Narwastu.id – Di akhir tahun 2015 ini, kembali Majalah NARWASTU menampilkan 21 tokoh Kristiani terkemuka yang pernah muncul di pemberitaan majalah ini. Seperti dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (PT Gramedia Pustaka Utama), seseorang disebut Tokoh: kalau ia pemimpin yang baik, yang dapat dijadikan contoh, dan dapat diteladani sifat-sifat baiknya. Pembina/Penasihat NARWASTU, Pdt. DR. Nus Reimas juga berpendapat, “Tokoh Kristiani pilihan NARWASTU itu harus yang punya success story dan bisa dijadikan teladan. Dan kita butuh tokoh Kristiani sebagai panutan.”
Demikian pula figur-figur Kristiani yang ditampilkan di edisi kali ini, kami nilai sosok yang patut dijadikan contoh dan punya sifat-sifat yang patut diteladani. Nah, seperti tokoh-tokoh pilihan tahun lalu, mereka adalah sosok yang mampu menginspirasi dan mampu memotivasi sesuai dengan bidang yang ditekuni. Pembaca yang terkasih, kita cermati sepanjang tahun 2015 ini, ada banyak peristiwa menarik dalam perjalanan gereja, masyarakat dan bangsa ini. Baik di bidang sosial, politik, hukum, HAM, media, kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan yang menarik dicermati dan direkam. Dari situlah kami lihat ada muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang bersentuhan dengan peristiwa tersebut, termasuk figur dari kalangan Kristen atau Katolik.
Didasari itulah, seperti tahun-tahun lalu, pada akhir 2015 ini, NARWASTU yang kita cintai ini menampilkan kembali 21 tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker). Seperti tahun-tahun lalu, ada tiga kriteria dari tim redaksi NARWASTU untuk memilih seseorang agar disebut tokoh pembuat berita. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti yang positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa (terutama di NARWASTU), baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif, aktivitasnya atau ide-idenya kontroversial. Si tokoh pun jadi figur inspirator dan motivator di tengah jemaat atau masyarakat.
Memang, bagi tim NARWASTU, tak mudah untuk memilih seseorang agar jadi “tokoh Kristiani”. Lantaran kiprahnya harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati aktivitas dan track record-nya. Pada akhir 2015 ini, kami pilih lagi “21 Tokoh Kristiani Pembuat Berita Sepanjang 2014.” Seperti tahun lalu, ada berlatarbelakang advokat, politisi, jenderal, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, jurnalis, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.
Dari hasil seleksi tim NARWASTU sejak awal Oktober 2015 lalu, dari 115 nama yang terkumpul, berikut kami tampilkan 21 tokoh, yakni Pdt. Soehandoko Wirhaspati, M.A., Drs. Ibrahim Agustinus Medah, Irjen Pol. Drs. M. Wagner Damanik, M.AP, Djasarmen Purba, S.H., Marsiaman Saragih, S.H., Prof. Dr. Marten Napang, S.H., M.H., M.Si, Pdt. DR. Mulyadi Sulaeman, Dr. Hanan Soeharto, S.H., M.H., Pdt. Marihot Siahaan, S.Th, Sereida Tambunan, S.IP, Tilly Kasenda, Pdt. Ronny Mandang, M.Th, Pdt. Dr. Japarlin Marbun, Ivan Rinaldi Luntungan, S.E., M.M., Tina V.C. Purba, S.E., M.Si, Sterra Pieterz, S.H., M.H., Pdt. Marudut Manalu, M.Th, Ir. Robert Robianto, Cosmas Refra, S.H., dan Robi R. Repi, S.H., M.Th.
Profil ke-21 tokoh Kristiani ini kami tampilkan di NARWASTU Edisi Khusus Desember 2015-Januari 2016 ini sebagai apresiasi (penghargaan) media ini atas pelayanan atau kiprah mereka selama ini di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Kami berharap dan berdoa, kiranya kiprah mereka bisa memberikan inspirasi, motivasi, pencerahan dan pencerdasan untuk kebaikan gereja, masyarakat dan bangsa ini.
Bapak/Ibu/Saudara yang terkasih, kami sudah berupaya objektif untuk memilih ke-21 tokoh ini. Dan amat manusiawi kalau tokoh-tokoh ini tidak sempurna atau punya kekurangan. Dalam pemilihan ini, perlu dicatat kami menghindari agar dalam 21 tokoh ini tak ada “orang dalam” dari NARWASTU, seperti pembina/penasihat. Dari profil ini, kiranya kita bisa melihat sisi positif atau nilai-nilai juang dari ke-21 tokoh ini. Kepada mereka yang termasuk dalam 21 tokoh, kami sampaikan, inilah hadiah Natal terindah dari NARWASTU sebagai insan media Kristiani kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang telah berupaya ikut membentuk karakter bangsa ini. Akhirnya, kami sampaikan, selamat Hari Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Kiranya, Tuhan selalu memberkati kita semua, syalom.
Melalui JDN Terus Galang Dukungan Doa untuk Indonesia
Kita harus doakan terus agar pemimpin bangsa seperti Ahok (Ir. Basuki Tjahaya Purnama, M.M., kini juga Gubernur DKI Jakarta) agar selalu konsisten dan dilindungi Tuhan di dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Di lingkaran Ahok perlu pula kehadiran pendoa-pendoa, sebab dia muncul sebagai pemimpin karena anugerahNya. Mana pernah kita pikirkan dulu bahwa Ahok akan menjadi Gubernur DKI Jakarta, padahal dia seorang Kristen. Tak berlebihan, kalau ada yang menyebut kemunculan Ahok sebagai pemimpin di DKI Jakarta adalah sebuah keajaiban.
Demikian yang disampaikan tokoh gereja, Pdt. DR. Mulyadi Sulaeman yang juga Ketua Umum Sinode GSPDI, salah satu Ketua Pengurus Pusat PGPI dan pengurus Bless Indonesia 2020. Fasilitator Jaringan Doa Nasional (JDN) dan Gembala Sidang GSPDI (Gereja Sidang Pantekosta di Indonesia (GSPDI) Jemaat Filadelfia Pulo Kenanga, Jakarta Barat, ini menuturkan, kehadiran Ahok dan Jokowi pada tahun 2012 lalu jadi pemimpin di DKI Jakarta, adalah karena doa banyak umat Tuhan.
“Pak Jokowi pun kini sudah jadi Presiden RI. Itu tidak kebetulan terjadi. Selama ini JDN giat berdoa di berbagai kota di Indonesia, dan mengajak para hamba Tuhan dan jemaat agar berdoa untuk transformasi bangsa. Kita berdoa agar lahir pemimpin yang peduli rakyat. Seperti Ahok, pada 2012 lalu sempat datang ke gereja kami. Dia tegas bilang, kalau ia jadi pemimpin di DKI Jakarta, ia tidak hadir untuk membela gereja, tapi ia akan membela kebenaran sesuai dengan hukum yang berlaku. Dia tegas,” ujar Pdt. Mulyadi Sulaeman.
Pdt. Mulyadi menuturkan, kita doakan agar Ahok bisa kembali terpilih memimpin DKI Jakarta pada 2017. “Dan kita juga harus awasi kinerjanya, dan apa-apa saja yang dia lakukan untuk DKI Jakarta. Ahok berani, tegas dan mau mengoreksi segala macam penyimpangan di DKI Jakarta. Tugas Ahok memang berat, apalagi jabatannya semakin tinggi dan disorot banyak pihak. Tantangan Ahok ke depan semakin berat, sehingga perlu dukungan doa dari jemaat Tuhan bagi dia. Ahok pun pernah terpilih jadi ‘Tokoh Kristiani Pilihan NARWASTU’, dan itu juga doa kita buat dia,” katanya.
Menurut Pdt. Mulyadi, saat ia terpilih menjadi salah satu tokoh Kristiani 2014 Pilihan NARWASTU, dampaknya sangat positif, karena orang makin banyak yang tahu tentang pelayanannya. “Dengan pemilihan itu tentu kita semakin semangat melayani. Apa yang dilakukan NARWASTU harus diteruskan dan kita dukung, karena banyak pelayan dari gereja terekspose di NARWASTU, lalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi umat,” tukasnya.
Lalu berbicara soal krisis ekonomi di negeri ini, kata Pdt. Mulyadi, kita harus menyadari bahwa kita hidup di dalam zaman yang penuh krisis. Krisis menimpa seluruh belahan dunia, apakah itu krisis ekonomi, krisis politik, krisis moral dan kekeringan. Seperti krisis ekonomi disebabkan melemahnya nilai rupiah. Pdt. Mulyadi yang belum lama ini bersama JDN mengadakan acara “Call to Pray for Indonesia” di Gereja GBI Moderland, Kota Tangerang, Banten, mengatakan, krisis sekarang memang tantangan bagi umat Tuhan. Persoalan ekonomi, imbuhnya, sesungguhnya adalah tantangan paling berat.
“Apakah seorang umat Tuhan itu bisa tetap setia atau tidak menghadapi krisis ini. Di dalam sejarah pun banyak orang menjual iman karena krisis, misalnya karena sesuap nasi. Jadi inilah waktunya untuk kita saling menyadari dan memperkuat iman kita. Ini waktunya, kita saling tolong-menolong, yang kuat menolong yang lemah. Dan akhirnya Tuhan akan bilang, ‘Pada waktu Aku lapar, kamu berikan Aku makan, pada waktu Aku tidak punya baju, kamu beri Aku baju.’ Kapan itu kejadiannya? Sekarang ini,” papar pria yang aktif dalam gerakan kebersamaan gereja-gereja di Indonesia itu.
Kita, ujarnya, bisa melihat pengungsi di berbagai tempat atau daerah, dan ada orang kelaparan. Sedangkan kita diberkati Tuhan dan punya kelebihan, dan ini kesempatan. Kalau semuanya baik, bagaimana kita punya kesempatan berbuat baik,” terangnya. Ia menambahkan, harapan kita dalam menghadapi multikrisis ini hanya kepada Yesus Kristus Sang Gembala yang Baik.
Walaupun kita harus melewati masa-masa sulit, Tuhan tak akan meninggalkan kita. Justru ini kesempatan bagi kita untuk jadi terang. Dan segala sesuatu dapat diatasi kalau ada kesehatian. “Kita berdoa supaya para pemimpin itu bisa sehati, karena keputusan apapun kalau dikerjakan dengan kesehatian dan kebersamaan, itu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Contoh, sapu lidi jika disatukan tak gampang dipatahkan. Kita berhadapan dengan sesuatu yang tak kelihatan, hal-hal supranatural, karena kita percaya Tuhan yang tak kelihatan adalah solusi dari semua keadaan,” pungkasnya.
Doa, katanya, adalah salah satu cara untuk berbicara kepada Yang Maha Kuasa. “Kita harus meminta, karena di dalam Alkitab dikatakan, mintalah maka Tuhan akan memberi,” tegasnya. Menurut Pdt. Mulyadi, yang difokuskan oleh JDN saat ini dalam menyikapi keadaan bangsa ini adalah, mendoakan bangsa, gereja dan masyarakat, pemulihan ekonomi, dan krisis yang terjadi. “Kita berdoa supaya para pemimpin gereja bersatu dan melihat mukjizat Tuhan terjadi,” ujarnya.
Pdt. Mulyadi Sulaeman menambahkan, Hari Natal adalah kesempatan umat Kristen untuk memberitakan Kabar Baik, bahwa ada pengharapan di dalam Yesus walaupun terjadi krisis. Mengenai Tahun Baru 2016, kata Pdt. Mulyadi, sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus, kita harus percaya pada Firman Tuhan yang ditulis di Kitab Yeremia 29:11, bahwa Tuhan punya rancangan yang baik bagi orang percaya. Rancangan Tuhan, katanya, adalah rancangan damai sejahtera yang selalu membawa kita kepada masa depan yang penuh harapan.