Bene Dionysius Rajagukguk Sutradara Film “Ngeri-Ngeri Sedap” yang Kreatif dan Religius

52
Bene Dionysius Rajagukguk. Orang muda yang kreatif.

Narwastu.id – Kantor Redaksi Majalah NARWASTU pada Kamis, 1 September 2022 lalu  dikunjungi seorang anak muda Indonesia yang inspiratif, cerdas dan religius, yang beberapa bulan lalu film karyanya berjudul “Ngeri-Ngeri Sedap” menjadi perbincangan publik di negeri ini. Pasalnya, banyak yang menggunjingkan film ini dan menggelar nonton bareng (Nobar). Bahkan, tokoh nasional sekaliber Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang juga Menkomarves sampai menitikkan air mata saat menonton film ini. Bene Dionysius Rajagukguk yang merupakan lulusan Cum Laude dari UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta ini datang sendiri ke kantor Redaksi Majalah NARWASTU, dan diterima Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos dan tim.

Saat itu, sambil bertukar pikiran dan melakukan podcast, mereka pun menyantap Bakmie Siantar dan es cendol Medan. Bene Rajagukguk yang lahir di Dolok Masihul,Serdang Bedagai, Sumatera Utara, 2 Maret 1990 sejak kecil di keluarganya sudah hidup dalam aktivitas gerejawi Katolik. Menurutnya, ibunya sangat dekat dengan kegiatan religi atau selalu mengutamakan kegiatan doa di dalam keluarganya. Tak ayal, ibunya selalu mendidik mereka dengan nilai-nilai Kristiani. Selain terbiasa berdoa di rumah, Bene dan saudara-saudaranya selalu dididik agar rajin ke sekolah minggu. Tak hanya itu, cerita-cerita Alkitab sejak kecil selalu diceritakan sang ibu untuk mereka dengarkan, dan pendidikan di keluarga inilah yang membuatnya semakin dekat kepada Tuhan.

Dan semasa mahasiswa Bene aktif di Keluarga Mahasiswa Katolik Teknik di UGM Yogyakarta, dan ia pernah ikut dalam kepengurusan. Dan di gereja pun ia aktif di organisasi Orang Muda Katolik. Berbicara tentang kerohanian, Bene mengimani bahwa di dalam kehidupan ini Tuhan pasti membimbing umatNya yang selalu berdoa kepadaNya. Misalnya, saat ia dulu baru lulus kuliah ia sempat bimbang, apakah akan memilih bekerja kantoran atau jadi komedian atau aktif di dunia hiburan film. Lewat sebuah perenungan Bene meyakini bahwa Tuhan membimbingnya melalui tanda-tanda, seperti tawaran padanya untuk aktif di dunia film berdatangan. “Kalau dulu Tuhan itu, kan, berbicara lewat mukjizat-mukjizat, kalau sekarang Tuhan itu membimbing kita lewat tanda-tanda,” ujar pemuda Batak yang berencana menikah tahun 2023 nanti.

Bicara tentang film karyanya, ternyata film “Ngeri-Ngeri Sedap” yang termasuk film nasional terlaris tahun ini, kini termasuk pula dalam 10 film terbaik dunia pilihan Letter Boxd. Dan sekarang film “Ngeri-Ngeri Sedap” tercatat film berkultur Batak terlaris yang bisa mengaduk-aduk emosi penonton dengan tertawa dan menitikkan air mata. Bene menyebut ia tak akan membuat film “Ngeri-Ngeri Sedap” jilid 2, karena nanti pasti beda dengan yang pertama. Dan menurutnya, film berlatar belakang kedaerahan atau suku sesungguhnya menarik untuk diangkat ke media film asalkan penggarapannya bagus, dan etnis atau agama lain pun pasti akan menonton film berlatar belakang kultur Batak dan menonjolkan kekristenan asalkan digarap dengan baik dan berkualitas.

Menurut Bene, film “Ngeri-Ngeri Sedap” yang digarapnya bersama tim sesungguhnya ingin menyampaikan pesan supaya setiap anak bisa menempatkan dirinya sebagai anak di dalam keluarga, serta bisa menghormati orangtuanya. Di sisi lain, supaya orangtua pun bisa menghargai pilihan hidup anak-anaknya dalam menjalani masa depannya. Jadi, imbuhnya, ada pesan atau nasihat di dalam film ini kepada orangtua dan anak-anak di dalam hidup berkeluarga. “Dan melalui film berlatar belakang kultur Batak ini kami ingin pula menyampaikan, tunjukkan kebatakanmu dan tunjukkan kekristenanmu di tengah masyarakat yang majemuk ini,” ujar Bene yang lulus Cum Laude dari UGM Yogyakarta pada 2014 lalu.

Bene menyampaikan, sangat bersyukur karena LBP sebagai tokoh Batak paling berpengaruh saat ini bisa juga menyempatkan diri menonton film “Ngeri-Ngeri Sedap” sekalipun sempat tertunda. Justru, katanya, LBP yang juga tokoh legendaris Kopassus yang menggelar acara nobar (Nonton bareng). Di film “Ngeri-Ngeri Sedap”, katanya, saat diperlihatkan ada adegan memberi makan ternak babi dan makan saksang (Daging babi), sesungguhnya itulah realita bahwa Indonesia ini dihuni berbagai suku dan agama, dan kita harus hidup saling menghargai dan menjaga toleransi. Ketika ditanya, apa ada keinginan Bene untuk mengangkat kisah Brigadir Yosua Hutabarat, anak muda Batak dan polisi yang meninggal tragis, dan beritanya heboh di Tanah Air, ia mengatakan, cerita itu memang menarik difilmkan, namun belum ketahuan ujung ceritanya, dan masih banyak cerita yang tersembunyi di situ.

Sekadar tahu, beberapa waktu lalu, film “Ngeri-Ngeri Sedap” pun memborong Piala Gunungan FFWI XII. Seperti dikutip Urbannews, di malam puncak ajang penghargaan Festival Film Wartawan Indonesia ke-12 (FFWI XII) 2022 yang digelar di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail (PPHUI), Kuningan, Jakarta, pada Kamis malam, 27 Oktober 2022 lalu, dari seluruh nominator terbaik yang paling bahagia, yakni produser, kru bersama seluruh pemain film “Ngeri-Ngeri Sedap.” Film drama komedi kerjasama produksi Imajinari dengan Kathanika Studio, yang disutradarai dan ditulis oleh Bene Rajagukguk itu memborong piala gunungan di genre komedi mulai dari Penulis Skenario, Sutradara, Penata Kamera, Penyunting Gambar, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, dan Film Terbaik Genre Komedi. Film yang menampilkan cerita keluarga dengan latar budaya Batak yang bersinggungan dengan isu-isu masa kini ini, semakin moncer setelah diberikan untuk pertama kali tahun ini oleh Dewan Juri, yakni Piala Gunungan Emas yang dibubuhi sekeping emas 24 karat seberat 0,50 gram.

Piala khusus ini untuk film yang mengungguli film-film terbaiknya lintas genre. Dewan Juri Khusus tersebut beranggotakan 7 orang yang mewakili kepanitiaan FFWI XII, Dewan Juri Awal dan Dewan Juri Akhir. “Ngeri-Ngeri Sedap adalah film komedi yang digarap dengan serius dan dengan jelas merefleksikan isu keterasingan yang begitu akrab dengan kita semasa pandemi,” terang Benny Benke, Ketua Dewan Juri Piala Khusus. Benny Benke juga menambahkan, berbeda dari Piala Gunungan bagi pemenang FFWI, Piala Gunungan Emas adalah apresiasi dari Juri Khusus. “Kami akan terus memberikan yang terbaik untuk karya film yang kami nilai sebagai ‘The Best of the Best’ atau yang terbaik di antara yang terbaik,” ujar Benny. Ketua Panitia FFWI XII Wina Armada Sukardi menjelaskan, kategori baru ini merupakan usulan dari para insan film, termasuk aktor dan sutradara senior Deddy Mizwar. “Sangat menarik mempertandingkan film-film terbaik dari genre berbeda. Kategori ini akan menjadi salah satu ciri khas FFWI di tahun-tahun berikutnya,” jelasnya. Sebagai gambaran, film “Ngeri-ngeri Sedap” pun dipercaya mewakili Indonesia di ajang kompetisi Academy Award untuk memenangkan Piala Oscar di kategori Film Panjang Internasional Terbaik (Best International Feature Films).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here