangsa ini damai, aman dan sejahtera. Dia pula tokoh muda nasionalis dan religius yang pernah tampil sebagai Calon Bupati Kabupaten Tanah Karo, Sumut, di Pilkada 2015 lalu. Meskipun di pilkada yang diikuti 7 pasangan calon itu ia belum berhasil menang, namun ia sudah berupaya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat agar tahu hak dan kewajibannya.
Kala itu Heben Hezer Ginting, Amd., S.E. di Pilkada 2015 lalu di Tanah Karo, tampil sebagai calon independen. Melalui perjuangan yang berat, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah membuktikan bahwa ia figur berkarakter dan punya integritas. Ia punya mimpi ingin melihat kampung halamannya sejahtera, aman, damai dan makmur. Pengusaha tambang dan properti yang beribadah di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ini menuturkan, ia terpanggil maju untuk menjadi calon bupati di daerahnya, karena ia melihat pemerintah setempat cukup lemah dalam menangani warga korban bencana alam Gunung Sinabung.
“Banyak bantuan mengalir ke sana, namun masyarakat masih kesulitan dan menderita. Di sinilah pemerintah setempat kurang mampu memanage SDM dan dana yang ada. Bencana Sinabung itu sesungguhnya bencana daerah, namun disebut-sebut menjadi bencana nasional. Karena pemerintah setempat tak mampu menangani masalah yang ada. Dan 30 tahun pemerintah di sana kurang kapabel membangun Tanah Karo,” ujar pimpinan Artane Buana Energi yang lahir di Desa Munthe, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, 8 Maret 1970 ini.
Anggota MPO Pemuda Pancasila dan anggota Dewan Penasihat FKPPI di Kabupaten Tanah Karo ini mengatakan, Tanah Karo yang luar biasa subur sebagai berkat Tuhan sesungguhnya bisa lebih maju dibangun, asal pemimpin daerahnya memahami “Revolusi Mental” atau istilahnya Revitalisaasi. “Revitalisasi artinya: mengembalikan hal-hal yang vital pada hal-hal yang baik, baik soal budaya, pendidikan maupun ekonomi,” tegas suami tercinta Nirwana Sebayang, S.Si ini.
“Tanah Karo punya tanah subur, hasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang luar biasa melimpah. Juga punya pemandangan alam yang indah, seperti di Merek yang berada di dekat Danau Toba. Berastagi pun dulu mendapat pengakuan dari dunia internasional sebagai kota sejuk dan penghasil buah dan sayur, sekarang seperti tak kedengaran lagi,” cetus mantan Ketua Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Politehnik ITB ini. “Tanah Karo perlu memiliki pemimpin yang mau berkorban dan mau berjibaku untuk membangun daerahnya, dan itu pasti akan didukung rakyat kalau dia mau tampil untuk kedua kalinya,” papar mantan Ketua Umum Kolaborasi 7 Relawan Djarot/Sihar di Pilkada Sumut 2018 itu.
Di kampung halamannya, Heben Heser saat berkampanye dulu berani mengkritisi penyakit sosial, seperti perjudian, dan peredaran narkoba di tengah masyarakat. “Saya tahu ada yang tidak suka kepada saya karena saya tegas bicara perjudian agar diberantas aparat, namun kalau bangsa ini ingin hidup sejahtera, maka perjudian harus diberantas. Peredaran narkoba harus dilawan, karena itu menimbulkan penyakit HIV/AIDS dan pergaulan bebas,” pungkas mantan Ketua Badan Koordinasi Mahasiswa Karo se-Bandung Raya ini.
Ia berpendapat, kalau masyarakat ingin memilih pemimpin yang baik, maka jangan pragmatisme di dalam memilih, tapi mesti rasional. “Ketika saya tampil di Pilkada 2015 Tanah Karo saya tidak mau memberikan uang atau apapun yang sifatnya sesaat. Saya memberikan komitmen saya, bahwa jika kelak terpilih maka saya akan memakai APBD yang jumlahnya besar itu untuk kesejahteraan masyarakat. Ketika saya tampil jadi calon bupati rakyat yang mendukung saya itu memang hanya 6.000 orang, dan pemenang mendapat suara 40.000 orang. Namun saya bangga, karena pemilih saya bukan orang yang diberi sesuatu supaya memilih saya,” tegasnya.
Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil Politehnik ITB ini menambahkan, dari pengalaman di pilkada itu ia mendapat pelajaran berharga, terutama dalam menghadapi kerasnya pertarungan politik. “Sebagai pengikut Kristus saya mengimani bahwa lewat pilkada itu saya dilatih, dan saya banyak belajar untuk mempersiapkan diri agar bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya bersyukur, karena ada banyak relawan yang membantu saya. Dan saya juga merasakan ada tempaan Tuhan di situ agar saya lebih sabar dan rendah hati. Dari pilkada itu pun saya petik pelajaran bahwa kalau sebuah daerah ingin maju, maka pemimpinnya jangan dibebani utang. Jangan sampai ada kekuatan tertentu yang bisa menyetirnya atau itu menjadi bebannya ketika dia sudah menjabat,” terangnya.
Sekarang, Heben terjun lagi menjadi caleg. Menurutnya, aktif di dunia politik kita mesti siap secara mental dan finansial. “Saya memilih Partai NasDem yang menawari saya untuk bergabung, karena parpol ini berjiwa perubahan untuk mensejahterakan masyarakat. Dan memang melalui politik kita harus berupaya mensejahterakan rakyat,” ujar Ketua Warga Munthe asal kampung Munthe (Tanah Karo) di DKI Jakarta dan sekitarnya ini. Heben Heser kini Caleg DPRD Sumut Dapil 11 untuk daerah Karo, Dairi dan Pakpak. Partai NasDem selama ini dikenal parpol nasionalis yang gigih mendukung Presiden RI Joko Widodo sejak Pilpres 2014 lalu hingga sekarang. Partai NasDem dipimpin tokoh nasional dan bos Metro TV yang dikenal Pancasilais, Surya Paloh. Menurut Heben, dalam hidup ini kita sebagai orang Kristen tak bisa hanya memikirkan keluarga sendiri, tapi kita harus berupaya menjadi berkat atau memikirkan sesama.