Narwastu.id – Di bulan pertama di tahun 2020 menjadi momen kelabu bagi umat manusia, tidak hanya untuk negara China yang tengah sibuk mengatasi virus corona yang mematikan, melainkan juga jadi duka bagi beberapa negara. Pasalnya, virus tersebut telah menyebar secara global. Virus ini diduga disebabkan karena kalelawar, dan berpusat di Kota Wuhan, China. Namun ada pula kabar yang beredar bahwa virus tersebut dikarenakan oleh bocornya fasilitas penelitian labolatorium, dan telah memakan korban lebih dari 100 orang dan yang terinveksi diperkirakan lebih dari 5 ribu orang.
Mewabahnya virus ini sangat cepat, dengan tanda-tanda di antaranya demam, batuk, flu dan sesak nafas. Namun virus corona bisa saja sakit tanpa gejala umum, seperti pengidap sebelumnya. Hal ini tentu saja mengundang rasa cemas dari pelbagai negara. Sehingga membuat mereka berbondong-bondong melakukan tindakan preventif mulai dari melakukan travel warning bagi warganya agar tidak berkunjung ke negara tirai bambu itu, mengeluarkan kebijakan dengan tidak mengeluarkan visa bagi warga China yang akan berkunjung ke beberapa negara, sampai melakukan deteksi dini di bandara, pelabuhan dan lain-lain untuk meminimalisir penyebaran virus.
Indonesia tak ingin ketinggalan pula untuk melakukan tindakan preventif meskipun tetap membuka peluang untuk warga China yang ingin berlibur ke negeri ini. Tentang virus mematikan sebetulnya bukan kali ini saja. Dulu kita mengenal SARS yang cukup menakutkan bagi masyarakat dunia. Dari mewabahnya virus corona diprediksi ikut menghambat pertumbuhan ekonomi bagi China. Sebab dari peristiwa ini segala kegiatan ekonomi dan lainnya otomatis lumpuh. Hal itu menjadi bagian dari tindakan pencegahan agar virus corona tidak menyebar lebih massal.
Tentang kejadian, seperti wabah virus corona ini jika ditelisik lebih jauh apakah ini menjadi bagian dari tanda-tanda akhir zaman seperti yang dikatakan di Kitab Injil Lukas 21:11, “Dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Kita tahu bahwa segala sesuatu yang ditulis oleh Alkitab akan tergenapi sesuai dengan kehendakNya. Dan sudah barang tentu sebagai manusia kita dihinggapi rasa takut. Takut menjadi sesuatu yang manusiawi. Tetapi ketakutan memiliki arti khawatir, yang berarti sama dengan tidak memiliki iman. Dalam Mazmur 91 dinyatakan dengan jelas bagaimana Tuhan melindungi umatNya. Jadi semua yang terjadi baru awal dari penderitaan sebelum Dia akan datang kedua kalinya. Menjadi tugas kita untuk senantiasa berjaga-jaga dengan memiliki relasi yang intim denganNya. Sehingga apapun yang terjadi seperti sekarang ini kita tahu bahwa Dia senantiasa menjaga dan melindungi.
Persoalannya adalah seberapa usaha kita untuk tetap hidup kudus dan berkenan kepadaNya. Dan Dia adalah Allah yang tidak pernah merancangkan kecelakaan bagi anak-anakNya. Namun di sisi lain, kita pun dituntut untuk melakukan bagian dan tugas sesuai dengan kehendakNya. Sebab kematian itu pasti, yang membedakan hanya cara dan waktunya saja, yang berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Sehingga bilamana terjadi apakah kita layak mendapat mahkota kehidupan sesuai dengan apa yang dijanjikanNya atau sebaliknya menjadi warga neraka yang hanya terdapat gertak gigi dan api kekekalan. Semua ada pilihan di tangan kita. Intinya, kita harus semakin dekat kepada Tuhan, terus menyatakan kasih serta mengabarkan Kabar Baik itu.
* Penulis adalah jurnalis Majalah NARWASTU, anggota PERWAMKI dan lulusan Fakultas Komunikasi IISIP Jakarta.