Narwastu.id-Pada Rabu siang, 27 Oktober 2021 lalu Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos bertemu dengan tokoh muda nasionalis dan religius, Raden Andreas Nandiwardhana, S.E. yang kini dipercaya sebagai Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) hasil Kongres XVI Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka bertukar pikiran sembari menyeduh kopi di kantornya yang sejuk dan nyaman di kawasan Galaxy, Kota Bekasi, Jawa Barat. Andreas adalah figur cerdas, aktif, dinamis dan lulusan Fakultas Ekonomi Manajemen Unika Atmadjaya, Jakarta. KNPI kini menaungi 184 organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) dari berbagai profesi, suku dan agama. Andreas pun merupakan mantan aktivis mahasiswa, pernah aktif di organisasi Pemuda Katolik dan kini pengusaha muda.
Sekarang Andreas aktif sebagai Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Kosgoro dan Direktur Utama PT. Lumen Corp. Pria kelahiran Jakarta, 29 Oktober 1983 ini adalah suami tercinta Narita Kusumawardani, dan punya dua orang, Geoffrey Vittorio Lelono dan Georgia Viola Lelono. Pendidikan SD ia tempuh di Strada Bhakti Wiyata, Kranji, Kota Bekasi. Lalu SMP di Santo Antonius Jatinegara, Jakarta, dan SMA di Marsudirini Jakarta. Saat duduk di bangku SMA ia aktif di organisasi OSIS. Tak heran, keaktifan berorganisasi itu terbawa hingga sekarang. Ia pun sekarang dipercaya sebagai Ketua DPD Barisan Pemuda Nusantara (Bapera) Jawa Barat. Dan organisasi Bapera aktif dalam aksi kemanusiaan melakukan vaksinasi pada masyarakat guna melawan pandemi virus corona.
Meskipun sibuk berorganisasi di tingkat nasional dan sebagai pengusaha, Andreas masih aktif sebagai Ketua Lingkungan Matius II di Gereja Katolik Santo Michael, Kota Bekasi. Keaktifannya dalam pelayanan di gereja tak lepas dari didikan ayahandanya yang merupakan tokoh masyarakat dan pemuka Katolik di Bekasi, R. Setio Lelono. Setio Lelono termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2018 Pilihan Majalah NARWASTU.” Ayahnya adalah pejuang yang gigih dalam mendapatkan IMB gereja di Jawa Barat, termasuk bisa memperjuangkan IMB Gereja Katolik Santa Clara, Kota Bekasi. Andreas mengatakan, “Saya bangga punya orangtua yang tak kenal lelah berjuang untuk mendapatkan IMB gereja Katolik di Bekasi. Mentalnya luar biasa meskipun ada penolakan dari sekelompok warga, namun ia tak menyerah.”
Pria ramah yang pernah aktif di DPP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini melihat tantangan pemuda sekarang adalah, kurang persatuan. “Situasi saat ini karena pandemi memang membuat para pemuda sulit bertemu dan berdialog. Saya berharap para pemuda Indonesia dari berbagai suku, agama dan latar belakang bisa bersatu, jadi tidak lagi ada kelompok-kelompok,” ujarnya. Tantangan lainnya, kata Andreas, pemuda saat ini ada yang merasa diri atau kelompoknya paling benar, sehingga di media sosial (Medsos) selalu tampil memeri opini dan merasa diri paling benar. Andreas menyampaikan, nitizen yang di dalamnya banyak kaum muda dalam memanfaatkan media sosial, perlu bersikap lebih bijak dan kritis. Jangan mudah terpancing hanya karena sebuah judul pemberitaan.
Sehingga, imbuhnya, di media sosial (Medsos) pun kita perlu edukasi dan sosialisasi tentang menyaring informasi yang baik dan benar. Itu sebabnya, di kepengurusan DPP KNPI yang dipimpinnya ada ketua yang membidangi digital dan media sosial untuk memberi edukasi supaya pemuda bisa memanfaatkan medsos dengan baik, cerdas dan bijak. Sebagai orang nomor satu di KNPI, Andreas menuturkan, obsesinya hanya ingin menyuarakan persoalan pemuda dan melayani pemuda Indonesia. “Sebagai pengusaha yang aktif di KNPI, saya tak ada pikiran agar menjadi anggota dewan atau aktif di partai politik. Saya tak memikirkan itu. Dan kepada pemuda Kristiani, termasuk Pemuda Katolik, saya berpesan, kita harus optimis, punya harapan dan mau terus mendukung kader supaya bisa tampil ke tingkat nasional. Kita jangan merasa minder. Kapolri saja sekarang bisa Kristen, dan kelak presiden pun bisa Kristiani. Kita jangan terkotak-kotak karena agama, kita di Indonesia berdasarkan Pancasila. Saya sangat setuju kalau identitas agama yang dibuat di KTP dihapus. Karena itu mengkotak kotakkan kita,” ucap Andreas yang punya motto di KNPI sekarang “Era of collaboration.”
Aktif di organisasi kepemudaan, bagi Andreas, merupakan tantangan sekaligus kesenangan. Ia senang berorganisasi karena keluarganya, termasuk orangtua dan istrinya mendukung. Ia merasa tertantang berorganisasi karena dia mesti berhadapan dengan banyak karakter orang di organisasi yang berbeda latar belakang. Dan ini menuntutnya agar semakin bijak dan belajar. Saat dia didukung para sahabatnya untuk maju jadi calon Ketua Umum KNPI ia terkejut. “Mimpi pun saya tak pernah untuk jabatan itu. Sebelum maju jadi calon ketua umum saya lebih dulu minta restu dan doa orang tua saya. Sekarang setelah terpilih keinginan saya hanya ingin menyatukan pemuda Indonesia dari berbagai agama, dan saya ingin merajut pemuda kita supaya jangan terpecah-pecah.”