Narwastu.id – Sekian lama tidak bertemu dan terpisah oleh jarak, tidak berarti mengendurkan rasa persaudaraan yang ada. Itu juga berlaku bagi PD Alumni STP dan IISIP (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Jakarta yang menggelar ibadah atau persekutuan doa di kediaman Lettu (Purn.) Ev. Drs. Asikin Baiin, M.M. pada Kamis, 31 Maret 2022 lalu di kawasan Kota Bekasi, Jawa Barat. Persekutuan doa yang digagas oleh para senior dari Kampus Tercinta Jakarta itu juga sebagai ajang menjalin silahturahmi. Acara yang dibuka dengan pujian dan penyembahan itu juga menghadirkan kesaksian dari Pdt. Juniaman Sembiring Kembaren, M.Div. Pendeta yang menggembalakan GBI di Pasar Minggu itu mengisahkan bahwa sebelum bekerja di ladang Tuhan, ia adalah seorang wartawan.
Hingga suatu ketika Tuhan mengijinkan keluarga penulis buku “100 Karo Inspuratif” ini digoncang oleh sebuah masalah. Saat dirinya memutuskan untuk ikut Tuhan, justru keadaannya semakin runyam. Hingga harta benda yang dimilikinya habis terjual. Melihat hal itu Juniaman sempat meninggalkan mimbar pelayanan untuk kembali menjadi seorang jurnalis. Rupanya, keputusan tersebut tidaklah tepat hingga akhirnya ia kembali lagi melayani. “Dia Tuhan yang hidup dan tak pernah meninggalkan anak-anakNya. Jika sepertinya mustahil bagi manusia, tapi tidak bagi Tuhan,” kata pendeta yang juga alumni STP angkatan 81 yang pernah bekerja di koran nasional “Sinar Harapan” dan “Suara Pembaruan” ini semangat.
Sedangkan Ev. Drs. Asikin Baiin, M.M, yang menyampaikan kebenaran firman Tuhan yang diambil dari Yohanes 15:4 dan 17:20-21 yang mengatakan, bahwa keesaan gereja di situ Yesus mengesahkan murid-muridNya untuk menginjil. Demikian juga persekutuan doa Alumni STP dan IISIP Jakarta sebagai jalan Tuhan sekaligus iman percaya yang harus dinyatakan dalam perbuatan. “Pekerjaan Roh Kudus selalu menuntun kita dengan ajaib dan setialah untuk ikut Yesus. Agar kita kenal Dia yang menghamba dan berkorban atas seluruh dosa kita diangkutNya dan diberi keselamatan. Bahkan, sudah tersedia bagi kita langit dan bumi yang baru (Wahyu 21),” ujarnya.
“Masuk persekutuan doa agar kita dapat mewartakan kebaikan Tuhan untuk anak dan istri. Pola sederhana itu dapat dilakukan karena ada sifat Bapa di kita (DNA), biarlah nama Tuhan terus dipermuliakan,” tegas pendeta berusia 76 tahun yang nasionalis ini lantang. Setelah ibadah selesai, acara pun dilanjutkan dengan bersantap siang dan foto bersama. Diharapkan dari momen tersebut akan ada lagi acara yang serupa di masa yang akan datang agar rasa persaudaraan dalam iman kepada Kristus terus terpelihara sampai selama-lamanya. PD Alumni STP dan IISIP Jakarta kini dipimpin William Poltak Manurung, Rio Ririhena, Netty Sitorus dan Humto Marbun. BTY