Narwastu.id-Sebagai manusia terkadang kita memiliki kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran besar di dalam kehidupan ini. Terutama saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia dua tahun lalu, bahkan di Indonesia dan tak sedikit dari kita mengalami ketakutan luar biasa di waktu-waktu tersebut. Sekalipun Covid-19 dinyatakan telah usai namun dampaknya masih bisa kita rasakan mulai dari pemulihan ekonomi pasca pandemi, kehilangan pekerjaan, usaha yang masih belum stabil, bahkan sudah kita dengar aksi bunuh diri karena tingkat stres yang meningkat efek dari Covid-19. Terbaru ada tindakan bunuh diri yang melibatkan satu keluarga di Jakarta Utara pada 9 Maret 2024 lalu, berdasarkan penuturan dari tetangga korban, faktor ekonomi menjadi motif keluarga ini untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Tindakan bunuh diri memang tidak dapat dibenarkan. Menurut hemat saya, para korban memilih tindakan tersebut karena kematian adalah jawaban dari segala persoalan yang mereka hadapi. Lalu apa yang bisa kita lakukan ketika kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran datang ke dalam hidup kita? Menjadi seorang Kristen bukanlah berarti terhindar dari ketakutan, kecemasan atau kekhawatiran. Tapi Kristus sendiri sudah berkata di Alkitab untuk menyerahkan seluruh kekhawatiran kita kepadaNya, seperti yang tertulis di 1 Petrus 5:7. Selain itu, kita perlu melihat kisah Yosua yang dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel merebut tanah Kanaan (Yosua 1). Di sana Allah berkata sebanyak tiga kali kepada Yosua, untuk menguatkan dan meneguhkan hatinya karena Allah akan menyertainya. Inilah yang perlu kita adaptasikan sebagai seorang Kristen ketika ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran datang ke dalam kehidupan kita. Kita menyerahkan seluruh ketakutan kita ke dalam tangan Tuhan serta menguatkan dan meneguhkan hati kita kepada Tuhan. Kita pun mesti percaya bahwa Tuhan yang akan memimpin kehidupan kita. Tuhan Yesus adalah kasih Allah itu sendiri, jadi kita jangan hilang pengharapan atau mengalami ketidakpastian dalam hidup. Kita perlu kembali mengenal kasih Tuhan di dalam kehidupan kita. Kita mesti mencari Tuhan di dalam setiap ketakutan kita, dan memperbaiki kehidupan rohani kita kepada Tuhan.
Di Filipi 4:6-7 ditulis, “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Inilah nasihat Paulus bagi kita untuk menyerahkan segala ketakutan kita kepada Tuhan, karena Tuhan yang akan selalu memelihara kehidupan kita. Filsuf Yunani Kuno yang bernama Epictetus berkata, “Ada hal-hal di bawah kendali kita, ada hal-hal yang tidak di bawah kendali kita.” Dan yang bisa kita petik dari ucapan tersebut adalah agar kita mengerjakan bagian-bagian kita tanpa perlu direpotkan dengan hal-hal di luar kendali kita seperti ketakutan, khawatir, dan kecemasan. Karena semuanya itu akan menghambat kita untuk keluar dari masalah-masalah kita. Mari mulailah melandaskan kehidupan kita kepada Tuhan yang kuat, memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, serta terbuka dengan sesama ataupun keluarga kita tentang apa yang menjadi ketakutan kita. Jika kesulitan saat ini sedang menimpa kehidupan kita, maka ingatlah 1 Korintus 10:13, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Kekristenan mengajarkan kita untuk taat dan setia di dalam Tuhan. Abraham dan Ayub adalah dua tokoh di Alkitab yang menyerahkan hidupnya untuk dipimpin Tuhan, sekalipun kesakitan menimpa tetapi mereka tetap taat dan setia. Sebagai penutup dari tulisan ini, saya ingin menyampaikan dua ayat yang tertulis di Ayub 5:18, “Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.” Kemudian Hosea 6:1, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita.”
* Penulis adalah jurnalis Majalah NARWASTU dan anggota Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI).