Narwastu.id – Pada Sabtu pagi, 23 Januari 2021 lalu, ibadah pemberkatan nikah Imelda Angeline Reimas (Putri bungsu Pembina Majalah NARWASTU dan pemuka gereja aras nasional Pdt. DR. Nus Reimas-Ibu Dientje Reimas) berjalan dengan baik, reflektif dan lancar. Angeline menikah dengan pemuda asal Amerika Serikat, Josef Keefe Bright, yang bekerja di Vietnam. Ibadah pemberkatan diadakan di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Menara Iman, Jakarta Timur, dan dipimpin mantan Ketua Umum PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang. Dalam khotbahnya Pdt. Henriette Lebang mengatakan, meskipun Angeline dan Josef berbeda budaya dan negara, namun mereka harus hidup dengan kasih dari Kristus. Dan Pdt. Henriette pun berdoa agar pasangan ini diberkati Tuhan dalam rumah tangga baru.
Liturgi ibadah pemberkatan ini diadakan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hadir dalam acara ini sekitar 150 orang undangan dengan mengikuti protokol kesehatan, termasuk kerabat, sejumlah pimpinan gereja aras nasional dan para pengurus Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI). Di LPMI Pdt. Nus Reimas, yang akrab disapa Pak Nus, kini dipercaya sebagai ketua dewan pembina. Usai acara ibadah, dilanjutkan dengan sesi foto bersama, lalu santapan siang plus sebotol air jeruk dingin dibagikan kepada para undangan yang hadir di dalam sebuah tas jinjing. Panitia acara berulang kali mengingatkan para undangan supaya mentaati protokol kesehatan karena wabah Covid-19 masih rentan penularannya.
Kepada Majalah NARWASTU, Pdt. Nus Reimas menjelaskan, memang selama ini ia berdoa kepada Tuhan agar putrinya itu diberikan Tuhan jodoh, dan pasti jodoh dari Tuhan itu yang terbaik. “Menantu saya perempuan yang menikah dengan Billy adalah orang Jerman. Dan sekarang dapat lagi menantu pria orang Amerika Serikat. Itu semua Tuhan yang atur. Saya imani bahwa Tuhan yang menjodohkan Angel dan Josef, dan selama ini saya tidak pernah mengatur anak saya agar menikah, misalnya, dengan suku Ambon, Batak, Tionghoa, Manado atau orang Indonesia. Saya percaya bahwa Angel sudah dewasa dan imannya teguh. Dia pertama kali bertemu dengan Josef saat ada urusan pekerjaannya di Vietnam. Dan Josef berasal dari Gereja Baptis. Saya percaya pilihan manusia atau orangtua soal jodoh bisa salah, tapi pilihan Tuhan pasti yang terbaik,” kata Ketua Majelis Pertimbangan PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia) dan dua periode Ketua Umum PGLII ini.
Pdt. Nus Reimas mengatakan, ia hanya berharap agar Angel dan Josep memuliakan Tuhan di dalam rumah tangga baru mereka. Dan suami istri yang memuliakan Tuhan pasti diberkati. Sekadar tahu, sebelum mengikuti pemberkatan nikah lebih dulu Angel dan Josef mengikuti konseling pranikah dengan dibimbing pendeta senior di LPMI Pdt. Aryono. Kemudian Pdt. Nus Reimas pun menasihati dan mendoakan keduanya supaya saling mengasihi, terus memuliakan Tuhan di dalam keluarga, serta tidak meninggalkan aktivitas rohani di dalam keluarga. Sementara Pdt. Henriette Lebang dipilih untuk memberkati kedua pengantin ini, kata Pdt. Nus Reimas, karena Pdt. Ery, begitu ia akrab disapa adalah sahabat baik mereka. Selain itu, Pdt. Ery sangat fasih berbahasa Inggris, apalagi pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Gereja-gereja Se-Asia (CCA) dan ia pun tokoh gereja yang oikoumenis.
Berbicara tentang situasi dunia yang sekarang dilanda resesi ekonomi dan virus corona, Pdt. Nus Reimas menerangkan, keadaan dunia saat ini tetap di dalam kendali Tuhan, sehingga kita harus tetap sabar, ikuti protokol kesehatan dan teruslah bergantung pada Tuhan. “Orang paling pintar dan paling berkuasa sekalipun di dunia ini tak bisa menghentikan virus Covid-19, ini berarti manusia amat terbatas, tapi Tuhan kita itu maha kuasa dan Dia yang mengendalikan kehidupan manusia. Kita tak usah mengeluh atas keadaan ini, tetap bersyukur dan semangat bekerja dan teruslah bergantung pada Tuhan. Saya sudah hampir setahun tak bisa ke mana-mana melayani, seperti ke luar negeri, dan semua jadwal pelayanan saya di-cancel,” ujar mantan Direktur Nasional LPMI ini.
“Dulu saya bisa 24 jam melayani dalam sehari, dan sekarang saya bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga, dan melalui teknologi komunikasi seperti Zoom dan group WA tetap saya bisa menyuarakan kabar baik atau Injil pada banyak orang,” papar tokoh lintas agama ini. Menurutnya, kita memang sulit mengerti dengan situasi atau keadaan dunia saat ini, tapi kita harus percaya bahwa rancangan Tuhan itu baik dan indah. “Pikiran Tuhan itu tidak bisa kita selami, tapi kalau kita selalu bergantung kepada Dia tiap hari, maka Tuhan akan terus memberikan kekuatan, kemampuan dan berkatNya kepada kita. Kalau Tuhan beserta kita, maka tak ada yang perlu kita takutkan. Jalani saja hidup ini dengan terus berdoa, bersyukur, menjaga kesehatan dan bergantung penuh kepada Tuhan,” pungkas Pak Pendeta yang sering melayani di lembaga pemerintahan, TNI, partai politik dan gereja-gereja besar, bahkan gereja-gereja di pinggiran kota itu. GF