Narwastu.id – Film spiritualitas terbaru kembali hadir di Indonesia. Kali ini film berjudul “His Only Son” yang dirilis pada 30 Agustus 2023 lalu. Film yang ditulis dan disutradarai David Helling ini berkisah tentang ketaatan Abraham (Bapa orang beriman) kepada Tuhan diuji. Dalam sebuah mimpi, Abraham yang diperankan oleh Nicolas Mouawad ini diperintahkan Tuhan untuk mempersembahkan putra tunggalnya Isaac (Edaan Moskowitz) di Gunung Moria. Abraham pun menceritakan mimpinya tersebut kepada istrinya Sara (Sara Sayed). Saat mendengar hal itu Sara marah dan bertanya-tanya mengapa Tuhan membutuhkan pengorbanan itu.
Sebagai ayah sudah barang tentu Abraham dilingkupi perasaan yang dilematis. Di satu sisi, ia ingin sepenuhnya menuruti perintah Tuhan, namun di sisi yang lain putranya itu adalah anak yang dinanti-nantikannya sejak lama. Kendati demikian, Abraham akhirnya memutuskan untuk taat pada perintah Tuhan. Sepanjang perjalanan ke Gunung Moria, Abraham diliputi perasaan sedih. Ia kembali teringat bagaimana perjuangannya bersama Sara menginginkan seorang keturunan. Sesampainya di Gunung Moria, Abraham meminta Isaac untuk berbaring di atas meja persembahan. Sama seperti sang ayah, Isaac pun memiliki rasa taat yang tinggi.
Tanpa berpikir dua kali, Isaac langsung memenuhi permintaan ayahnya. Dan seperti yang kita ketahui hal itu tidak terjadi, sebab Tuhan telah menyediakan korban persembahan. Dari film tersebut ada beberapa hal pembelajaran yang bisa kita ambil, pertama, taat kepada Tuhan. Artinya ketaatan lebih dari korban bakaran. Seperti kita tahu kehidupan yang kita jalani tidak terlepas dari tantangan dan persoalan. Saat kita terhimpit masalah, sebetulnya di situ Tuhan juga ingin melihat apakah kita tetap taat pada cara yang diberikanNya melalui Roh Kudus yang bekerja dalam kita. Atau sebaliknya, kita mengandalkan kekuatan sendiri. Kedua, Allah penyedia (Jehovah Jireh). Abraham begitu mempercayai akan janji Tuhan. Saat Tuhan berkata bahwa ia akan memiliki keturunan, janjiNya selalu ditepati. Termasuk saat Abraham tunduk pada perintah Tuhan untuk mempersembahkan Isaac.
Abraham percaya bahwa Tuhan akan menyediakan “korban” untuk persembahan, kendati ia belum melihat hal itu. Abraham tetap yakin dan percaya bahwa Dia akan menyediakan segala hal yang dibutuhkan. Ketiga, menghormati Tuhan dan orangtua. Ketaatan Abraham pasti diiringi oleh roh takut akan Tuhan dan sebagai perwujudannya menghormati Tuhan. Buah dari ketaatan dan penghormatannya itu otomatis menjadi teladan bagi Isaac, sehingga dirinya pun mengikuti apa yang dikatakan oleh ayahnya.
Di sini sangat jelas seorang kepala keluarga menjadi sosok yang penting di tengah keluarga, terutama bagi pertumbuhan iman anak-anaknya. Film yang mengambil latar di Kanaan, Yerusalem dan bergenre drama sejarah dan keluarga ini diproduksi oleh Commissioned Pictures dan RockBridge Productions. Sosok Abraham sangat menginspirasi, tidak mengherankan jika darinya ia dikenal karena ketaatannya, bapak orang beriman dan sahabat Yesus. Sedangkan dari Isaac kita belajar bagaimana menghormati Tuhan dan orangtuanya. BTY