Narwastu.id – Pelopor gerakan ekumenis di Asia, Pdt. Dr. Soritua Albert Ernest (SAE) Nababan baru-baru ini dianugerahi medali St. Mesrop Mashtots His Holiness Aram I di Gereja Armenia Catholicos of Cilicia. Penghargaan diberikan di hadapan para pemimpin ekumenis global dan perwakilan dari komunitas Armenia pada acara khusus yang diadakan di Catholicosate Armenia dari Rumah Besar Cilicia, Lebanon, pada 1 Februari 2020 lalu. Paus dari Tahta Suci Cilicia menyerahkan medali tersebut kepada Pdt. Nababan dan mengenang kembali kepemimpinannya dalam gerakan ekumenis di berbagai tingkatan.
Pdt. SAE Nababan merupakan Ephorus (Uskup Agung) Emeritus dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Indonesia, gereja Protestan terbesar di negara ini, telah terlibat dalam gerakan ekumenis di Indonesia, Asia, dan di tingkat global dalam berbagai kesempatan. Ia merupakan sekretaris pemuda pertama dari Konferensi Kristen Asia Timur, sebagai pendahulu di Dewan Gereja Asia (CCA). Kemudian ia terpilih sebagai Presiden CCA (1990-1995). Dalam Dewan Gereja-gereja Se-Dunia (WCC), Pdt. Nababan menjabat sebagai anggota Komite Pemuda WCC pada 1950-an, Moderator Komisi WCC tentang Misi dan Penginjilan Dunia pada 1970-an, dan anggota Komite Sentral WCC pada waktu yang berbeda.
Catholicos Aram I telah menjabat dua periode sebagai Moderator Komite Sentral WCC, dan selama masa jabatan pertamanya, Pdt. Nababan adalah Wakil Moderator. Penghargaan bergengsi St Mesrop Mashtots diberikan oleh Gereja Katolik Cilicia dari Armenia untuk menghormati para pemuka gereja dan masyarakat sebagai pengakuan atas kontribusi yang telah diberikan selama hidup mereka.
St. Mesrop Mashtots (360-440 M) adalah seorang biarawan, teolog, dan ahli bahasa, yang menurut tradisi, menemukan naskah Armenia pada tahun 405 M dan membantu membangun zaman keemasan sastra Kristen Armenia. Mesrop Mashtots memulai kehidupan biara sekitar 395 M, ditahbiskan sebagai imam, berkomitmen seumur hidup untuk kehidupan spiritual serta mendirikan beberapa biara. Ia juga menyebarkan Injil di daerah-daerah terpencil di Armenia untuk menolak Mazdaisme, sebuah tatanan keagamaan yang diturunkan dari Zoroastrianisme, serta menemukan 36 huruf alfabet Armenia.
Sekjen CCA, Dr. Mathews George Chunakara, yang juga hadir di acara tersebut menyatakan kebahagiaannya atas penghargaan kepada Pdt. SAE Nababan, dan menyampaikan harapan terbaiknya atas nama keluarga besar ekumenis Asia. Dr. Chunakara menyatakan bahwa Pdt. Nababan merupakan sebuah bukti nyata dari pengartikulasian identitas oikoumenis Asia dan kontribusi Asia terhadap gerakan ekumenis global selama beberapa dekade. Sekjen CCA ini menambahkan, penghargaan kepada Pdt. Nababan oleh Uskup Katolik Armenia di Cicilia adalah suatu kehormatan besar yang dianugerahkan kepada pemimpin ekumenis Asia.
Dalam sambutannya setelah menerima penghargaan bergengsi tersebut, Pdt. SAE Nababan mengatakan, ia sangat tersentuh oleh kehormatan yang diberikan kepadanya, dan selalu mengagumi kepemimpinan karismatik dan komitmen oikoumenis dari Yang Mulia Aram I, yang juga telah diterima dan diakui oleh komunitas ekumenis global sebagai pemimpin gerejawi dan ekumenis yang setia pada abad ini.
Selain kepada Pdt. SAE Nababan, penghargaan yang sama juga diberikan kepada Pdt. Dr. Samuel R. Kobia, yang merupakan mantan Sekjen WCC. Acara pemberian penghargaan ini juga dihadiri Pdt. Dr Konrad Raiser, mantan Sekjen WCC, yang juga merupakan penerima penghargaan Mesrop Mashtots pada tahun 2003 lalu. FG