Narwastu.id – Presiden RI Joko Widodo mengatakan, kita sangat bersyukur bahwa masyarakat tidak panik dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi mengawali percakapannya saat berdialog dengan delapan tokoh lintas agama pada Selasa sore, 2 Juni 2020 di Istana Negara Jakarta. Presiden menuturkan, pawal pandemi ini, Pemerintah sangat berhati-hati dan mengumumkannya secara soft kepada masyarakat atas saran dari para pakar. Menurut para pakar, kepanikan masyarakat akan menurunkan 50% imunitas. “Jadi bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti Amerika Serikat pun mengalami kerusuhan berkepanjangan,” ujar Presiden Jokowi. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh H. Helmy Faishal Zaini (PBNU), Abdul Mukti (PP Muhammadiyah), K.H. Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt. Gomar Gultom, M.Th (PGI), Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin) itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan kini alat-alat kesehatan menghadapi Covid-19 ini sudah dapat diatasi.
“Dalam masa sulit pandemi ini, ternyata akhirnya kita bisa memproduksi sendiri APD, PCR dan ventilator. Semuanya kini sudah dapat diproduksi dalam negeri,” kata Presiden Jokowi. Presiden menambahkan, pada awalnya memang kita kesulitan karena harus mengimpor, sementara berbagai negara berebut untuk memilikinya. Presiden juga mensyukuri prediksi lembaga-lembaga keuangan dunia bahwa di tengah perlambatan ekonomi dan berbagai negara mengalami minus dalam pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk di antara tiga negara yang pertumbuhan ekonominya positif, yakni India (1,9), China (1,2) dan Indonesia (0,5 yang sebelumnya 5 persen).
“Kini kita sedang mempersiapkan masyarakat untuk membuka kembali aktivitas perokonomian dan ibadah secara bertahap. Ada 120 kabupaten/kota yang tidak ada kasus sama sekali. Di daerah ini bisa berlangsung kehidupan yang normal,” lanjut Jokowi.
Sementara untuk pembukaan kembali sekolah dan pesantren, kita belum ada keputusan. “Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa kita,” tukasnya.
Presiden juga menyebutkan tahun ini Indonesia tidak akan memberangkatkan haji. Otoritas Saudi Arabia belum memberikan signal apakah akan menyelenggarakan haji tahun ini, dan berhubung hal ini membutuhkan persiapan, dan waktu untuk itu sudah tidak memadai, maka kita putuskan tidak akan memberangkatkan haji tahun ini.
Dan para pimpinan agama ini pada umumnya mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. “Namun kita berharap agar komunikasi para pejabat kepada masyarakat kiranya satu irama dan tidak bertentangan satu sama lain. Kita di lapangan mengalami kesulitan menghadapi masyarakat kalau hal ini berlangsung terus menerus,” tukas Abdul Mukti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah).Mukti mengatakan perlunya juga counter narasi dari pemerintah menghadapi banyaknya penyesatan informasi di berbagai media selama pandemi ini, baik menyangkut isu konspirasi, China dll.
Pdt. Gomar Gultom (Ketua Umum PGI) juga ikut menyatakan perlunya semua elemen masyarakat membangun dan mengembangkan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan dan berbagai habitus baru dalam memasuki masa kenormalan baru. “Tanpa disiplin, apapun yang dikerjakan oleh pemerintah, akan sia-sia, dan masyarakat akan terus berada dalam bayang-bayang penularan Covid-19 ini,” papar Pdt. Gomar Gultom yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2018 Pilihan Majalah NARWASTU.”
Presiden menyambut ajakan untuk meningkatkan disiplin nasional ini, di tengah kondisi masyarakat, yang menurutnya, memang masih kurang rasa disiplin. HG