Narwastu.id – Pada Jumat siang, 27 Mei 2022 lalu, lebih dari 100 orang pemimpin Kristen dari berbagai latar belakang profesi, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos, menyempatkan diri mengikuti undangan “Silaturahmi Pemimpin Kristen” yang diadakan Panitia Lembaga Paskah Nasional. Pertemuan yang diawali makan siang bersama ini diadakan secara tertutup di ruang Press Conference Room JIS (Jakarta International Stadium), Jakarta. Peserta diundang khusus oleh panitia yang dipimpin Ir. Santiamer Silalahi. Dalam sambutannya Santiamer menyebut bahwa pemimpin atau tokoh yang diundang ini merupakan figur pemimpin berpengaruh dari berbagai latar belakang.
Dalam silaturahmi ini, pembicara adalah ahli strategi pertahanan dan keamanan, pakar kepemimpinan serta mantan Kepala Pusat Kajian Strategi TNI, Bapak Brigjen TNI (Purn.) Junias Marvel Tobing, M.Sc. Mendengar paparan dari jenderal purnawirawan bintang satu yang cerdas dan Pancasilais ini, sejumlah peserta mengatakan, mereka seperti merasa mendapat pencerahan, seperti halnya kuliah. Junias Tobing termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2016 Pilihan Majalah NARWASTU” dan pernah menjadi lulusan terbaik di LEMHANNAS serta sering diundang berbicara di lembaga pemerintahan maupun kampus serta TNI. Dia kini masih sering diundang berbicara di LEMHANNAS.
Dalam paparannya, Junias Tobing yang pernah mengikuti pendidikan militer untuk menanggulangi bahaya terorisme di Inggris, Amerika Serikat dan Australia itu mengatakan, pemimpin atau tokoh Kristen itu mesti mampu menginspirasi, memotivasi dan berpartisipasi di tengah bangsa ini. “Di Indonesia impara pemimpin mesti paham tentang strategi dalam menghadapi ancaman, serta potensi yang ada mesti diberdayakan. Pemimpin atau tokoh pun harus terus berpikir dan bisa berbuat sesuatu. Apa yang terjadi di masa lalu, dan apa yang terjadi sekarang, di situ pemimpin mesti bisa membuat keputusan,” ujar Junias Tobing yang juga pernah menjadi Ketua Pelaksana Harian DPN Kerukunan Masyarakat Hukum Adat Nusantara (KERMAHUDATARA).


Dikatakan Junias lagi, yang terutama saat ini diperhatikan oleh pemimpin Kristen adalah mesti mampu menghadapi ancaman globalisasi. “Kalau seorang pemimpin tak bisa lagi dipercaya berarti dia sudah kehilangan karakter,” ujar tokoh keluarga besar marga Lumban Tobing ini. Katanya lagi, yang terpenting lagi pemimpin mesti berkarakter dan punya kompetensi. “Sekarang ada banyak pemimpin yang banyak gelar akademisnya, namun ia masuk penjara karena korupsi, kita tidak butuh yang seperti itu. Pemimpin harus bisa meniru jejak Yesus Kristus yang mau berkorban bagi banyak orang. Yesus lahir, mati, bangkit dan naik ke surga, itu adalah fakta, dan itu berkat bagi kita,” terang pria Batak yang pada akhir 2021 lalu sudah meluncurkan sebuah buku tentang Pancasila.
Pemimpin, imbuhnya, juga mesti tahu situasi sekitarnya dan bisa mengendalikan dirinya. Kenapa dia mesti tahu tentang situasi di lingkungannya, supaya dia bisa berpikir dan berbuat sesuatu untuk mengendalikan apa yang terjadi. Sekarang, ujarnya, ada perubahan mindset di tengah para pemimpin kita, karena pemimpin tersebut sudah tidak peduli lagi dengan ideologi bangsa kita, yakni Pancasila. Kalau Pancasila sudah tidak dipedulikan lagi, maka ini bahaya. Makanya pemimpin Kristen yang ada di kota-kota atau desa-desa mesti tahu situasi itu. “Sekarang para pemimpin gereja atau pendeta pun sering ribut atau berdebat, dan masalah yang ada tak dipikirkan lagi solusinya. Sehingga ada krisis kepemimpinan,” ujar anggota Forum Komunikasi Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan Majalah NARWASTU (FORKOM NARWASTU) ini.
Indonesia, imbuhnya, sudah 76 tahun merdeka, namun kita masih terus berjuang agar rakyat semakin sejahtera dan ideologi Pancasila tetap tegak berdiri. “Kita ingatkan para pemimpin di bangsa ini supaya tidak ada yang menjadi pengkhianat. Di Pemilu 2024 kita harapkan pemimpin itu mesti yang mau berkorban untuk rakyat, dan bukan yang membuat rakyat stres. Pemimpin mendatang mesti mempertahankan ideologi Pancasila dan tidak tergoda dengan uang atau jabatan. Pemimpin lihatlah dari perbuatannya, jangan lihat dari gelarnya. Pemimpin harus bisa jadi mata air bagi rakyatnya, mau berkorban seperti Tuhan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat bagi umat manusia,” tegas Junias Tobing yang sering diundang berbicara oleh berbagai lembaga di acara diskusi lewat virtual atau online ini. KL