Narwastu.id – Ada perbedaan dan jarak yang sangat jauh di antara sentuhan nafsu dengan sentuhan kasih. Saya akan memaparkan secara singkat apa yang saya maksud sentuhan nafsu dan sentuhan kasih, kemudian saya menyorotinya dengan berkaca kepada Firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci Alkitab.
SENTUHAN NAFSU timbul dari kegairahan daging oleh pertemanan, persahabatan atau adanya hubungan yang intim dengan sesama. Di antara manusia dengan sesamanya tentu hal ini sering terjadi, karena ada hubungan dekat yang memungkinkan seseorang berkesempatan menyentuh seorang yang lainnya. Terjadilah saling menyentuh dengan berpelukan, berciuman, bahkan bisa dilakukan yang lebih dalam lagi. Nafsu yang mempertemukan mereka.
SENTUHAN KASIH ditimbulkan rasa sayang, atau kedekatan keyakinan, ide atau prinsip yang dianut atau dipegang. Orangtua memberikan sentuhan kasih kepada anak-anaknya. Orang yang dipertemukan karena seiman, satu persekutuan, beribadah bersama-sama, terjadi di antara mereka sentuhan kasih bersalaman, berpelukan, cium pipi kiri dan pipi kanan. Orang yang sudah lama bersahabat, berteman oleh kerinduan bertemu mereka melakukan sentuhan kasih. Pertemuan di antara pejabat antarnegara, wilayah atau daerah, karena satu profesi, menghadapi pengalaman yang sama, saling tukar pikiran, sesudahnya mereka saling melakukan sentuhan kasih.
Sentuhan kasih timbul dari perasaan sukacita bersama atau keterharuan dalam suatu perjumpaan, pertemuan dan silaturahmi (friendship). Terjadi saling bersentuhan atau menyentuh oleh dorongan kasih. TAHUN 2020 ini dunia dikagetkan oleh adanya wabah atau bencana pandemi Covid-19. Mengatasi penyebarannya agar tidak menular ke banyak orang, di dunia ini, dilaksanakan social distancing atau PHYSICAL DISTANCING, menjaga jarak di antara manusia dengan sesamanya manusia. Bersentuhan dengan sesama berarti berpeluang tertular atau menularkan virus corona, yang sangat membahayakan hidup.
Alkitab memberitakan bahwa dari Allah berasal segala sesuatu, segala sesuatu telah dijadikan di bumi dan di sorga, dan yang untuk Dia kita hidup (band. 1 Korintus 8:5-6). Waktu saya selalu berdiam di rumah saja selama social distancing ini, saya sering bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah Tuhan Allah telah melihat sentuhan nafsu di antara manusia di dunia ini telah melampaui batas yang sesuai dengan kehendakNya, sehingga dibiarkan terjadinya virus corona melanda dunia ini? Atau apakah Tuhan Allah melihat persaudaraan di antara umat manusia ciptaanNya yang agung yang ditempatkan di bumi ini telah melampaui batas perasaan kemanusiaan di antara mereka? Terjadinya kekerasan, kesadisan, pembunuhan massal, yang mengabaikan hak-hak azasi manusia.Tidak hidup dalam kasih mengasihi lagi? Pada hal Tuhan Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya (Imago Dei, Image of God) di dunia ini? Sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:26-27.
Saya yakin sejarah akan mencatat bahwa di balik terjadinya wabah Covid-19 tahun 2020 ini yang melanda seluruh dunia, ada maksud dan tujuan Allah. Saat ini masih tersembunyi, tapi pada waktunya akan dapat dijelaskan. Inspirasi ini tanggal 13 Mei 2020 saat saya berdiam dirumahaja.
* Penulis adalah mantan Pemimpin Redaksi Majalah “Imanuel” sekaligus mantan Kepala Biro Informasi HKBP, mantan Praeses HKBP Sumbagsel dan pernah melayani di Gereja HKBP Sudirman, Jakarta.