Narwastu.id – Pandemi corona bukan jadi halangan untuk para penikmat hiburan layar lebar bergenre horor untuk tidak menonton film terbaru “Conjuring 3 The Devil Made Me Do It.” Film besutan sutradara Michael Chaves ini bercerita tentang serangkaian kejadian mengerikan karena diganggu oleh mahluk halus (roh jahat) hingga merasuki jiwa seorang anak dan akhirnya memakan korban jiwa. Disebutkan jika film yang tengah beredar di bioskop itu sangat berbeda dengan film Conjuring sebelumnya. Dan kisah ini diangkat dari cerita nyata di Amerika Serikat. Film ini menarik ditonton, karena di sini diperlihatkan kuasa roh jahat yang ingin membunuh dan menghancurkan damai sejahtera di sebuah keluarga. Namun kuasa jahat itu bisa takluk oleh kekuatan doa dan Injil dari pastur yang bekerjasama dengan pengusir setan.
Memang tidak bisa diingkari jika film dengan tema horor atau berbau supranatural cukup diminati oleh khalayak, dan ingin mereka ingin berbondong-bondong menontonnya. Maka tidaklah mengherankan, jika setiap film horor yang dirilis di pasaran dapat mendatangkan keuntungan, bahkan mencapai box office. Bagi para pencari hiburan layar lebar, film horor menduduki puncak pertama dari jajaran film lainnya berjenis drama percintaan atau komedi. Menurut mereka, film horor memiliki sensasi tersendiri kala menyaksikan setiap adegan yang ada. Apalagi, jika film tersebut dibuat berdasarkan kisah nyata. Bahkan ada yang sampai menggelar ritual sebelum syuting film dilaksanakan agar film yang diinginkan tidak hanya menegangkan, melainkan dapat menebarkan rasa takut serta merangsang adrenalin para penonton. Tentu saja semakin menegangkan atau menyeramkan sebuah film, maka akan semakin seru dan sulit dilupakan.
Di balik keseruan tontonan tersebut sebetulnya ada satu ancaman terselubung yang cukup membahayakan. Yakni, spirit dari si roh jahat itu sendiri. Spirit tersebut masuk melalui pikiran kita. Dari penyusupan tersebut dapat membentuk sebuah pola pikir yang mampu berubah menjadi sebuah keyakinan. Tentu yang dimaksud di sini adalah keyakinan yang salah dari konsep berpikir yang salah. Tanpa sadar tontonan itu dapat memberi “candu” atau rasa ketagihan yang mengikat untuk terus menonton terlebih bisa memberhalakannya. Artinya, seperti ada sesuatu yang salah atau merasa tidak damai sejahtera jika tidak menontonnya. Keterikatan yang menjelma menjadi kebergantungan itulah mampu mengintimidasi melalui pikiran. Atau dengar-dengaran sebuah perintah untuk melakukan sesuatu tindakan ekstrem. Mulai dari melukai orang lain, diri sendiri bahkan sampai bunuh diri. Ancaman bahaya itu pun juga menyusup pada tontonan serial kartun untuk anak-anak. Di mana iblis menyamar sebagai malaikat terang. Sebut saja seperti casper si hantu yang ramah dan baik hati, zombie yang lucu dan menggemaskan bahkan vampire yang sangat bersahabat dan menyenangkan. Padahal target iblis adalah membinasakan (Yohanes 10:10).
Ada ungkapan yang mengatakan, apa yang kita baca, lihat dan dengar akan membentuk pola pikir. Jadi dengan kata lain segala informasi yang kita konsumsi itu, apakah sampah informasi atau informasi yang membangun diri kita. Di dalam Filipi 4:8 dikatakan, ”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Maka sangat jelas bahwa informasi yang dapat menyehatkan untuk jiwa dan raga kita adalah Alkitab. Bukan bacaan dan tontonan tidak sehat yang cuma menyesatkan pikiran bahkan membinasakan. Semua pilihan tersebut ada di tangan kita. Dan di film Conjuring 3 bisa kita lihat pertarungan kuasa doa versus kuasa jahat. Dan tentu pasti kuasa doa atau kekuatan Tuhan yang mampu mengalahkan kuasa jahat itu. BTY