Narwastu.id – Pelantun lagu rohani “Penolong yang Setia”, Melitha Sidabutar meninggal dunia pada Senin, 8 April 2024 lalu pasca menjalani perawatan di rumah sakit akibat gagal jantung. Gadis berusia 23 tahun yang pernah meraih AMI Award untuk kategori karya produksi lagu berlirik spiritual Nasrani dengan judul “Mengucap Syukur” itu tak pernah terbersit di benaknya menjadi seorang penyanyi. “Aku bahkan enggak lolos Indonesian Idol, aku bukan siapa-siapa. Ini bukan satu hal yang aku rencanakan,” terang Melitha dalam wawancaranya di salah satu podcast milik motivator terkenal Indonesia. Kendati gagal di tengah jalan dalam ajang pencarian bakat bergengsi itu, namun lewat talentanya tersebut ia dipakai untuk memuliakan nama Tuhan sehingga banyak orang yang menyukainya.
“Di titik ini pencapaian terbesar yang buat saya bangga adalah ketika aku nyanyi penyembahan, bukan sebagai Melitha Sidabutar tapi sebagai aku yang hancur hati. Pencapaian yang buat aku bangga. Ketika aku di atas (mimbar) dengan semua kekurangan aku sadar, kalau bukan siapa-siapa yang bisa bikin aku berdiri tegap disitu adalah Tuhan,” jelasnya dengan mata berbinar.
Baginya, bernyanyi bagi Tuhan lewat pujian adalah salah satu caranya berkomunikasi denganNya. Menurutnya, tiap orang punya cara masing-masing untuk berkomunikasi dengan Tuhan. “Jadi dengan cara apapun larinya, Tuhan Yesus panggil namanya. Itu sudah talk to God sih,” ungkapnya. Jika menelisik perjalanan hidupnya, perempuan kelahiran Jakarta, 8 Januari 2001 ini mengaku memiliki cita-cita yang sangat sederhana yakni menjadi dokter.
“Yang aku rencanakan dalam hidup, aku pengen kuliah di bidang kedokteran, di bidang kesehatan, aku pengen jadi petugas kesehatan,” ucapnya. Tidak hanya itu, rupanya cewek kembaran Melisha Sidabutar ini pun juga memiliki keinginan untuk menikah di usia muda. Seperti yang dituturkan oleh kekasih Melitha Sidabutar, Glen Imanuel Sanjaya bahwa ia bersama Melitha berencana melangsungkan bimbingan pernikahan pada Mei 2024 ini. “Jadi memang agendanya kita mesti bulan Mei 2024 saya dan Melitha janjian untuk menghadap ke Pdt. Theddi Lusli dari Gereja Tiberias untuk minta tolong dibimbing dalam pranikah,” terang Glen.
Jalinan cinta yang mereka jalin kurang lebih tiga tahun dan berharap berujung pada pernikahan kini tinggal kenangan. Kendati demikian, Glen tetap berusaha untuk tegar dengan kepergian kekasihnya itu untuk selamanya. Menurutnya, ia tetap percaya yang diambil Tuhan saat dia meninggalkan dunia bukan tanpa arah, tapi ada satu jalan menuju kekekalan, keselamatan dalam Tuhan,” imbuhnya. Kepergian Melitha memang menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga maupun orang-orang yang mencintainya dengan sepenuh hati. Di balik itu semua, Glen percaya bahwa seharusnya yang lebih berbahagia Melitha. “Dan itu yang mungkin membuat kami dan keluarga tegar, karena tahu Melitha jauh lebih berbahagia dari kami,” ungkap Glen yang tak memungkiri bahwa dirinya sangat merindukan almarhumah yang telah dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, bersebelahan dengan saudara kembarnya Melisha Sidabutar yang wafat pada 8 Desember 2020 silam. BTY/Dbs