Pemimpin Umum NARWASTU Bicara Refleksi Hari Pers Nasional 2025

19
Jonro I. Munthe, S.Sos (Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU/Berjaket) saat podcast bersama Ruval Astian di kantor Redaksi Majalah NARWASTU.

Narwastu.id – Pada Kamis, 6 Februari 2025 Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos diwawancarai Ruval Astian (Staf Majalah NARWASTU) seputar Hari Pers Nasional yang diperingati pada 9 Februari 2025. Jonro pun menyampaikan refleksinya sebagai jurnalis Kristiani. Jonro Munthe yang merupakan lulusan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, dan alumni Lembaga Pendidikan Pers Doktor Soetomo (LPPDS), Jakarta, menyampaikan kegelisahan dan pemikirannya atas situasi pers di Indonesia saat ini. Pasalnya, sudah banyak media cetak, termasuk majalah dan TV yang tutup karena “terjangan” media sosial (Medsos) yang begitu massif.

     Sadar atau tidak sadar, imbuh Jonro, kehadiran YouTube, TikTok, Facebook, Instagram dan yang lainnya, ikut mempengaruhi publik, sehingga “berpindah” untuk meninggalkan media massa. Meski demikian, ujarnya, untuk mendapatkan informasi yang terpercaya, akurat dan penting, sumber utama adalah media massa. Pasalnya, berita yang dimuat di media massa itu patut dipercaya, karena sudah melalui seleksi, dan redaktur media massa biasanya sudah paham tentang etika pers, seperti yang tertuang di Undang-Undang Pokok Pers Nomor 40/1999. Sedangkan berita yang dibuat di media sosial masih perlu diverifikasi, karena di media sosial banyak muncul hoax, termasuk berita-berita yang mengarah pada ujaran kebencian (Hate speech).

“Sering berita-berita atau informasi yang muncul di medsos menyajikan hoaks dan ujaran-ujaran kebencian. Dan ini sangat rentan mengusik persatuan dan kesatuan bangsa. Sementara yang kita inginkan adalah berita-berita yang positif, mampu memotivasi dan menyampaikan pesan optimisme. Media massa selama ini masih patut dipercaya, karena bisa menyajikan informasi dan berita yang bertanggung jawab. Apalagi wartawannya sudah mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW).

Beda dengan sajian di medsos, yang sering hoax,” ucapnya. Jonro berharap awak media, khususnya, jurnalis Kristiani tetap semangat, terus mengembangkan diri dan tetap bekerja keras serta cerdas agar bisa tetap eksis. “Mari kita sampaikan berita-berita yang membangun persatuan bangsa, memunculkan optimisme, kerukunan, kedamaian dan mencerahkan di media kita,” ucap peraih award sebagai “Jurnalis Muda Motivator 2009 Pilihan Majelis Pers Indonesia (MPI)” itu. SH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here