Memberi Diri untuk Dididik oleh Allah

* Oleh: Yosefina Karlinda M. Rewot

33

Narwastu.id – Puji Tuhan dan dimuliakan selalu nama Tuhan yang telah menganugerahkan sukacita kehidupan bagi kita. Masa hidup kita yang singkat di dunia ini harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk terus memuliakan nama Tuhan, Allah Sang Pencipta langit dan bumi. Dengan terus memuliakan nama Tuhan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan, maka kelak kita pun dapat menjadi bagian dari anggota kerajaan Allah di surga, di mana Tuhan Yesus yang sendirilah  yang memerintah dalam kerajaan Allah sebagai raja di atas segala raja.

Sebagai analogi, jika kita mengikuti pendidikan formal, maka untuk bisa beroleh ijazah sekaligus gelar sarjana, kita memerlukan waktu sekurang-kurangnya 18 tahun, mulai dari masa sekolah di tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah,  hingga  pendidikan tinggi. Namun, jika kita mengikuti “pendidikan untuk menjadi anggota kerajaan Allah” maka kita perlu waktu sepanjang usia hidup kita.

Menunjuk pada Mazmur mengenai masa hidup manusia adalah 70 tahun, maka kehidupan di dunia ini hendaknya kita jadikan sebagai sekolah kehidupan untuk menjalankan kehendak Bapa di surga. Kita mesti siap dipanggil menjadi alat-alat Tuhan dalam mewartakan kerajaan-Nya kepada dunia. Kita dipanggil oleh Allah sendiri agar memberi diri untuk dididik oleh Allah, sehingga mampu menjalankan kehendak Allah dalam hidup kita. Sebab hanya mereka yang hidup dengan menjalankan kehendak Allah yang akan beroleh “ijazah” atau hak menjadi anggota kerajaan surga. Siapapun akan terus belajar menjalankan pekerjaan-pekerjaan Allah sepanjang usianya di dunia sampai ajal datang menjemput.

Pewartaan kerajaan Allah itu dapat kita lakukan melalui pekerjaan atau panggilan tugas kita dengan cara membawa damai sejahtera bagi banyak orang yang kita temui, atau di lingkungan tempat tinggal kita. Dengan menyuarakan kabar baik dari Tuhan kepada semua orang maka kita pun akan beroleh damai sejahtera. Allah memang memberi hak bagi setiap manusia ciptaan-Nya untuk memilih mengikuti Dia atau sebaliknya tidak mengikuti Dia. Namun, Allah pun memberi hikmat kepada manusia untuk dapat mengikuti jalan yang baik yakni jalan menuju kerajaan Allah, dan menjauhi jalan sesat yang menuju “kerajaan kegelapan.”

Mengikuti didikan Allah memang tidak gampang, namun karena kita telah dibekali dengan hikmat dari Roh Kudus, maka yang tidak gampang itu dapat kita lakukan dengan penuh sukacita iman. Upah mengikuti kehendak Bapa di surga adalah masuk ke dalam kerajaan Allah di surga. Yesus Kristus sendiri saat masih menjalankan misi kudus penebusan di bumi, selalu mengajarkan kepada murid-muridNya dan semua orang yang mengikuti Dia, bahwa siapa yang tidak mau mengikuti kehendak Bapa di surga, maka tidak layak masuk ke dalam kerajaan surga. Dengan kata lain, mengikuti kehendak Bapa adalah harga mati masuk ke dalam surga tempat di mana Yesus Kristus, nama yang mengatasi segala nama di bumi, dan raja yang bertahta di dalam kerajaan surga mengatasi segala raja.

Proses belajar menjalani kehendak Allah Bapa di surga selalu penuh tanda heran. Dalam pengalaman nyata di lingkungan persekutuan doa kami di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, cukup banyak anggota atau jemaat berasal dari latar pendidikan formal yang tidak tinggi. Bahkan ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal di sekolah. Ada pula yang “hanya” sampai menamatkan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama. Tetapi, pada sosok-sosok “sederhana” seperti inilah Tuhan seringkali memakai mereka sebagai perkakas-Nya dengan cara-cara yang penuh heran.

Dari sosok-sosok sederhana yang sering dipandang rendah oleh dunia sekitar, justeru kesaksian rohani dan iman kristiani terus bertumbuh subur, yang kemudian mampu “menarik” cukup banyak jiwa untuk bertekun dalam kehidupan rohani dan semakin karib dengan firman Tuhan. Sosok-sosok sederhana inilah yang secara nyata mempraktikkan sikap hidup dengan selalu mengandalkan Tuhan, dan bukannya mengandalkan ilah-ilah lain, atau terjebak dalam berhala okultisme. Sosok-sosok sederhana inilah yang justru berperan penting sebagai “agen iman Kristiani” untuk membantu organisasi gereja menyebarkan warta kerajaan Allah di bumi, melalui pewartaan firman Tuhan dalam panggilan hidup keseharian.

 

* Penulis adalah anggota/jemaat Persekutuan Doa Katolik “Kaki Dian Yesus Sabda Hidup”, di Lewoleba, Kabupaten Lembata-NTT (Nusa Tenggara Timur).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here