GMKI Bicara Keberpihakan dalam Kebenaran di Paskah Nasional 

70
GMKI merayakan Paskah dan memikirkan Indonesia.
Narwastu.id – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) merayakan Paskah Nasional yang berlangsung pada 9 sampai 10 April 2021 di Medan, Sumatera Utara. Perayaan Paskah ini diikuti oleh kader-kader GMKI Cabang setanah air, baik secara offline maupun online. Perayaan Paskah Nasional tahun 2021 ini diawali dengan rangkaian studi meeting bertajuk “Reforma Agraria.” Adapun tiga isu sentral yang dibahas dalam studi meeting, yaitu pertambangan mengundang bencana di tanah Dairi, food estate: solusi ketahanan pangan atau korporasi petani, dan mafia tanah di Sumatera Utara.
Para pembicara yang hadir di antaranya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan berbagai NGO di Sumatera Utara yang eksis dan concern seputar isu food estate dan reforma agraria. Mewakili Menteri Agama RI, Dirjen Bimas Kristen Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si memberikan pesan bahwa pada momen Paskah tahun ini penting untuk GMKI supaya konsisten dalam banyak aspek kehidupan sehingga eksistensi GMKI tetap terjaga. Peranan GMKI dalam pembangunan masyarakat adalah menjadi pilar sosialisasi konsep moderasi beragama. Memposisikan diri secara tepat agar tidak bergeser ke titik liberalis ataupun konservatif.
Dan Prof. Dr. Thomas Pentury menambahkan GMKI harus memperkuat tiga hal dalam menjawab era revolusi industri 4.0, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Pendidikan kader GMKI harus terus dilakukan secara massif, dan GMKI harus memahami dirinya sebagai gereja yang tersamar (incognito) dalam memahami konteks keberadaannya.
Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th dalam sambutannya pun menyampaikan pesan Paskah kepada GMKI seluruh Indonesia agar menjadi garda terdepan dalam menghentikan penyebaran pandemi Covid-19, sebagai salah satu bentuk panggilan iman. Oleh karena itu, protokol kesehatan harus tetap kita taati meskipun sudah ada vaksin. Di lain sisi, bencana alam yang melanda kita mengharuskan kader GMKI perlu terlibat menjadi kader yang tanggap bencana.
Pada momen perayaan besar gerejawi itu, Jefri Gultom selaku Ketua Umum Pengurus Pusat GMKI menyampaikan pesan reflektif bertajuk “Paskah dan Keberpihakan.” Paskah tahun ini, ujarnya, kita diharuskan menjaga jarak, bersifat terbatas, dan sebagian ritual harus dilewati, sementara nuansa sakralitasnya terasa berbeda karena bergeser ke ruang online. Semua ini terjadi, karena kita dituntut untuk patuh pada tata protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah karena sedang dilanda pandemi Covid-19. Jefri menambahkan, selain pandemi yang sedang dialami, dua peristiwa besar mewarnai Paskah, yakni aksi brutal terorisme dan bencana alam. Ketika Minggu Palma tiba untuk memasuki pekan suci, kita terhentak dengan peristiwa terorisme yang menyerang Gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan. Berikut ada bencana alam yang melanda sebagian wilayah provinsi NTT. Reaksi yang sama pun terjadi. Peristiwa Paskah pun kian menemukan makna esensialnya, yakni kebangkitan rasa solidaritas kemanusiaan.
Jefri Gultom menegaskan, “Hendaknya manusia yang telah diselamatkanNya diajak untuk melepaskan bayang-bayang hidup lama. Keluar dari ruang kesesatan, melangkah di bawah tuntunan cahaya pengharapan, dan menuju jalan terang penuh kemenangan. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar.” “Dan sebagai penanda pijar kehidupan, itu tampak dalam cahaya Paskah. Kelak pula kebenaran akan solidaritas kemanusiaan akan dinyatakan. Itulah kisah esensi Paskah yakni ‘keberpihakan.
Selamat Paskah,” tutup Jefri Gultom yang asal Sumatera Utara ini. NT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here