Nasib Kita Ditentukan dari Pikiran Kita

137

Narwastu.id – Amsal 23:7a, ”Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiridemikianlah ia.” Di dalam Alkitab terjemahan King James ayat di atas tertulis seperti ini, ”For as he thinketh in his heart, so is he,” yang artinya, seperti apa yang dipikirkan seseorang, maka demikianlah kehidupan orang itu terbentuk. Ada begitu banyak ayat di Alkitab yang bercerita mengenai kekuatan di dalam apa yang kita pikirkan. Pada waktu Allah membentuk manusia di Kitab Kejadian 2:7, “Allah membentuk manusia…dst.” Kata “membentuk” di sini menggunakan kata Ibrani yang sama dengan kata “kecenderungan hati/pikiran” yang tertulis di Kejadian 6:5, “ketika dilihat Tuhan bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa kecenderungan hatinya (imagination) selalu membuahkan kejahatan semata-mata.”

Jadi pikiran berkuasa untuk membentuk/menyeret arah kehidupan kita, entah itu ke arah baik ataupun ke arah yang tidak baik. Hal ini ditegaskan oleh Yakobus 1:14, “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” Pikiran manusia sejak awal didesain sebagai tempat Allah menaruh pikiranNya. Kita bisa melihat hal ini melalui Adam, di mana pikiran Adam bisa bekerja sama dengan Allah dalam hal memberi nama bagi makhluk-makhluk hidup yang diciptakan Allah, Kejadian 2:19, “Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.”

Jadi dapat kita katakan bahwa pikiran ini adalah semacam “alat” pencipta bagi Allah dan juga manusia karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Dia. Hal lain yang menarik tertulis di Kitab Amsal 19:21, ”There are many devices in a man’s heart; nevertheless the counsel of the LORD, that shall stand.” Di dalam terjemahan bahasa Indonesia tertulis, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” Kata “rancangan” adalah terjemahan dari kata devices (peralatan).

Maksud dari ayat itu adalah, selama pikiran manusia tidak disamakan/ditundukkan kepada pernyataan Firman Allah (The Counsel of the Lord), maka pikiran itu tidak akan membawa kita kepada hasil yang terbaik, karena segala yang terbaik dan anugerah sempurna hanya datang dari Allah (Yakobus 1:17), dan hanya pernyataan Firman Allahlah yang berdiri kekal sampai selama-lamanya.

Sekarang kita bisa melihat bagaimana Allah berurusan dengan orang-orang percaya di bawah perjanjian yang baru. 2 Timotius 1:7, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (sound mind).” Kata ketertiban adalah terjemahan dari kata pikiran yang baik/sehat. Kita lihat hidup di dalam kasih karunia Tuhan juga berarti hidup di dalam pikiran yang baik dan sehat. Di mana pikiran ini adalah pikiran Allah sendiri, suatu pikiran yang membenci dosa dan segala turunannya dalam bentuk sakit-penyakit, keterikatan, dan maut.

Pikiran ini adalah “roh” seperti tertulis dalam ayat di atas. Dan roh ini hanya bisa hidup dalam alam naturalnya sendiri, yaitu dalam alam kasih karunia, suatu kehidupan yang harmoni bersama Allah di dalam Kristus Yesus (Roma5:1-2). Selanjutnya roh pikiran pemberian Allah inilah yang akan mengajar kita untuk hidup saleh dan tertib dalam segala hal, termasuk di dalam menjaga kesehatan tubuh (Titus 2:11-12). Mereka yang sungguh hidup di dalam kasih karunia Allah akan selalu membenci dosa dan segala kebiasaan buruk, karena dosa itu selalu berusaha menolak keberadaan “kebenaran Allah” yang ada di dalam kita melalui pikiran kita.

Pada akhirnya, Injil Damai Sejahtera yang kita percayalah yang akan memelihara hati dan pikiran kita untuk membawa setiap kita masuk ke dalam kehidupan yang Allah rencanakan bagi anak-anakNya, seperti ada tertulis dalam kita Filipi 4:7-8, ”Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Penulis adalah Gembala Sidang GKBI Kasih Karunia, Jakarta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here