Narwastu.id – Pada Kamis, 15 Oktober 2020 lalu, telah diadakan sebuah seminar dan konferensi nasional yang melibatkan sejumlah instansi dan pemerintah daerah-daerah di Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan ini diinisiasi oleh sejumlah lembaga yang sekaligus menjadi panitia pelaksana, di antaranya TRC, PT. Agrowisata Porlak Parna, UNPAD dan UNPRI, Universitas Majalengka dan media partner Delegasi. Kegiatan ini dilakukan melalui virtual meeting juga live streaming di YouTube Insightful Channel dan dimulai pada pukul 08.00 WIB untuk melakukan registrasi ulang.
Lalu rangkaian acara pembukaan yang cukup menarik dimulai dari upacara pembukaan oleh pembawa acara, doa bersama oleh Pdt. Sahat Simbolon, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia oleh seluruh peserta serta tarian dari seluruh daerah sekitar Danau Toba. Selanjutnya pidato atau kata sambutan pun diberikan oleh Ketua Panitia PPM-KDT 2020, Arjon Turnip, Ph.D. Lalu pembukaan dilanjutkan oleh Ketua Umum Dewan Pembina Yayasan Parna Indonesia, Letjen. TNI (Purn.) Cornel Simbolon, M.Sc, dan Ketua Umum Yayasan Parna Indonesia, Kolonel TNI (Purn.) Jalongres Simbolon, S.H. Selanjutnya konferensi dan seminar resmi dibuka dan dilakukan sesi foto bersama.
Konferensi dan seminar ini pun mengundang Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia) sebagai keynote (pembicara) satu, namun ia berhalangan hadir. Dan ia digantikan oleh Nawamenya Aluedohong dari LHK menggantikan keynote ketiga, Siti Nurbaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Ia menyampaikan beberapa poin tentang lingkungan, dan juga membahas tentang konsep persemaian modern guna mendukung rencana pembangunan. Keynote kedua, Wisnutama Kusubandio (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) juga berhalangan hadir. Maka langsung pada keynote keempat, Pdt. DR. (HC) Willem T.P. Simarmata, M.A., anggota DPD-RI dari Provinsi Sumatera Utara dan Ephorus Emeritus Sinode HKBP. Ia membahas tentang fenomena ekonomi, teknologi, karakter dan budaya masyarakat sekitar yang mempengaruhi pembangunan kawasan Danau Toba.
Rangkaian kegiatan selanjutnya, sesi pembicara undangan oleh beberapa speaker di antaranya Gubernur Sumatera Utara, dan ia berhalangan hadir dan digantikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara. Lalu dilanjutkan oleh pembicara undangan kedua, Dirut Badan Otorita Danau Toba, Ir. Arie Prasetyo. Selanjutnya pembicara undangan ketiga dan seterusnya oleh daerah-daerah di Sumatera Utara, di antaranya Bupati Kabupaten Simalungun, Bupati Kabupaten, Bupati Kabupaten Tapanuli Utara, Bupati Kabupaten Humbang Hasundutan, Bupati Kabupaten Dairi, Bupati Kabupaten Karo, dan Bupati Kabupaten Samosir.
Setelah itu, ada sesi diskusi yang dipandu oleh moderator, Dr. Martuama Saragi, M.M. (Sekjen Persatuan PARNA Indonesia) dan Arjon Turnip, Ph.D. Partisipan sangat antusias dalam diskusi dan tanya jawab, bahkan sejak keynote speaker pertama memaparkan materinya. Setelah diskusi yang cukup antusias ini, ada waktu istirahat, sholat dan makan (ISOMA) membatasi diskusi yang cukup interaktif tersebut.
Setelah ISOMA, kegiatan dilanjutkan dengan agenda berikutnya, yaitu penampilan profil PT. Agrowisata Porlak Parna dan penampilan tari-tarian daerah. Selanjutnya sesi paralel, panitia membagi room menjadi 7 room di antaranya, yaitu Class 1/Invited Talk I Kepala Bapeda Kabupaten Simalungun, Class 2/Invited Talk II Kepala Bapeda Kabupaten Toba. Class 3/Invited Talk III Kepala Bapeda Kabupaten Tapanuli Utara, dan Class 4/Invited Talk IV Kepala Bapeda Kabupaten Humbang Hasundutan. Class 5/Invited Talk V Kepala Bapeda Kabupaten Dairi, Class 6/Invited Talk VI Kepala Bapeda Kabupaten Karo dan Class 7/Invited Talk VII Kepala Bapeda Kabupaten Samosir. Ketujuh room cukup aktif dalam berdiskusi dan presentasi materi untuk tujuan dalam mensinergikan akademisi, praktisi, perantau dan Pemerintah Pusat serta daerah untuk membangun kawasan Danau Toba dengan pemberdayaan masyarakat.
Sebelum mencapai pengujung kegiatan, ketua panitia mengumumkan pembicara terbaik room satu, yaitu Arnaldo Marulitua Sinaga, room kedua yaitu Maria Eprina Kusumo, room ketiga yaitu Endra joelianto, room keempat yaitu Jemia Afdhila Darmawan, room kelima yaitu Fitri Wulandari Sardhi, room keenam Yoana Saragih dan room ketujuh Agus Yadi Ismail. Lalu ditutup dengan penyampaian pesan dan kesan oleh pembicara, partisipan dan Ketua Yayasan Parna Indonesia. Selanjutnya doa bersama sekaligus menandakan acara resmi ditutup, namun antusias dan apresiasi dari peserta masih terlihat terhadap panitia atas suksesnya kegiatan hingga akhir. PI