Narwastu.id – Pimpinan Gereja-gereja di Tanah Papua Papua (PGGP Papua dan Papua Barat) menemui pengurus Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI), dalam rangka bertukar gagasan mengenai perkembangan terkini di Kiwari, Papua, di Grha Karmel Permata Hijau, Jakarta, pada Kamis, 21 April 2022. Hadir dalam pertemuan tersebut, pimpinan lembaga gerejawi dari Kristen dan Katolik, antara lain Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII), Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) bersama Kabiro Papua-PGI, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Orthodox, Gereja Bala Keselamatan, dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Dari Papua hadir para pimpinan gereja yang mewakili unsur, GKI Tanah Papua, PGLII, PGI Wilayah Papua, Kingmi Papua, Katolik, serta beberapa perwakilan lainnya.
Sebelumnya, PGGP dalam kunjungannya ke Jakarta melakukan sejumlah pertemuan, di antaranya dengan Wakil Presiden, KH Maaruf Amin dan Meneteri Agama, Gus Yaqut Cholil Qoumas, untuk menyampaikan suara gereja-gereja di Tanah Papua yang dirumuskan dalam Konferensi Pimpinan-Pimpinan Gereja di Tanah Papua pada 17 Februari 2022. Pada kesempatan itu, Ketua PGGP Papua, Pdt. Hiskia Rolo, menginformasikan hasil kunjung ke Wapres, KH. Maaruf Amin, dan di situ delegasi gereja-gereja Tanah Papua meminta kejelasan persepsi pemerintah pusat terhadap pembangunan di Tanah Papua. Selain itu, mereka menegaskan pentingnya pelibatan gereja-gereja di Tanah Papua secara partisipatoris dalam perencanaan dan pengembangan pembangunan di Tanah Papua. Permintaan untuk membangun sebuah Christian Center di Tanah Papua juga disampaikan dalam kunjungan ke Wapres.
Sedangkan Pdt. Shirley Parinussa sebagai Ketua Umum PGGP Papua Barat menambahkan, delegasi gereja-gereja Tanah Papua datang tanpa membawa label politik. Mereka hadir semata-mata untuk membicarakan kondisi kemiskinan ekstrem di wilayah Tanah Papua, selain keterpurukan pendidikan dan kesehatan yang harus ditanggulangi. Meski dalam waktu terbatas, pertemuan dapat mendiskusikan banyak hal, karena delegasi gereja-gereja Tanah Papua harus bergegas untuk memenuhi jadwal pertemuannya dengan Menteri Agama. Sekalipun demikian, para pemimpin FUKRI yang hadir menyampaikan dukungannya bagi gereja-gereja di Tanah Papua untuk memperjuangkan kemanusiaan di Papua yang terpuruk dari berbagai aspek.
Di akhir pertemuan, PGGP Tanah Papua menyerahkan dokumen rekomendasi Konferensi Pimpinan-Pimpinan Gereja di Tanah Papua kepada semua pimpinan lembaga keumatan yang hadir. Dokumen serupa diserahkan kepada Wakil Presiden, Menteri Agama, dan berbagai pihak yang ditemui mereka selama di Jakarta. Dokumen setebal 16 halaman itu berisi pokok-pokok pikiran gereja-gereja di Tanah Papua terhadap berbagai persoalan kemanusiaan di Tanah Papua, serta butir-butir rekomendasi yang diajukan gereja-gereja di Tanah Papua kepada Pemerintah Pusat, serta berbagai pihak yang menaruh perhatian bagi pembangunan Tanah Papua. GH