Roma 14:17, “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.”
Narwastu.id – Sukacita yang akan kita bicarakan adalah salah satu buah roh yang disebutkan di dalam Galatia 5:22 dan bukan sekadar sikap/perilaku. Kalau kita mau mengaktifkan sukacita di dalam roh kita, maka pemulihan akan selalu bermanifestasi di segala bidang kehidupan kita. Kita tahu bahwa segala sesuatu yang disediakan Allah hanya bisa diakses oleh iman, tetapi Alkitab juga mengungkapkan dengan jelas bagaimana iman, sukacita dan pengharapan berhubungan satu dengan lainnya di mana sukacita adalah pemicu yang akan membuat iman kita bekerja dan menghasilkan manifestasi janji-janji Allah di dalam Kristus Yesus bagi kehidupan kita.
Yang pertama harus kita mengerti adalah bahwa sukacita (joy) tidak sama dengan bahagia/kegembiraan (happiness). 1 Petrus 1:8b, “…Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.” Kegembiraan atau perasaan senang adalah hasil dari apa yang terjadi di sekitar/dalam kehidupan kita, tetapi sukacita adalah hasil dari apa yang kita tahu dari Firman Allah. Orang Kristen seharusnya berbahagia karena memiliki sukacita akan pengenalan akan Allah di dalam Yesus Kristus.
Mari kita perhatikan Roma 15:13, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan”, dan sekarang kita lihat urut-urutannya: (1) Allah memberikan kita harapan dan janji-janjiNya. (2) Kita harus meletakkan semua pengharapan itu kembali di dalam kasih karunia (1 Petrus 1:13, “…letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia…).
Dan (3) Maka Allah akan memberikan substansi/wujud dari pengharapan kita sekalipun belum dapat kita lihat dengan kasat mata. Substansi/wujud ini disebut sebagai iman/percaya (Ibrani 11:1) yang di dalamnya terkandung sukacita dan damai sejahtera. (4) Iman yang di dalamnya terdapat sukacita dan damai sejahtera ini akan bermanifestasi cepat atau lambat, karena iman adalah segala sesuatu yang Allah percaya.
Setiap kita yang sudah lahir baru telah memiliki sukacita ini di dalam roh kita, dan sukacita ini tidak bergantung dari apa yang terjadi dalam kehidupan kita, karena sukacita ini selalu hadir untuk menjadi kekuatan kita, Nehemia 8:11, “…sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu! (The joy of the Lord is your strenght).” Nabi Habakuk (Habakuk 3:17-19) pernah mengalami hal yang sama sekali tidak mengenakkan, di mana semua tanaman tidak menghasilkan, tidak ada makanan, tidak ada ternak, tetapi kemudian dia memutuskan untuk bersukacita karena dia tahu keselamatan yang dari Allah. Jadi bersukacita adalah keputusan kita.
Janji pemulihan atas bangsa Israel yang diserukan Nabi Yeremia juga dimulai dengan perintah bersukacitalah (Yeremia 33:9-11). Yang bertujuan untuk menjadikan umat Tuhan menjadi terpuji dan terhormat karena kebaikan dan segala kesejahteraan yang Tuhan lakukan di dalam kehidupan segenap umatNya (ayat 9), maka berdasarkan pengetahuan ini segenap umatNya harus mengeluarkan suara sukacita, suara kegirangan, dan berkata, “Bersyukur kepada Tuhan semesta alam, sebab Tuhan itu baik, dan kasih setianya untuk selama-lamanya” (ayat 11), dan sebagai hasilnya terjadilah pemulihan dalam kehidupan bangsa Israel.
Itu sebabnya, Rasul Paulus mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4). Jadi bersukacita adalah perintah dan bukan sekadar imbauan, karena Tuhan ingin mengangkat derajat kehidupan kita dengan menggenapi setiap janji-janjiNya bagi kita dan membuat orang lain melihat bahwa Allah hidup di dalam kehidupan kita. Bagi kita yang sadar bahwa kita berada di dalam kasih karunia Allah, tentu perintah ini bukan sesuatu yang memberatkan melainkan suatu pengetahuan akan kebenaran yang membebaskan kita untuk bersukacita senantiasa tanpa peduli keadaan apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan kita.
Jadi bersukacitalah senantiasa dan harapkan pemulihan terjadi di dalam kesehatan, rumah tangga, pekerjaan, keuangan, pelayanan kita, dan bersiaplah karena Tuhan sudah menyediakannya bagi kita. Amin.
* Penulis adalah Gembala Sidang dari Cibubur City Blessing, Cibubur, Jakarta.