Pengharapan Saat Natal dan Iman kepada Kristus

340
Pdt. Marihot Purba, M.A. bersama keluarga.

Narwastu.id – Penurunan angka penularan Covid-19 yang cukup melandai disambut sukacita oleh masyarakat Indonesia. Terutama umat Kristiani, karena sebagian gereja telah menyelenggarakan ibadah secara onsite. Walaupun tetap mengedepankan protokol kesehatan. Seperti Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Lubuk Linggau, Sumatera Selatan mulai ibadah tatap muka. Setelah sekian lama sejak Covid-19 mewabah di negeri ini, GKII selama ini juga menggelar ibadah secara online, dan pada perayaan Natal 2021 akan diadakan secara onsite. Seperti yang dituturkan oleh Pdt. Marihot Purba, M.A. selaku Gembala GKII Lubuk Linggau, dengan situasi pandemi sekarang gerejanya sekarang memutuskan untuk mengadakan ibadah Natal secara onsite/tatap muka dengan aturan 50℅ kehadiran dari kapasitas ruangan. Keputusan tersebut diambil berdasarkan situasi pandemi di kota Lubuk Linggau yang sudah menurun, dan rumah sakit khusus perawatan Covid-19 sudah kosong. “Walau demikian kami tetap melakukan prokes yang ketat. Perayaan Natal tahun ini hanya untuk kalangan sendiri, tidak mengundang tetangga dan gereja-gereja lain di sekitar Lubuk Linggau,” terang Pdt. Marihot.

Dan gereja ini mengusung tema Natal “Yesus Kristus Adalah Sauh yang Kuat dan Aman Bagi Jiwa Kita (Ibrani 6:19)” yang didasarkan kepada situasi akhir-akhir ini. Seperti rasa takut, khawatir, dan bimbang dalam menghadapi pandemi yang belum berakhir sampai sekarang. Tidak dipungkiri, jika keadaan tersebut telah mempengaruhi hidup kita sebagai pengikut Yesus Kristus. “Seperti sauh yang kuat dan aman bagi sebuah perahu ketika datang badai dan ombak besar. Seperti itulah Yesus Kristus ibarat sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita ketika badai pandemi ini datang seperti badai yang mengguncang kehidupan manusia secara global,” jelas pendeta kelahiran Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 49 tahun lalu itu.

Perayaan Natal yang sudah dipersiapkan sejak November 2021 rencananya diadakan secara sederhana mengingat kondisi yang masih dalam suasana memprihatinkan. Walau begitu, makna Natal tetap memiliki arti, yaitu kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Dan itu adalah cerita bahagia dan berita pengharapan bagi seluruh umat manusia. Alasannya, Yesus adalah Mesias tidak hanya bagi jiwa kita, tetapi juga dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Ia menambahkan,  bersama Yesus kita memiliki rasa optimis dan pengharapan yang kuat akan adanya maksud Tuhan yang baik di tengah situasi ini. “Pandemi ini terjadi bukan karena Allah membenci manusia. Justru sebaliknya, karena Ia mengasihi umat manusia. Karena itu, kita harus menjadikan masa pandemi ini sebagai kesempatan untuk berbagi rasa optimis dengan kata-kata, sikap dan perbuatan,” tukas bapak dua anak ini semangat.

Pdt. Marihot Purba, M.A.

Memang memberi semangat satu dengan yang lain merupakan bagian dari fungsi gereja, yaitu bersekutu, bersaksi dan kepedulian sosial bagi orang-orang yang mengalami masalah terutama dalam masa pandemi ini. Banyak orang terganggu kesehatan mentalnya akibat pembatasan kegiatan di sana sini. Mulai dari takut terhadap kematian, cemas berkepanjangan ditambah keadaan financial yang berkurang cukup signifikan, karena terjadi PHK besar-besaran. Pdt. Marihot mengatakan, dari Natal tahun ini kita belajar agar gereja hadir membawa berita bahagia. Yesus adalah Mesias atas ketakutan, kecemasan, dan kebingungan kita di tengah pandemi. Bersama Yesus kita mampu melewati masa-masa sulit ini, dan tetap percaya bahwa Allah merancang damai sejahtera bagi umatNya. “Saya yakin tidak ada sesuatu yang terjadi di bumi ini tanpa adanya maksud Tuhan di dalamnya. Seperti dikatakan di Roma 8:28, kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Allah adalah Bapa yang baik, dan adakah Bapa yang merancang yang jahat bagi anakNya? Apalagi Bapamu yang di sorga (Matius 7:11),” tegasnya.

Menurut Pdt. Marihot, jika sampai saat ini ia tetap dimampukan untuk menjadi pelayan Tuhan terlebih dalam situasi seperti ini, semua semata-mata karena anugerahNya. Tidak terkecuali juga menjadi gembala bagi keluarga kecilnya. Ia menuturkan, sebagai seorang pendeta, ia menyadari bahwa tangan Tuhan yang kuat itu tidak pernah lelah atau gagal menuntunnya sebagai seorang gembala, suami dan ayah bagi anak-anaknya. “Saya memegang satu firman Tuhan sepanjang tahun ini yang berbunyi: Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan (Yeremia 17:7-8),” tukas pendeta cerdas dan humanis ini.

“Allah menguji iman kita saat ini, apakah kita beriman terhadap kemampuan intelektual, kemampuan fisik, kemampuan keuangan atau kemampuan jabatan/kekuasaan bahkan pengalaman kita? Atau masihkah kita menaruh iman kepada Yesus Kristus atas segala sesuatu itu,” ujar suami dari Pdt. Engrina M. Harianja, S.Th ini.

Di pengujung perbincangannya dengan Majalah NARWASTU, Pdt. Marihot berharap agar kita semua tetap kuat di dalam Tuhan. “Selamat Natal 25 Desember 2021 dan Tahun Baru 1 Januari 2022. Tuhan Yesus memberkati kita. Be brave and strong and trust the Lord (Mazmur 27:14),” ucapnya semangat. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here