Narwastu.id – Musyawarah Daerah (Musda) Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik (PMKRI) NTT (Nusa Tenggara Timur) resmi dibuka di Hotel Naka Kota Kupang, pada Jumat sore, 25 Juni 2021. Kegiatan Musda yang berlangsung selama dua hari, 25-27 Juni 2021 ini diawali dengan misa (ibadah liturgis) yang dipimpin Romo/Pastor Maxi Un Bria dan dilanjutkan dengan seremonial pembukaan.
Koresponden Majalah Kristiani NARWASTU, Isto Haukilo dari Kupang melaporkan, Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang hadir membuka secara resmi Musda Forkoma, yang diikuti utusan dari 15 kabupaten/kota se-NTT.
Dalam sambutan Uskup Petrus Turang menyampaikan proficiat atas terselenggaranya kegiatan Musda.
Uskup lantas memberikan peneguhan kepada para alumni PMKRI agar menjadi kader bangsa dan gereja yang selalu memperjuangkan kesejahteraan bersama atau “bonum comunae.”
Ada sejumlah agenda dan isu-isu pembangunan di NTT yang dibahas dalam Musda termasuk agenda pemilihan Ketua Forkoma PMKRI NTT. Setelah dua hari melakukan Musda, Forkoma PMKRI NTT sepakat memilih Aloysius Min sebagai Ketua Forkoma PMKRI Provinsi NTT periode 2021-2024. Pada tahap proses penjaringan, terdapat tiga bakal calon, yakni Kristoforus Efi, Aloysius Min, dan Bartol Badar. Namun dalam nuansa persaudaraan dan musyawarah mufakat forum mempercayakan Aloysius Min menahkodai Forkoma PMKRI Provinsi NTT untuk periodisasi tiga tahun ke depan.
Pasca sidang Musda, Ketua Forkoma NTT Alo Min menegaskan komitmennya untuk menjadikan Forkoma PMKRI NTT sebagai rumah bersama persaudaraan bagi seluruh alumni, pun sebagai penyatu PMKRI seluruh Indonesia yang berdomisili di provinsi NTT.
“Saya berkomitmen untuk menjadikan Forkoma sebagai rumah bersama bagi seluruh alumni PMKRI di manapun berada di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur,” tegas Alo Min dalam sambutannya di hadapan peserta Musda.
Dia berharap anggota Forkoma PMKRI Provinsi NTT yang tersebar dan menggeluti berbagai ladang profesi di 22 kabupaten dan kota, boleh berada di mana-mana tetapi tidak ke mana-mana. “Kita harus tetap ada bersama di rumah besar Forkoma untuk membangun organisasi ini agar bermanfaat bagi anggota, bangsa, dan gereja,” ajaknya.
Alo Min juga berkomitmen untuk menjalankan seluruh keputusan Musda yang dimandatkan kepadanya, untuk mewujudkan semua program kerja yang telah dirumuskan oleh forum Musda. Dia meminta dukungan seluruh anggota Forkoma agar bergerak bersama-sama dalam spirit “tiga benang merah”, yakni Intelektualitas, Kristianitas, dan Fraternitas.
Alon Min juga menekankan, Forkoma PMKRI NTT harus berwatak independen, tidak boleh diatur oleh siapa-siapa tetapi Forkoma mengatur dirinya sendiri. Musda Forkoma PMKRI NTT dihadiri delegasi dari 15 kabupaten/kota, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu, Malaka, Alor, Lembata, Sikka, Ende, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat, dan Sumba Tengah. VM