Jangan Kuatir dengan Resesi Global

992
Lasmaida Gultom, S.E., MBA, D.Min bersama suami tercinta Pak Situmorang.

Narwastu.id – Menjadi terang dan garam adalah sebuah harapan yang ingin diwujudkan oleh umat percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun, selama masih tinggal di dunia ada begitu banyak godaan yang menghampiri dengan sejumlah pilihan, tetap berada dalam jalur kebenaran atau malah sebaliknya. Seperti kita ketahui, bahwa belum lama ini kita dikejutkan oleh satu peristiwa yang menyeret salah satu petinggi dari penegak hukum yang melakukan sebuah kejahatan. Uniknya, mulai dari para pelaku maupun korbannya adalah umat Kristiani. Tentang hal itu, DR. Lasmaida Gultom, S.E., MBA., D.Min yang saat ini duduk sebagai Analisis Eksekutif Senior (Direktur) di Departemen Pengendalian Kualitas Pengawasan Bank-OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berpendapat, dari kejadian itu harus kita melihat justru ada maksud Tuhan di balik itu semua.

Karena sebagai manusia kita terbatas, dan hal itu membuat kita tidak selamanya kuat dalam mengendalikan emosi dan tidak dapat menguasai diri. Ini menjadi tantangan, teguran dan peringatan dari Tuhan supaya kita senantiasa dalam kehidupan sehari-hari melekat erat dan intim dengan Tuhan. “Jadi melalui kasus ini pun untuk kebaikan semua anak-anak Tuhan dan para hamba Tuhan, baik yang ada di bangsa ini, bahkan yang ada di bangsa-bangsa di dunia ini supaya kita tidak sombong, tidak mengandalkan diri/kekuatan kita sendiri serta tidak mengandalkan manusia, bahkan dunia ini. Melainkan, kita senantiasa hidup dalam kerendahan hati dan mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita setiap saat. Kita tidak boleh lupa firman Tuhan yang mengatakan, tetapi tidak sehelaipun dari kepalamu akan hilang (Lukas 21:18). Dan kalau memang itu terjadi semua atas seizin Tuhan untuk kebaikan kita karena Dia mengasihi kita (Wahyu 3:19),” ujar peraih gelar Master Administrasi Bisnis di Bidang Manajemen Internasional di IUJ (International University of Japan) tahun 1999 ini.

Tidak dipungkiri sebagai seorang yang duduk dalam lini strategis, ada begitu banyak tantangan yang datang silih berganti menguji hati yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Mulai dari EO atau penyedia hotel dan sebagainya. Menurut Doktor Ministry di bidang Konseling dari STT IKAT Jakarta tahun 2019 ini, integritas berkaitan dengan nilai kejujuran dan komitmen yang senantiasa harus dijaga dengan meminta pertolongan Tuhan Yesus dengan kuasa Roh Kudus. “Secara manusia pasti kita tidak mampu, karena banyaknya godaan, tantangan dan keinginan daging. Namun, saya bersyukur kepada Tuhan, dan ini bukan karena kemampuan saya, akan tetapi Tuhan senantiasa menjaga hati saya sehingga mampu menolak berbagai tawaran tersebut,” jelas perempuan yang biasa disapa Ida Gultom ini. Tentu saja hal itu bisa terjadi karena ia memiliki relasi/keintiman secara pribadi dengan Sang Penjunan sehingga memiliki kepekaan dalam mendengar suara Roh Kudus dengan tekun membaca, merenungkan, memperkatakan dan melakukan Firman Tuhan. “Kita jalankan dan hidupi apa yang kita katakan, dan katakanlah yang kita hidupi. Sehingga itu bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. Atau istilahnya work the talk,” kata alumni Sekolah Bisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2016 ini.

Dalam era keterbukaan seperti sekarang ini, bukan hal yang sulit dalam memberi dan menerima berbagai informasi, termasuk dalam pengajaran firman Tuhan yang dilakukan oleh para hamba Tuhan, baik yang sesuai dengan kebenaran Injil atau malah sebaliknya. Kebebasan berpendapat pun yang seharusnya dapat dilakukan secara bijaksana oleh siapapun tak terkecuali hamba Tuhan, kerapkali diindahkan sehingga menimbulkan kegaduhan secara massal. Seperti yang dilakukan oleh salah satu hamba Tuhan yang mengomentari sebuah kasus yang sesungguhnya bukan menjadi ranahnya. Perempuan yang pernah menjabat Deputi Direktur di Departemen SDM Bank Indonesia yang juga merupakan pendeta misi ini berpendapat, sebagai hamba Tuhan semestinya kita harus berjaga-jaga dan berhati-hati dalam memberikan komentar, usulan, pendapat atau pemikiran. Apakah hal itu sungguh-sungguh dari Tuhan dan jangan sampai bersembunyi di balik Firman Tuhan.

“Padahal itu demi kepentingan kita sendiri, dan bukan berasal dari hikmatNya. Ujilah terlebih dahulu sebelum kita menulis dan membaginya dalam medsos (Media sosial). Dan apakah hal itu membawa damai sejahtera dan memperluas wawasan pembaca atau informasi tersebut mampu membuat orang lain bersemangat dan kembali ke Tuhan,” jelas Ida Gultom yang menambahkan, menjadi hamba Tuhan harus bisa menjadi saluran berkat, teladan dan garam serta terang sehingga Tuhan Yesus yang bersinar dalam hidup kita. Sedangkan umat Kristiani juga dituntut untuk bijak dalam memilih informasi yang ada dengan bersandar akan tuntunan Tuhan. Mengingat bahwa tak ada satupun hamba Tuhan yang sempurna. Kendati demikian, kita tidak berhak untuk menghakimi. “Lihatlah Tuhan Yesus jangan melihat hamba Tuhannya. Mari kita doakan supaya mereka benar-benar melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan firmankan,” tukas pendeta yang juga penulis buku “Christ in the Marketplace (Menerapkan Karakter Kristus di Dunia Perbankan, 2020).”

Sebagai umat Tuhan tentu Hari Natal dimaknai mendalam dan bukan sekadar seremonial. Bagi Ida Gultom, perjalanan iman di tahun 2022 yang dilaluinya sama dengan tahun-tahun sebelumnya bersama Tuhan. Ia melakukan introspeksi diri di hadapan Tuhan, apakah dirinya memaksakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. “Saya dengarkan jawaban Tuhan di hati saya, bukan anakKu tapi Aku tahu yang terbaik untukmu. Di balik journey banyak hal yang Tuhan bukakan bagi saya jaringan, sahabat, teman-teman, baik seiman maupun yang tidak seiman dan menunjukkan serta bisa menyaksikan bahwa saya adalah milik Tuhan Yesus dan menjadi saksi-Nya,” ungkapnya.

Untuknya, harapan dan kerinduan di dalam iman percaya kepada Tuhan Yesus adalah harus lebih baik lagi di hari yang akan datang dibandingkan hari ini. “Kita sudah melalui masa pandemi dan konon katanya akan kembali menghadapi krisis global di tahun 2023, jadi kita tetap bersandar sepenuhnya kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Matius 6:34, sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Bahwa Tuhanku sanggup membuka jalan dan memelihara serta menyediakan yang terbaik. Perkatakanlah firman, imanilah dan jalanilah kehidupan sehari-hari dengan sukacita, bersyukur dan damai sejahtera Tuhan senantiasa menyertai,” ucap mantan Direktur Asesmen Departemen Learning dan Assessment Center OJK tahun 2016-2018, yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani Inspiratif 2019 Pilihan Majalah NARWASTU” ini. BTY

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here