Narwastu.id – Bertempat di Ruang Blandongan, Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat 10 Juli 2020 lalu , Walikota Tangerang Selatan Hj. Airin Rahmi Diany melantik Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tangerang Selatan, Drs. H. Fachruddin Zuhri, M.Si untuk periode 2019-2024. Selain Ketua FKUB, ikut juga dilantik 16 orang Pengurus Harian FKUB Tangsel. Menyampaikan amanatnya dalam pelantikan tersebut, Walikota Tangerang Selatan meminta agar para pengurus FKUB Tangerang Selatan dapat menjadi jembatan pemersatu umat beragama di kota Tangerang Selatan untuk saling menghargai dan menghormati serta hidup rukun dan damai.
Pengurus FKUB juga diminta meningkatkan kontribusinya membantu Pemerintah membangun kerukunan melalui peran tokoh-tokoh agama di masing-masing majelis agamanya. “Saya selalu menyampaikan kepada masyarakat, dalam menjalankan ibadahnya harus dengan penuh ketenangan, hikmat, sesuai dengan agamanya masing-masing,” ucap Airin. Turut hadir dalam acara pelantikan tersebut Wakil Walikota Drs. Benyamien Davnie, Asda I DR. H. Rahmat Salam, M.Si, Kepala Kantor Kemenag H. Abdul Rojak S.Ag. M.A., Kepala Badan Kesbangpol Drs. H. Wawang Kusdaya, M.Si, Dandim 0506/Tgr diwakili Pasiter, Kapolres Tangerang Selatan diwakili Waka Polres Kompol Luckito A.W., S.H. S.IK, Kajari Tangerang Selatan diwakili Pasitel Taufik, S.H., M.H. dan unsur pejabat di lingkungan Pemerintahan Kota. Melalui pesan WhatsApp (WA) seusai acara pelantikan, Ketua FKUB Tangerang Selatan menyampaikan, sebagai organisasi FKUB merupakan salah satu institusi yang menerjemahkan ikhtiar agar persatuan terjaga dan berkembang. “Kami akan segera membuat rapat kerja untuk menyusun rencana kegiatan ke depan,” tulis Fachruddin.
Sementara itu, Pdt. Thomas Kartomo, M.Th. yang juga merupakan salah satu pengurus FKUB yang ikut dilantik kepada Majalah NARWASTU menyatakan kerinduannya melihat hubungan antarumat beragama berlangsung harmonis dalam perbedaan dan keragaman di Tangerang Selatan. “Hubungan yang harmonis tersebut diharapkan tidak hanya terjadi di tingkat elite dan tokoh-tokoh agama, tetapi juga sampai ke masyarakat akar rumput,” ungkap Kartomo. “Untuk mencapainya perlu ada sikap toleran, membangun dialog, dan menjembatani aspirasi umat dengan pemerintah, khususnya dalam mendapatkan hak-haknya untuk beribadah,” tambah pendeta GKI ini. RR