Iman Identik dengan Keberanian Percaya

* Oleh: Pdt. Tjepy Jones Budidharma.

128

Mazmur  138:2,  “Aku hendak  sujud  ke arah baitMu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena  kasihMu dan oleh karena setiaMu; SEBAB KAU BUAT NAMAMU DAN JANJIMU MELEBIHI SEGALA SESUATU

Narwastu.id – Tetapi dalam versi King James, bagian terakhir berkata, ”…Thou has magnified THY WORD above all THY  NAME” (Kau buat FirmanMu  mengatasi semua namaMu). Allah dikenal melalui namaNya, apapun yang disebut oleh Alkitab sebagai nama Allah, maka itu adalah merupakan natural Allah. Misalnya, Allah adalah kasih, maka itu berarti kasih adalah natural Allah, bukan Allah memiliki kasih. Nama lain misalnya Yehova Rapha atau Allah kesembuhan kita, berarti kesembuhan itu adalah natural Allah, yang artinya karena roh kita dan Roh Allah adalah satu (1 Korintus 6:17), maka kesembuhan bagi kita anak-anak Tuhan adalah sesuatu yang menjadi natural kita juga, haleluyah.

Kalau kita katakan bahwa Allah sudah tidak menyembuhkan lagi, maka itu berarti Allah harus ganti nama, dan itu bukan natural Allah karena Maleaki 3:6 berkata, ”Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah…”  Nama Allah adalah menara yang kuat (Amsal 18:10), dalam namaNya ada pengampunan dosa (Kisah Para Rasul 10:43). Nama Allah adalah sumber pengharapan kita, dan kita tahu ada 17 nama Allah di Perjanjian Lama di mana namaNya adalah kovenan tempat kita berada dan menjadi satu dengan Dia, namaNya adalah di atas segala yang bernama.

Tetapi setelah itu Allah juga ingin kita betul-betul menghormati FirmanNya serta dipenuhi oleh FirmanNya dalam kehidupan kita, karena perkataan firmanNya yang membuat kita hidup (Yohanes 6:63). Jika kita menghormati Firman Allah berarti kita menghormati Bapa yang memberi Firman itu, dan jika kita berjalan di dalam kuasa Firman Allah, maka kehidupan kita akan memuliakan namaNya. Integritas Allah ada di dalam perkataanNya, dan Allah sendiri yang berkata Dia sangat meninggikan FirmanNya atau perkataanNya. Mazmur 89:35, ”Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan Kuubah.

FirmanNya adalah berisi janji-janjiNya dan segala ketetapanNya, dan kehidupan yang mempercayai janji-janji Allah dan segala ketetapan Allah disebut hidup dalam iman. Hanya iman yang membuat kita berkenan kepada Allah. Mari kita membesarkan segala perkataanNya di dalam pikiran kita dengan demikian kita hidup berkenan di hadapanNya.

Mazmur 19:8-11, ”Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati, perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.

Kita boleh meminta apapun yang Allah janjikan bagi kita anak-anakNya dalam nama Yesus. Kita harus datang dengan berani ke tahta kasih karuniaNya (Ibrani 4:16), dan meletakkan seluruh pengharapan kita pada kasih karunia itu (1 Petrus 1:13) supaya Allah memberikan substansi atau perwujudan dari pengharapan kita yang disebut sebagai iman (Ibrani 11:1, KJV). Tetapi selain dengan keberanian, Alkitab pun berkata kita hanya bisa mengakses tahta kasih karunia hanya melalui iman (Roma 5:2).

Jadi artinya, iman itu identik dengan keberanian percaya akan janji-janji Allah. Dan ini berbeda dengan “menuntut” Tuhan, karena Allah sendiri yang menginginkan kita datang dengan berani. Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepadaNya (I Yohanes 5:14-15). Amin.

 

* Penulis adalah Gembala Sidang GKBI Kasih Karunia, Jakarta.      

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here