Narwastu.id – Pada Rabu sore, 27 Oktober 2021 program acara “Jelajah Nusantara” yang diasuh jurnalis senior Roy Agusta Mantiri di Radio Pelita Kasih (RPK) 96.30 FM Jakarta membahas seputar kain khas Batak (Ulos). Program acara yang memang fokus memperbincangkan budaya, adat atau tradisi di Nusantara ini mengundang narasumber Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi, Jonro I. Munthe, S.Sos dan aktivis perempuan yang juga pengacara serta giat dalam acara budaya Batak, Uya Pinta, S.H., M.H. Uya yang beribadah di Gereja HKBP adalah boru Panjaitan. Acara yang diadakan selama satu jam ini ternyata mengundang perhatian banyak orang Batak, terutama pemuka adat yang biasa memberikan ulos di acara-acara sukacita dan dukacita.
Di pembukaan acara, Roy Agusta yang juga Pemimpin Redaksi chronosdaily.com dan anggota PERWAMKI (Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia) menerangkan, ada latar belakangnya, sehingga di acara radio seputar ulos ini Jonro Munthe yang juga aktif di acara-acara adat Batak diundang untuk bicara. Menurut Roy Agusta, Majalah NARWASTU dikenal media Kristiani yang cukup populer, telah beberapa kali menyematkan ulos Batak kepada sejumlah tokoh nasionalis yang non-Batak. “Dan ini menarik kita minta testimoni Bang Jonro Munthe, apa cerita di balik ini. Kita juga ingin mendengar pendapatnya, apa tak bertentangan secara adat memberi ulos kepada orang yang bukan Batak. Ada pula yang menyebut ulos berhala, sehingga ada kelompok Kristen ekstrem yang sampai membakarnya,” ujar Roy Agusta, pria Manado.
Dalam kesempatan itu, Jonro menerangkan, ulos adalah produk budaya dan identitas etnis Batak. Dan saat ulos diberikan kepada seseorang, termasuk tokoh yang bukan Batak, itu merupakan tanda kasih, bentuk penghormatan, doa dan simbol persaudaraan. Tentu ulos diberikan kepada tokoh non-Batak yang patut dihormati karena jejak rekamnya, makanya Majalah NARWASTU pernah menyematkan ulos kepada Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, Pdt. DR. Nus Reimas, Constant M. Ponggawa, S.H., L.LM dan Dr. Jhon N. Palinggi. “Itu sebagai wujud doa dan penghormatan kami kepada tokoh-tokoh nasionalis dan religius itu, apalagi di tengah Penasihat NARWASTU pun ada tokoh Batak yang akrab dengan adat budaya,” papar Jonro Munthe yang merupakan alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta.
Jonro pun menegaskan, ulos bukanlah berhala. Jadi sebuah pemikiran atau sikap yang sesat bila ulos masih dibakar karena dianggap ada kuasa-kuasa kegelapan di dalamnya. Justru ulos itu mesti didoakan dan disinari dengan Injil supaya bermanfaat bagi banyak orang. Sedangkan Uya Pinta yang pernah ikut dalam panitia Festival Ulos 2019 yang dihadiri sejumlah tokoh nasional, mengatakan, ia bangga sebagai perempuan Batak saat memakai ulos, termasuk kala ada acara di gereja atau acara-acara adat Batak. Dan ia mengakui orangtuanya sangat peduli pada anak-anaknya agar memahami makna dari ulos. Menurut Uya, ulos itu sama dengan produk Jawa, yaitu batik, tapis dari Lampung, lalu dari Palembang, songket sebagai produk budaya yang patut kita lestarikan. “Saya bangga sebagai orang Batak karena melalui ulos kita menunjukkan diri kita. Dan orang Batak itu mulai lahir hingga meninggal akan selalu diberi ulos. Itu artinya keluarga dekat atau orangtua mengasihi mereka dan lewat ulos itulah dinyatakan kasih dan doa pada Tuhan,” ucap perempuan yang masih kuliah program doktor hukum ini.
Jonro Munthe mengatakan, program acara “Jelajah Nusantara” kalau bisa buat lagi acara berseri seputar ulos dan diundang pemuka-pemuka adat Batak yang pakar soal ulos, supaya mereka bicara dari sisi filosofi maupun historinya. “Saya bukan pakar ulos, tapi sebagai orang Batak saya bangga dengan ulos Batak. Sehingga perlu edukasi dan sosialisasi pada generasi muda supaya makin mencintai adat budaya Batak. Presiden RI itu hampir semua pernah memakai ulos, kita tentu bangga juga melihatnya. Mereka sebagai kepala negara ikut mengangkat budaya suku-suku di Indonesia,” ucap Jonro Munthe yang merupakan Sekretaris Umum Keluarga Besar Perhimpunan Ompu Solonggahon Munthe Se-Jabodetabek dan penerima penghargaan sebagai “Jurnalis Muda Motivator 2009 Pilihan Majelis Pers Indonesia/MPI” serta pencetus pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU. KL