Narwastu.id-Di kalangan anggota dewan di Sumatera Utara (Sumut), pria berdarah Simalungun ini bukan sosok yang asing lagi. dr. Tuahman Purba, M.Kes, SpAn., kini dikenal seorang wakil rakyat yang peduli pada persoalan masyarakat dan dipercaya sebagai Ketua Fraksi Partai NasDem di DPRD Sumut. Pria yang juga anggota Forum Komunikasi Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Sumut ini sekarang dipercaya pula sebagai Wakil Ketua Bidang Legislasi DPD Partai NasDem Sumut dan Wakil Ketua Partuha Maujana yang kini dipimpin Marsiaman Saragih, S.H. Pada Selasa siang, 26 Oktober 2021 lalu, saat adik kandung pemuka masyarakat Sumut dan mantan senator, Dr. Parlindungan Purba, S.H., M.M. ini berkunjung ke kantor Majalah NARWASTU ia banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya yang seorang dokter namun terjun ke dunia politik sebagai wakil rakyat.
Wakil Ketua IV Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSI) ini menerangkan, saat ia jadi dokter sikap individualnya yang menonjol, karena pasien yang mencarinya dan obat bagi pasien dia memberikan. Sedangkan kalau di dunia politik ia yang proaktif mendekati orang. “Kita mesti memahami sikap dan karakter orang, dan kita mesti bijaksana di situ. Dan di panggung politik kita dianggap super tahu tentang persoalan, sehingga kita harus siap ketika berhadapan dengan masyarakat,” ucap anak ke-2 dari 7 bersaudara yang mengikuti pendidikan SD dan SMP di Medan, lalu SMA di Yogyakarta. Dan Tuahman yang kelahiran Medan, 10 Desember 1964 punya tiga anak, dr. Anastasia Purba dan suaminya dr. Alan Resubun. Anak kedua Anastasia Purba, S.E., kini magister akuntansi dan suaminya Vini Siahaan, S.T. Dan anak ketiga dr. William Purba. Suami tercinta Maria Magdalena Simatupang, S.E. ini sudah punya dua orang cucu.
Dokter yang merupakan lulusan Universitas Methodis, Medan, dan juga dokter bius dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, ini menyebut bahwa ia tak pernah bercita-cita menjadi jadi anggota DPRD. “Saya sebenarnya terinspirasi dari abang Parlindungan Purba (Mantan anggota DPD-RI selama tiga periode dari Sumut). Saya lihat saat itu ia bisa melayani banyak orang, dia dicari banyak orang dan ia punya akses. Saya mulai serius belajar politik dari Bang Parlindungan Purba sejak 2008, jadi guru politiklah beliau bagi saya. Kehadiran beliau saat jadi senator selalu ditunggu banyak orang, dan ia bisa menyelesaikan banyak masalah bagi orang kecil,” ucapnya tentang sang abang (Parlindungan Purba) yang pernah masuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2016 Pilihan Majalah NARWASTU.”
Meskipun sehari-harinya Tuahman sibuk sebagai wakil rakyat, ternyata ia saat waktu kosong pada Sabtu dan Minggu masih sering melayani pasien di rumah sakit di kota Binjai dan Lubuk Pakam. “Dokter itu juga punya tugas kemanusiaan, jadi saat ada waktu kosong saya tetap melayani pasien,” ujar penganut Katolik yang termasuk sebagai Penasihat Keluarga Alumni Gajah Mada (Kagama) dan mantan Bendahara Kagama Sumut ini. Ketertarikannya menjadi dokter sudah ada sejak muda. “Orang tua kami dulu sudah peduli menolong orang-orang sakit, lalu didirikanlah klinik, selanjutnya berkembang menjadi Rumah Sakit Sari Mutiara, Medan,” ujar anggota Lions Club ini.
Menurutnya, ia semakin termotivasi menjadi wakil rakyat karena sistem penanganan kesehatan di tengah masyarakat kita perlu ditingkatkan agar lebih baik. Dan anggota dewan perlu menyuarakan persoalan kesehatan masyarakat ini. “Urusan kesehatan masyarakat sangat penting, sehingga anggota dewan perlu memperjuangkannya. Kita lihat misalnya soal pandemi Covid-19 ini, masih banyak rakyat yang tidak tahu soal vaksinasi itu, sehingga rakyat perlu mendapat edukasi dan informasi, termasuk tentang jaminan-jaminan sosial. Banyak persoalan di tengah masyarakat, dan mesti dibicarakan secara holistik, dan kita tak bisa jalan sendiri-sendiri. Kita harus terus manage waktu untuk masyarakat, sehingga soal kartu BPJS pun mereka tahu. Tentang BPJS mesti disosialisasikan pada masyarakat pedesaan agar mereka bisa memanfaatkannya,” paparnya.
Sebagai wakil rakyat, ujar Tuahman, ia mesti siap 24 jam untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Masyarakat itu ingin diperhatikan apa persoalan yang dihadapi, dan kita harus membuka hati bagi rakyat yang memilih kita,” ujar dokter yang didukung keluarganya sebagai anggota dewan ini. Sebagai dokter dan wakil rakyat, Tuahman menerangkan obsesinya dalam hidup ini amat sederhana. “Alangkah indahnya hidup ini kalau kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Harus bisa kita jadikan hidup ini bermanfaat, dan kita harus bisa menerima perbedaan dengan sesama. Kepada anak-anak pun selalu saya sampaikan supaya mereka bisa memberi manfaat. Mereka saya doakan agar sejahtera dalam keluarganya dan mandiri,” terangnya.
Kepada anak-anaknya, Tuahman pun selalu berupaya menularkan nilai-nilai Alkitab dan nilai-nilai kehidupan. “Setiap bersikap atau membuat keputusan selalu saya katakan kepada anak-anak agar bertanya lebih dahulu kepada hati nuraninya,” ucap Tuahman yang bersyukur kepada Tuhan karena ketiga anaknya pun aktif di kegiatan gereja, dan pernah pula sebagai putra altar.
Dalam mendidik anak-anaknya, ternyata Tuahman bersama istrinya punya kiat tersendiri. Dulu saat anak-anaknya masih tinggal bareng semua di rumah, setiap bangun pagi selalu mereka awali dengan berdoa pagi sembari diperdengarkan lagu-lagu rohani. “Pokoknya sebelum keluar rumah mesti berdoa bareng,” pungkasnya. Sedangkan kalau mau tidur berdoa sendiri-sendiri, karena ada yang belakangan pulang. Dan setiap Minggu mereka selalu bareng beribadah ke gereja. Menurutnya, pendidikan dari rumah dan pendidikan formal itu mesti berjalan seiring. “Pendidikan itu adalah modal hidup bagi anak-anak muda agar mandiri, dan mereka harus berupaya berprestasi lewat pendidikan. Pendidikan juga menjadi penting karena itu modal awal kehidupan,” tegasnya.