Dr. dr. Waldensius Girsang, SpM (K) Dokter Spesialis Mata dan Aktivis Gereja

105
Dr. dr. Waldensius Girsang, SpM (K). Cerdas dan religius.

Narwastu.id-Sesungguhnya Indonesia bangsa hebat, dan ada banyak anak bangsa yang berkontribusi di berbagai bidang, seperti bidang medis. Ada satu yang membanggakan soal keahlian orang Indonesia mengoperasi mata, dengan metode retinektomi relaksasi radial, operasi penempelan retina. Itulah yang dilakukan seorang dokter spesialis mata, yang memiliki keahlian spesifik mata Dr. dr. Waldensius Girsang, SpM (K). Ablasio retina, katanya, adalah kondisi lepasnya retina dari jaringan belakang bola mata, kondisi ini harus segera ditangani untuk mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah kebutaan. Sementara vitreoretinopati proliferatif atau proliferative vitreoretinopathy (PVR) adalah kondisi yang muncul akibat lepasnya retina, karena robekan atau lubang di retina (ablasio retina rhegmatogen). Kondisi ini akan mengurangi tingkat keberhasilan operasi penempelan retina.

Dan dokter yang punya keahliaan Vitreoretina dan Cataract tak banyak. Pria yang meraih gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) Medan dan lulus sebagai spesialis mata dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Jakarta ini adalah anggota aktif di beberapa organisasi kedokteran terkemuka, seperti Indonesian Ophthalmologist Association (IOA)-PERDAMI, Indonesian Medical Association (IMA)-IDI, dan European Society of Retina Specialist (EURETINA).

Pria ini juga mengikuti program fellowship di Jakarta Eye Center dan pelatihan vitreoretinal di Zhongshan Ophthalmologic Center, Sun Yat Sen University, Guangzhou, Cina. Program fellowship dan pelatihan ini memperkaya keahlian dan ilmunya di bidang oftalmologi umum, katarak, dan vitreoretinal. Kini dia bekerja sebagai spesialis mata yang terpercaya karena keahliannya yang unggul. Dia juga adalah salah satu anggota dari tim spesialis Katarak, LASIK, dan Vitreoretina.

Dan Waldensius adalah dokter senior di JEC, rumah sakit spesialis mata yang telah memiliki standar layanan internasional. Rumah sakit ini memiliki misi dan komitmen untuk dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pelayanan kesehatan mata. Selain itu, JEC selalu berupaya untuk bisa menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan khususnya buat pasien yang mengalami gangguan mata.

Prestasinya di bidang medis juga diimbangi dengan pencapaian pendidikan tinggi. Semangat belajarnya tinggi. Di usia yang tak muda lagi dia meraih gelar doktor dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, pada Senin, 3 Februari 2020 lalu. Tak tanggung-tanggung disertasi pria kelahiran, 27 Juli 1959 ini merupakan penemuan baru dalam pengobatan mata. Prestasinya ini mendunia, ia banyak diundang mempresentasikan temuannya ini ke berbagai negara. Adapun judul disertasinya “Pengembangan Metode Baru Retinektomi Relaksasi Radial yang Efektif dengan Efek Samping Minimal pada Ablasio Retina dengan Vitreoretinopati Proliferatif Tingkat Lanjut.” Disertasinya berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji pada sidang ujian terbuka Program Doktor, pada Senin, 3 Februari 2020 lalu di gedung Auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM Yogyakarta.

Metode baru operasi mata ini, bagi Waldensius, dilakukan dengan cara memotong retina secara radial, yang selama ini belum pernah dilakukan. Metode ini menjadi berbeda, karena cara sebelumnya adalah memotong secara melintang. Dirinya menegaskan bahwa pemotongan harus dilakukan dengan cermat sesuai ukuran tertentu untuk keamanan pupil. Promotor Dr. dr. Dwi Cahyani Ratna Sari, M.Kes., PA(K), temuan baru metode operasi mata dengan kondisi ablasio retina ini berhasil mengantarkan Dr. Waldensius Girsang meraih gelar Doktor ke-4.781 dengan IP 3.94 predikat summa cum laude atau dengan sebutan pujian tertinggi.

Pria Batak Simalungun asal Dairi, Sumatera Utara ini, mengikuti pendidikan SD sampai SMA di Sidikalang. Lalu pendidikan sarjana dengan gelar dokter diselesaikannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, tahun 1985.

Baru tahun 1995, dia melanjutkan pendidikan dokter spesialis mata di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 1999 dengan tesis berjudul “Synergic Effect of Tetracycline in Meibomian Gland Dysfunction.” Pendidikan spesialis mata dilanjutkan dengan menyelesaikan fellowship di bidang katarak dan operasi refraktif serta operasi vitreo-retina pada tahun 2000 di Jakarta Eye Center. Sempat juga mengikuti program fellowship di Jakarta Eye Center dan pelatihan vitreoretinal di Zhongshan Ophthalmologic Center, Sun Yat Sen University, Guangzhou, Cina.

Semasa kecil tubuhnya tergolong kecil di banding dengan anak-anak sebantarannya, tapi dirinya suka main bola. Sampai setelah menjadi dokter kesukaannya main bola terlihat menonjol, bahkan sempat jadi salah satu pemain PSMS Medan untuk usia muda. Satu saat ketika ambil spesial mata, kuliah magister di Universitas Indonesia (UI), ada pertandingan antara mahasiswa dan dosen. Dirinya masuk salah satu pemain. Oleh karena kelihaiannya main bola membuat para dosen mendekatinya, ingin kenal dengan dirinya.

Waldensius adalah ayah dua putri dan menikah dengan Eveline boru Ginting. Ia ayah dari Margareth dan Josephine, serta abang kandung dari Ketua Umum DPN PERADI dan advokat senior, Dr. Juniver Girsang, S.H. dan Dr. Junimart Girsang, S.H., anggota DPR RI dari PDIP. Yang luar biasa lagi, St. Dr. dr. Waldensius Girsang, Sp.M (K) ini pun aktif sebagai Pengantar
Jemaat (Pimpinan Majelis) di Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Salemba, Jakarta.

Waldensius sebagai umat Kristiani sadar, untuk melayani sesama mesti tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu. “Kita dipanggil untuk melayani, karena Yesus Kristus telah memilih untuk diriNya sendiri peran sebagai pelayan,” ujarnya. Hal paling mendasar yang harus dilakukan setiap orang kepada Tuhan, katanya, adalah melayani, sebab melayani adalah sebuah kehormatan.

Menurutnya, Tuhan tentu telah mengaruniakan kepada setiap orang Kristen ukuran iman, menerima anugerah, bahwa kasih karuniaNya berlimpah. Kata anugerah sendiri berasal dari istilah kharis yang diterjemahkan sebagai kasih karunia. Anugerah disebut juga kasih karunia adalah pemberian Tuhan yang tak terbatas, dicurahkan kepada orang-orang Kristen melalui Roh Kudus. Diberkati dengan kuasa rohani khusus yang disebut karunia-karunia rohani. Waldensius tahu betul jika dia diperkenankan menjadi ahli mata, mengoperasi tak seperti biasa, sudah tentu itu karena kasih karunia, diberikan kepada mereka yang mendapat keistimewaaan. “Saat saya mengadakan operasi, saya merasakan tuntunan Tuhan untuk melayani pasien,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here