Dennis Firmansjah, M.M. Termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan NARWASTU”

358
Dennis Firmansjah. Tegas dan punya prinsip.

Narwastu.id – Salah satu tokoh hukum di negeri ini, yang juga advokat/pengacara senior, Said Damanik, S.H., M.H. di sebuah kesempatan mengatakan, sadar atau tak sadar tokoh-tokoh yang diangkat Majalah NARWASTU telah membuka mata publik bahwa mereka berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. “Kita mesti bersyukur, karena media seperti NARWASTU konsisten memilih tokoh-tokoh Kristiani setiap tahun, lalu diberi penghargaan. Kalau tak diangkat NARWASTU, rasanya tak banyak orang yang tahu apa karya mereka,” ujar mantan Plt. Sekjen DPN PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) dan kini Sekretaris Dewan Kehormatan PERADI serta pejuang HAM yang termasuk dalam “20 Tokoh Kristiani 2009 Pilihan NARWASTU” itu.

Senada dengan itu, advokat dan aktivis HAM yang juga Ketua III PGLII, Y. Deddy A. Madong, S.H., M.A. berpendapat, media Kristen seperti NARWASTU sesungguhnya punya peran amat penting di dalam mengorbitkan calon pemimpin. Pemikiran-pemikiran mereka dan karya nyata mereka diangkat di media, sehingga banyak orang tahu. Kita lihat Ahok, sebelum jadi pemimpin fenomenal dan tokoh antikorupsi sudah dimunculkan NARWASTU. Jadi media Kristen seperti NARWASTU ikut andil dan berdoa untuk melahirkan pemimpin. Dan pemimpin yang punya visi dan misi untuk mencerdaskan bangsa ini mesti terus diangkat NARWASTU,” ujar Deddy Madong yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2011 Pilihan NARWASTU.”

Wakil Ketua Badan Hukum DPP Partai NasDem, Hermawi Taslim, S.H. juga menerangkan, pemilihan tokoh-tokoh Kristiani setiap akhir tahun oleh NARWASTU sesungguhnya langkah berani dan inovatif. Karena, kata salah satu Ketua DPN PERADI ini, tokoh-tokoh yang dihimpun NARWASTU berasal dari berbagai latar belakang gereja, politik dan suku. Dan kemudian mereka bisa berkumpul, dan punya sebuah wadah, yakni Forum Komunikasi (FORKOM) Tokoh-tokoh Kristiani Pilihan NARWASTU (FORKOM NARWASTU). “Tak banyak organisasi atau media yang bisa melakukan ini. Kita bisa dikumpulkan NARWASTU, itu luar biasa. Dengan berdiskusi, kita bisa bicara tentang persoalan masyarakat dan bangsa ini,” ujar Ketua Presidium FORKOMA PMKRI ini.

Nah, seperti para tokoh pilihan tahun lalu, di akhir tahun 2017 ini kembali kami pilih “21 Tokoh Kristiani 2017 Pilihan NARWASTU.” Mereka kami nilai sosok pelayan yang mampu menginspirasi dan mampu memotivasi sesuai dengan profesi atau pelayanannya. Misalnya, ada yang aktif di organisasi gerejawi, sosial, politik, hukum, HAM, kepala daerah, aktif di bidang kemasyarakatan, ekonomi, budaya dan pendidikan, dan itu cukup menarik dicermati dan direkam. Dari situlah kami lihat sepanjang tahun 2017 ini ada muncul sejumlah figur pejuang (Baca: tokoh) yang bersentuhan dengan berbagai peristiwa menarik di tengah gereja, masyarakat dan bangsa ini.

Dan seperti tahun-tahun lalu, pada akhir 2017 ini, NARWASTU yang kita cintai ini menampilkan kembali 21 tokoh Kristiani “pembuat berita” (news maker).  Dan ada tiga kriteria dari tim redaksi NARWASTU untuk memilih seseorang agar disebut tokoh pembuat berita. Pertama, si tokoh mesti populer dalam arti positif di bidangnya. Kedua, si tokoh mesti peduli pada persoalan gereja, masyarakat dan nasionalis (Pancasilais). Ketiga, si tokoh kerap jadi perbincangan dan muncul di media massa (terutama di NARWASTU), baik karena pemikiran-pemikirannya yang inovatif, aktivitas atau ide-idenya kontroversial. Si tokoh pun jadi figur inspirator dan motivator di tengah jemaat atau masyarakat.

Bagi tim NARWASTU, tak mudah untuk memilih seseorang agar jadi “tokoh Kristiani.” Lantaran kiprahnya harus kami ikuti pula lewat media massa, khususnya media Kristen, termasuk mencermati track record-nya. Pada akhir 2017 ini, kami pilih lagi “21 Tokoh Kristiani 2017.” Seperti tahun lalu, ada berlatarbelakang advokat, politisi, jenderal, tokoh lintas agama, pengusaha, aktivis HAM, pemimpin gereja, aktivis gereja, jurnalis, pimpinan ormas, dan aktivis LSM.

Dari hasil seleksi tim NARWASTU sejak awal September 2017 lalu, dari 100-an nama yang terkumpul, berikut kami tampilkan 21 tokoh, yakni: (1) Prof. Thomas Pentury, M.Si (2) Drs. Steven Kandouw, (3) Dr. Ayub Titu Eky, (4) dr. Gilbert Simanjuntak, (5) Dennis Firmansjah, (6) Piter Siringoringo, S.H., (7) Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, (8) Laksma TNI (Purn.) Paruntungan Girsang, M.Sc, (9) Dr. dr. Ampera Mattipanna, (10) Pdt. Osil Totongan, S.Th, M.Min, (11) Pdt. R.T. Lukas Kacaribu, S.Sos, M.M., S.H., M.H., (12) Pdt. M. Tomana, M.Th, (13) Pdt. Gunawan Iskandar, S.E., M.M., (14) Jemmy Mongan, (15) Pdt. William Wairata, (16) Ir. Fajar Seto Hardono, M.M., (17) Esra Manurung, (18) dr. Aris Tambing, MARS, (19) Heben Heser Ginting, S.E., AM.d, (20) Pdt. Halomoan Simanjuntak, S.Th dan (21) Jefri Kadang.

Kepada Bapak/Ibu dan saudara yang terpilih masuk dalam 21 tokoh Kristiani tahun ini, kami sampaikan, inilah hadiah Natal terindah atau apresiasi dari Majalah NARWASTU sebagai insan media kepada Bapak/Ibu dan saudara. Bapak/Ibu dan saudara selama ini kami nilai pula telah ikut membentuk karakter bangsa ini, selain bisa menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Akhirnya, kami ucapkan: Selamat Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, kiranya Tuhan Yesus Yang Maha Rahmat senantiasa memberkati kita sekalian, amin. Syalom.

Profesional dan Pengurus Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI)

Para tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU yang religius, inspiratif dan Pancasilais.

Pria cerdas yang semakin bijaksana ini adalah seorang profesional dan pelaku bisnis serta salah satu Bendahara Nasional Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI). Kini Dennis Firmansjah, M.M. juga menjabat sebagai Managing Partner DF Solusi Consulting.  Dennis yang sudah 36 tahun lebih berkarya di dunia bisnis, dan akrab disapa Pak Dennis oleh koleganya, lahir di Bogor, Jawa Barat, 13 Juni 1954 silam. Ia merupakan lulusan magister manajemen dari Asian Institute of Management (AIM) Manila, Filipina, dan memperoleh penghargaan sebagai salah satu alumni terbaik pada tahun 2005.

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos di sebuah acara pemberian penghargaan kepada tokoh Kristiani pilihan Majalah NARWASTU.

Selama ini ia dikenal sebagai seorang profesional yang punya reputasi bagus di dunia bisnis, sehingga ia sekarang berkiprah sebagai seorang konsultan bisnis yang mumpuni. Bahkan, ia pernah maju sebagai calon anggota Otoritas Jasa Keuangan. Dennis sudah puluhan tahun malang melintang dan makan asam garam sebagai CEO dan Direktur di sejumlah perusahaan jasa keuangan. Anggota jemaat Gereja Kristus, Bogor, Jawa Barat, ini pun tak jarang diundang sebagai pembicara atau dosen tamu oleh sejumlah instansi dan perguruan tinggi. Melalui FGBMFI, misalnya, ia pernah berbicara tentang kaitan kepemimpinan dan uang di Makassar.

Menurutnya, seorang pemimpin itu, apalagi seorang pemimpin Kristen harus memahami nilai-nilai Kristiani. “Nilai-nilai Kristiani itu harus menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari,” ujar pria yang punya lagu kesukaan Amazing Grace ini. Ia menuturkan, nilai-nilai Kristiani itu antara lain, kita jangan berutang pada orang lain dan tidak dibayar. “Jangan suka membuat gosip, jangan menciptakan suasana permusuhan, jangan mengeluarkan kata-kata negatif dan jangan melakukan perbuatan tercela. Karena kalau kita melakukan hal yang tidak baik, maka itu menyakiti hati Bapa kita yang di surga. Obsesi saya dalam hidup ini agar saya bisa menjalankan nilai-nilai Kristiani dengan sebaik mungkin,” ujar Sekjen Asian Financial Services Association (AFSA) dan Penasihat di Indonesian Financial Services Association (IFSA) ini.

Berbicara tentang keaktifannya di FGBMFI, katanya, pada awalnya ia tak pernah berpikir untuk ikut menyampaikan kabar baik lewat persekutuan kaum usahawan itu. “Sampai tahun 1998 saya hanya ikut kebaktian di gereja saja, dan belum ikut bergabung di FGBMFI, karena saya masih sibuk. Padahal di FGBMFI ini orang-orang yang ikut di dalamnya juga semua orang orang sibuk. Saya dulu tidak tahu apa manfaatnya dengan ikut aktif di FGBMFI. Namun ada seorang kawan yang sangat baik dan sabar mengirim faksimili dan menelepon saya agar ikut ke acara FGBMFI. Karena tidak enak hati, akhirnya saya pada 1998 dan kala itu berada di puncak karier saya ikut di sebuah acara FGBMFI,” terang Presiden Asian Institute of Management Alumni (Indonesia Chapter) itu.

Saat mengikuti acara FGBMFI tersebut yang di dalamnya ada renungan Firman Tuhan dan kesaksian bersama pelaku bisnis dan kaum profesional, Dennis merasakan ada sesuatu yang belum dilakukannya untuk Tuhan. “Saya merasa ada sesuatu yang belum saya lakukan untuk Tuhan, padahal saya sudah diselamatkan oleh Tuhan. Makanya, saya merasa diri saya berutang kepada Tuhan, dan saya ingin membayarnya, meskipun saya juga sadar bahwa tidak mungkin saya mampu membayar kebaikan Tuhan itu atas diri saya. Sejak itulah saya mulai terbeban untuk mengabarkan kabar baik kepada semua orang. Misalnya, mengajak teman-teman kita agar mengerti tentang keselamatan dari Kristus. Keselamatan itu harus kita beritakan bagi keluarga, teman sekerja kita dan komunitas kita,” pungkas ayah dua anak dan punya satu cucu ini.

Menurut Dennis, dulu kalau diminta berdoa ia selalu menolak. Namun sejak aktif di FGBMFI mau atau tidak mau harus bisa. “Sejak berada di FGBMFI saya tentu saja semakin menyadari kasih Tuhan di dalam kehidupan saya,” ucapnya. Berbicara tentang pembagian waktunya bagi pelayanan di FGBMFI, keluarga dan pekerjaan, katanya, selalu berjalan seimbang, “Tidak ada masalah soal waktu. Melalui pekerjaan pun saya selalu berupaya menyampaikan nilai-nilai Kristiani. Contohnya, saya, kan, sering diminta memberi solusi terhadap perusahaan bermasalah. Jadi saya punya sikap tegas, bahwa solusi itu harus sesuai dengan nilai-nilai Kristiani. Jangan misalnya, kita mau utang, tapi tujuannya untuk ngemplang. Saya tidak mau itu. Kita sebagai orang independen harus memberi solusi yang sesuai dengan nilai-nilai Kristiani, dan saya menikmati itu”.

Dennis yang pernah mengikuti pendidikan di bidang informasi dan teknologi serta kursus marketing mengatakan, kehidupan keluarga bagi umat Kristen itu sangat penting dipelihara. “Kalau keluarga kita berantakan, maka kehidupan Kristiani kita pun akan berantakan. Tidak pernah saya lihat kehidupan keluarganya berantakan namun kehidupan Kristianinya tak berantakan,” tutur pria yang bila berbicara selalu tegas dan lugas ini. Ketika Majalah NARWASTU menanyakan tentang kehidupan kerohaniannya selain aktif di gereja dan FGBMFI, ia menjawab, “Pada pagi dan malam selalu saya upayakan membaca Alkitab dan baca renungan”.

Kalau kita membaca Alkitab dan renungan, katanya, ia selalu diingatkan bahwa hari ini adalah hari baru yang diberikan Tuhan terhadap diri kita. “Sehingga kita harus berkarya lebih baik dalam kehidupan ini. Sangat banyak manfaatnya kalau kita membaca Alkitab dan renungan setiap pagi dan malam. Bagi saya, itu sangat membantu saya menghadapi kehidupan,” tukas mantan CEO di PT. IFS Capital Indonesia dan mantan CEO di PT. Saseka Gelora Finance, dan punya ayat emas Mazmur 73:1, “Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.”

Menurutnya, dalam kehidupan ini, kita harus tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular. “Idealnya, kita harus memiliki ketulusan dan kecerdikan. Jangan hanya tulus atau jangan hanya cerdik. Itu ibarat dua sisi mata uang yang keduanya punya nilai tinggi, yaitu ada ketulusan dan kecerdikan. Itu, kan, ajaran Alkitab. Ada saatnya kecerdikan lebih dominan, dan ada pula saatnya ketulusan yang dominan. Dalam kehidupan kita ini, keduanya tidak bisa dilepaskan. Itu sama dengan ibarat ada siang dan ada malam dalam hidup kita,” ucapnya. HG                                                                                                                 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here