Narwastu.id – Seperti tahun-tahun yang lalu, Majalah NARWASTU yang kita cintai ini kembali menampilkan “21 Tokoh Kristuani 2018 Pilihan NARWASTU.” Dan 21 figur pilihan ini selama ini kami ikuti jejak rekamnya, aktivitasnya (pelayanannya) di tengah gereja, masyarakat dan bangsa. Dan tentu saja mereka adalah sosok yang pernah muncul di dalam pemberitaan Majalah NARWASTU. Kami tak bakal mempublikasikan figur-figur yang sehebat apa pun kalau belum pernah muncul di dalam pemberitaan NARWASTU. Karenanya, sekali lagi, tokoh-tokoh pilihan di akhir tahun ini adalah pilihan Majalah NARWASTU, bukan pilihan media lain atau lembaga tertentu.
Satu hal yang kami lakukan sebelum mengangkat figur-figur ini adalah menanyakan ke sejumlah pihak tentang kiprah mereka, termasuk kepada sejumlah Pembina/Penasihat NARWASTU. Karena, bagi kami, masukan atau komentar dari pihak lain atau Penasihat BARWASTU pun perlu didengarkan dan pertimbangkan. Seperti tokoh-tokoh terdahulu, 21 tokoh yang tampil kali ini kami pilih lantaran punya pemikiran, gagasan atau karya yang mampu mempengaruhi banyak pihak. Dan kriteria yang kami patok untuk memilih seseorang tokoh, pertama, si tokoh mesti seorang figur Pancasilais dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta memahami Bhinneka Tunggal Ika.
Kedua, si tokoh mesti peduli terhadap pelayanan di tengah gereja, masyarakat, bahkan bangsa, serta tak jarang menjadi perbincangan banyak orang. Dengan istilah lain si tokoh bisa bahkan sering menjadi the news maker (pembuat berita). Ketiga, si tokoh mesti mampu menginspirasi dan memotivasi banyak orang dengan kiprahnya, apakah itu di bidang sosial kemasyarakatan, gereja, hukum, politik, ekonomi, pendidikan, media, organisasi maupun profesionalisme.
Ada pun ke-21 tokoh pilihan tersebut, yakni (1) Pdt. Dr. Andar Ismail, (2) Raden Y. Dian Setio Lelono, (3) Pdt. Gomar Gultom, M.Th, (4) Djarot Subiantoro, (5) Erwin Ricardo Silalahi, S.E., (6) Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, (7) Pdt. Lusiana Harianja Pella, M.Th, (8) Pdt. Banner Siburian, M.Th, (9) Cara Laksono, MBA, (10) Ir. Jannerson Girsang, (11) Adri Lazuardi, (12) Pdt. Dr. Ir. Tjepy Jones Budhidarma, M.Sc, (13) Viktus Murin, S.Pd, (14) Dr. Angel Damayanti, M.Si, (15) Bangun Salmon Siagian, S.H., M.H., (16) DR. (HC) Esther Sijabat, (17) Pdt. Mangasa Butarbutar, S.E., M.Th, (18) Pdt. Jimmy Jackson Iskandar, (19) Heben Heser Ginting, S.E., A.Md, (20) Lidya Natalia Sartono, M.Pd dan (21) Pdt. Sapta B.U. Siagian, M.Th.
Tokoh-tokoh yang kami pilih ini berasal dari berbagai etnis (suku), denominasi gereja maupun latar belakang politik. Dan kami berikan apresiasi atau award sebagai tokoh Kristiani kepada mereka sebagai hadiah Natal dan Tahun Baru 2019 terindah di akhir tahun 2018 ini. Tentu saja, figur-figur pilihan NARWASTU yang sudah diseleksi sejak Juli 2018 lalu dari 100-an tokoh yang pernah dipublikasikan di majalah ini, tetaplah insan biasa yang punya kekurangan.
Hanya saja, ada dalam diri mereka nilai-nilai juang dan kegigihan dalam mengupayakan pencerdasan, kedamaian, kerukunan, kebaikan dan kesejahteraan kepada sesama. Akhirnya Tim Redaksi Majalah NARWASTU mengucapkan, selamat dan sukses kepada “21 Tokoh Kristiani 2018” ini, kiranya Bapak/Ibu terus ditolong dan diberkati Tuhan Yang Maha Rahmat di dalam kiprah selanjutnya di tengah gereja, masyarakat dan negeri tercinta ini. Syalom dan salam kasih NARWASTU.
Penulis Buku “Seri Selamat” dan “Tokoh Inspiratif”
Siapa yang tidak kenal Pdt. Dr. Andar Ismail. Penulis senior yang satu ini terkenal sebagai penulis handal, dan salah satu karangannya yang populer adalah buku “Seri Selamat.” Karena kepopulerannya itu, Pdt. Andar Ismail menerima penghargaan sebagai “Tokoh Inspiratif Pilihan Panitia Festival Sastra & Rupa Kristiani 2018” baru-baru ini. Penyerahaan penghargaan dilakukan saat acara jumpa penulis Seri Selamat ini di Gedung BPK Gunung Mulia, Jakarta Pusat, pada Selasa, 14 Agustus 2018 lalu, yang diserahkan oleh Sekretaris Umum (Sekum) PGI, Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Penghargaan tersebut didasari oleh tulisan-tulisan Pdt. Andar Ismail yang telah menginspirasi gereja, jemaat, dan pendidikan teologi. Sejak ditulis pada 1981 silam, hingga kini terdapat 29 judul Seri Selamat, dan terakhir Selamat Mengaku. Dan terhitung tahun 2008 sampai Mei 2018 telah terjual 460.000 eksemplar. Saat pemberian penghargaan itu, Sekum PGI menegaskan, gereja-gereja di Indonesia sangat diberkati oleh tulisan-tulisan Pdt. Andar Ismail, karena bahasa dan isinya sangat kena dengan keseharian kita. Tidak muluk-muluk, sangat realistis, dan menyentuh. “Lewat tulisan-tulisan itu banyak orang yang menemukan dirinya dan berjumpa dengan Tuhan. Sebab itu, penghargaan yang diberikan tidak ada nilainya dibanding dengan pengorbanan, baik waktu, pikiran, dan tenaga yang telah diberikan oleh Pak Andar Ismail,” katanya.
Pdt. Andar Ismail berkomentar, penghargaan tersebut adalah cambuk baginya untuk terus berprestasi. “Cambuk itu diibaratkan seekor kuda yang sedang berlari, maka kita diharapkan untuk terus berprestasi dengan lebih lagi. Maka saya berharap semua penulis, penerbit dengan segala macam elemennya, editor, percetakan, dan juga pembaca perlu dicambuk untuk lebih maju lagi,” cetusnya.
Penghargaan yang diserahkan kepada Pdt. Andar Ismail merupakan rangkaian kegiatan awal dari Festival Sastra dan Rupa Kristiani 2018 yang berlangsung pada 23-25 Agustus 2018 lalu. Kegiatan tersebut digagas oleh Biro Pemuda PGI, SERUNI, STFT Jakarta, BPK Gunung Mulia, LITERA, LAI, Ignite, dan Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Sekadar tahu, Pdt. Andar Ismail adalah seorang pendeta emeritus Gereja Kristen Indonesia (GKI) Samanhudi. Ia dosen senior bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta. Tahun 1981 ia mulai menulis refleksi. Kelak kumpulan tulisannya disatukan dalam buku Seri Selamat. Ketebalannya 140-an halaman. Hingga kini 29 judul Seri Selamat telah lahir dari tangannya. Masalah keseharian adalah tema yang sering diangkatnya. Judul terbaru adalah Selamat Mengaku: 33 Renungan Tentang Identitas. Seri Selamat merupakan buku terlaris terbitan BPK Gunung Mulia, lembaga penerbitan Kristen oikumenis tertua di Tanah Air.
Pdt. Andar lahir di Bandung dengan nama Siem Hong An. Ia telah mengarang sebelum dapat membaca dan menulis. Pasalnya, kedua orangtuanya kerap bercerita. Di Sekolah Minggu, ia tekun mendengarkan cerita dari kakak pembina. Menginjak Sekolah Dasar, Andar kecil tergila-gila membaca. Ia menjadi anggota perpustakaan Volks Bibliotheek Bandung. Dari buku-buku perpustakaan kota, ia mengenal sastra Eropa. Ia membaca karya Hans Christian Andersen, Karl May, Leo Tolstoy, Guy de Maupassant, Charles Dickens, dan lainnya.
Sewaktu SMP, ia anggota The British Council Library. Ia satu-satunya remaja yang tiap Sabtu nongkrong di perpustakaan, membaca. Minatnya kemudian menjurus pada buku-buku teologi. Ia sering numpang membaca karya teolog Verkuyl, Leimena, Notohamidjojo, Kraemer, di toko buku BPK Jalan Pasir Kaliki, Bandung. Pdt. Andar Ismail juga termasuk teolog terkemuka yang dikenal peduli pada penerbitan media Kristen. Pada akhir 2017 lalu misalnya, ia menghubungi kantor redaksi Majalah NARWASTU. Dan konsultan di PT. BPK Gunung Mulia dan dosen di STT Jakarta ini pun berbicara banyak tentang penerbitan media cetak dan buku Kristen dengan Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos.
“Usaha Anda bersama teman-teman di Majalah NARWASTU luar biasa. Saya perhatikan selama ini Majalah NARWASTU masih bisa terbit teratur di saat banyak penerbitan buku Kristen serta majalah dan tabloid Kristen menghadapi krisis,” ujar Pdt. Andar Ismail lewat telepon. Kemudian hamba Tuhan ini pun menyampaikan, bahwa saat ini anak-anak muda, termasuk warga gereja banyak yang menggemari media sosial atau digital, dan kurang suka lagi membaca buku-buku dan majalah atau tabloid.
Padahal, imbuhnya, buku-buku atau majalah itu tujuannya sangat penting untuk mencerdaskan warga gereja dan mendidik masyarakat. Sedangkan sekarang, tukasnya, banyak orang di media sosial (medsos) hanya menampilkan foto-fotonya ketika makan atau kegiatan jalan-jalan. Kehidupan orang Indonesia saat ini, ujarnya, dipengaruhi dengan fenomena media sosial, padahal buku-buku atau majalah itu sangat penting sekali manfaatnya untuk mendidik warga gereja.
“Karena itu, saya terus berdoa agar Majalah NARWASTU dan penerbitan media Kristen serta penerbitan buku-buku Kristen terus eksis, sekalipun upaya untuk itu tidak gampang. Kita sekarang memang harus berjuang agar bisa eksis. Dan saya mengharapkan agar Pak Jonro terus semangat dan diberkati Tuhan dalam menerbitkan Majalah NARWASTU ini,” pungkas Pdt. Andar Ismail, yang sudah beberapa kali pula berkunjung ke kantor NARWASTU. PS