Narwastu.id – Pria yang satu ini tergolong tokoh muda Kristiani yang langka. Meskipun usianya baru 32 tahun, namun figurnya sudah diperhitungkan sebagai advokat/pengacara muda berprestasi. Pada 17 sampai 27 Oktober 2014 lalu, ia termasuk salah satu dari 7 pengacara muda berprestasi yang diutus DPN PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) untuk mengikuti International Bar Association Convention (Konferensi Lawyer Internasional) di Tokyo, Jepang. Acara ini diikuti 6.000 pengacara (lawyer) dari seluruh dunia, dan dibicarakan isu-isu penting, dan seputar penegakan hukum di berbagai negara di dunia. Dalam kesempatan itu pula Dr. Jimmy Simanjuntak, S.H., M.H. dan kawan-kawannya dijamu makan malam oleh Kaisar Jepang.
Ayah tiga anak, Areta Natania Simanjuntak, Calysta Veodora Simanjuntak dan Brian Johanes Raja Simanjuntak ini, sekarang dipercaya pula sebagai pengurus Departemen Luar Negeri DPC PERADI Jakarta Selatan, Ketua Bidang Litbang Asosiasi Kurator Pengacara Indonesia (AKPI), Ketua Departemen Hukum Asosiasi Pengusaha Inspeksi Teknis Indonesia (APITINDO), Sekretaris Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Hanura dan anggota Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) Jakarta Selatan. Meskipun sibuk sebagai pimpinan kantor hukum Jimmy Simanjuntak & Partners yang berkantor di kawasan elit Jalan Sudirman, Jakarta, ternyata ia masih menyisihkan waktunya untuk melayani di gereja dan keluarga besarnya.
Jimmy yang merupakan suami tercinta Dessy Tiurlan Christiawaty Sagala, S.H., M.H., dipercaya sebagai Ketua Pembangunan HKBP Cilincing, Jakarta Utara. Bahkan, ia masih aktif menjadi pemain organ dan guru sekolah minggu di gereja tersebut. Selain itu, ia dipercaya sebagai Ketua Umum Keluarga Besar Punguan Ompu Baja Huring Simanjuntak, Boru dan Bere se-Jabodetabek, Ketua Punguan Ompu Raja Diam Simanjuntak, Boru dan Bere se-Jabodetabek dan pengurus harian di Keluarga Besar Punguan Sagala Raja se-Jabodetabek.
Meskipun sibuk melayani, Jimmy pun menyisihkan waktunya sekarang untuk menyelesaikan program S3 Ilmu Hukum di Universitas Padjajaran, Bandung. Sejak mahasiswa Jimmy memang sudah menunjukkan diri sebagai sosok muda berprestasi dan enerjik, bahkan program S1 Ilmu Hukum yang ditekuninya di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta, hanya diselesaikannya selama tiga setengah tahun dengan indeks prestasi (IP) 3,7, sedangkan program Magister Hukum (S2) ia selesaikan di Universitas Padjajaran.
“Ketika saya giat melayani Tuhan di gereja, termasuk di tengah keluarga besar Simanjuntak, banyak hal yang dimudahkan Tuhan di dalam pekerjaan saya. Itulah yang saya yakini berkat Tuhan. Jadi rekan-rekan kaum muda Kristen, jangan ragu, selagi masih muda dan selagi ada kesempatan, mari manfaatkan kesempatan yang ada untuk melayani Tuhan. Saya meyakini bahwa kaum muda Kristen punya potensi besar untuk menjadi terang dan garam di tengah bangsa Indonesia,” ujar Jimmy, yang mengaku merasakan damai sejahtera kalau bisa ikut melayani.
Menurut Jimmy, kalau ia sekarang bisa punya kantor pengacara, punya anugerah tiga anak dan bahagia bersama istri tercinta, itu semua karena anugerah Tuhan dan doa-doa orang yang mengasihinya. Nama Jimmy sendiri semakin diperhitungkan di kalangan warga gereja saat ia sukses memimpin acara akbar “Pesta Bolon Tahun Remaja Pemuda HKBP Wilayah III” yang diadakan di Istora, Senayan, Jakarta, pada Minggu, 28 September 2014 lalu. Saat itu, sekitar 10.000 kaum muda HKBP dari wilayah Jakarta, Banten, Bekasi, Jabarteng dan Deboskab hadir di acara yang juga dihadiri Ephorus HKBP Pdt. WTP Simarmata, M.A., Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta Pdt. Colan W.Z. Pakpahan, M.Th dan Sekjen PB NU KH Marsudi Suhud itu.
Bahkan, acara akbar kaum muda HKBP itu mendapat penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) dan rekor dunia, karena mampu membuat pagelaran Taganing (alat musik tradisional Batak) terbanyak. Tak heran pendiri MURI, Jaya Suprana pun hadir di dalam acara itu. Kepeduliannya terhadap HKBP juga ditunjukkkan Jimmy Simanjuntak saat ia ikut berjuang mengadvokasi jemaat HKBP Ciketing, Kota Bekasi, Jawa Barat, saat diserang sekelompok massa anarkis pada 2009-2010 lalu. Ketika itu, berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari Ephorus HKBP (saat itu) Pdt. Dr. Bonar Napitupulu, Jimmy dipercaya sebagai Kuasa Hukum bersama empat pengacara.
Dan ketika itu, bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) HKBP Jatiwaringin, Jakarta Timur, Jimmy Simanjuntak dan kawan-kawan berupaya melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang sering mengganggu Jemaat HKBP Ciketing agar bisa memberi kenyamanan terhadap umat Kristen itu, apalagi beribadah merupakan hak azasi manusia (HAM) yang paling mendasar. Dan Jimmy saat itu bersama Sukur Nababan (anggota DPR-RI PDI Perjuangan), Muchtar Muhammad (Wali Kota Bekasi) dan Pdt. Luspida Simanjuntak, S.Th (HKBP Ciketing) berupaya menenangkan jemaat HKBP Ciketing agar jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, tapi berupaya menyatakan kasih dan kedamaian.
Mereka pun sampai menemui tokoh nasional yang juga Ketua MPR-RI Taufiq Kiemas (almarhum) untuk meminta nasihat soal kasus HKBP Ciketing. Tokoh PDI Perjuangan itu, meminta warga HKBP di Bekasi agar berjuang secara persuasif untuk mendapatkan kebebasan beribadah, serta agar dilakukan pendekatan dan komunikasi yang baik dengan tokoh-tokoh agama, pengurus FKUB dan tokoh masyarakat di Kota Bekasi. Dan nasihat dari tokoh nasionalis itu menjadi panduan bagi mereka untuk memperjuangkan kebebasan beribadah di HKBP Ciketing. Dan menurut Jimmy, kebebasan beribadah di negeri ini harus terus diupayakan, dan kasih harus ditonjolkan di dalam perjuangan itu, seperti ajaran Tuhan Yesus.