Narwastu.id – Salah satu tokoh muda di Gereja Bethel Indonesia (GBI), Yohanes Harry Douglas Sirait selama ini adalah sosok yang tak asing di kalangan sinode besar tersebut. Tak heran, jika pria kelahiran Solok Sumatera Barat, 5 Februari 1986 itu pun kini digadang-gadang untuk meramaikan bursa pencalonan Ketua Departemen Pemuda dan Anak GBI (DPA GBI) periode 2023-2027. Tentu niat dari pendeta yang juga Gembala GBI GLCC, Green Lake-Jakarta Barat tersebut bukan didasari atas keinginan pribadi semata. Namun atas permintaan dari generasi muda GBI, sehingga putra dari Pdt. Henry Dunan Sirait ini memberanikan diri untuk maju dalam Kongres Nasional DPA GBI yang rencananya akan diadakan tahun depan di Jayapura, Papua.
Sebagai langkah awal, Yohanes yang didampingi oleh para sahabatnya yang menamakan diri Tim DPA Sehati, yakni para generasi muda GBI yang mendukungnya untuk maju sebagai kandidat KPP DPA GBI, pada Selasa, 23 Agustus 2022 menyambangi kantor pusat GBI yang berada di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. “Pendaftaran kita hari ini ke kantor DPA karena memang Pengurus Pusat DPA telah menyampaikan bakal calon dari internal pengurus dan membuka pendaftaran dari yang bukan pengurus saat ini. Jika pada periode sebelumnya Bang Yohanes menjabat sebagai sekretaris, dan kini diminta oleh teman-teman generasi muda di daerah untuk maju serta dalam prosesnya termasuk meminta izin kepada sejumlah pihak. Akhirnya beliau bersedia maju dan kami hari ini mendaftar ke DPA,” jelas Pdt. Aril Setiawan, Ketua Tim DPA Sehati usai melakukan pendaftaran yang diterima langsung oleh Ketua Biro Art Pengurus Pusat DPA, Pdp. Thio Soen Kiam.
Wacana sebagai bakal calon Ketua DPA sesungguhnya telah ada sejak dua tahun terakhir dari berbagai daerah. Setelah digumuli dan didoakan, juga mengantongi restu dari orangtua, keluarga dan pelbagai pihak, termasuk dari pimpinan Sinode GBI, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, M.Th., M.A. dengan menyambanginya ke Bandung. Hal itu dilakukannya mengingat Yohanes Sirait adalah Ketua Biro Pemerintahan di BPP GBI. “Beliau diizinkan untuk maju. Selain itu, dukungan untuk pria berdarah Tapanuli itu terus meningkat setiap harinya. Jika sebelum menghadap pimpinan Sinode GBI terdapat 10 pengurus daerah memintanya maju, bahkan ada yang mengirimkan surat permintaan secara resmi. “Sekarang jumlahnya sudah mencapai 22 daerah, dan ini terus bertambah. Puji Tuhan, ini bukti kerinduan generasi muda untuk DPA kembali bergerak secara aktif,” tukas Aril.
Salah satu bentuk kesungguhan Yohanes Sirait untuk maju dalam bursa pencalonan Ketua DPA GBI, yakni dengan cara akan menghidupkan kembali program 7 Spheres yang sesuai dengan program sinode tempatnya bernaung, selain menjadi berkat ke dalam, juga harus menjadi berkat bagi bangsa. Menurut Yohanes Sirait, GBI yang Sehati, maka DPA juga harus Sehati. Untuk itu profil generasi muda haruslah sesuai visi DPA GBI, yaitu menjadikan generasi muda seperti Kristus. “Tentang Sehati, yakni Servant Leaders; menjadi pemimpin yang melayani dan menghamba (Markus 9:35), Exceptional Thinkers; memiliki pikiran dan rasa yang satu, serta memberikan sumbangsih pemikiran bagi bangsa dengan mengikuti teladan Kristus (Filipi 2:5-8). Dan Helpful Collaborator; menjadi kolaborator yang baik dan ringan tangan dengan berbagai peran masing-masing sebagai satu tubuh Kristus (1 Korintus 12;12), Agile Communicators; menjadi pembawa berita yang cakap dan berhikmat dalam mewartakan kasih Allah (Amsal 25:11), Transformative Problem Solvers; menjadi jawaban dan solusi atas permasalahan dalam 7 spheres sebagai garam dan terang (Matius 5:13-16). Dan Impactful Innovators; menjadi kreator dan inovator dengan memaksimalkan teknologi dan sumber daya yang tersedia (Efesus 2:10),” terang suami dari Benedicta Silvi Megahastuti ini semangat.
Sedangkan mengenai program yang akan ditawarkan, ayah dua putra dan satu putri ini menuturkan, akan berkesinambungan dengan program yang sudah dijalankan sebelumnya dan haruslah sinkron dengan program BPP GBI karena DPA adalah bagian dari Sinode GBI. “Ke depan kita akan mengadakan Youth Summit yang bukan hanya melibatkan GBI, tetapi juga interdenominasi termasuk interfaith yang diyakini sangat penting. Mengingat peran gereja yang harus turut serta membangun bangsa dan kemanusiaan. Apalagi Indonesia akan menyongsong tahun emas 2045, di mana profile Sehati selaras dengan 4C keterampilan abad 21 yakni communication, collaboration, critical thinking dan creativity,” tegas Yohanes yang mengaku tidak ada kampanye, mengingat ini adalah pelayanan gereja. Jadi, imbuhnya, hanya pengenalan diri sembari sharing profil Sehati dan program-programnya. BTY
mantap….. ko pengaruh.