Narwastu.id – Mengapa orang Batak banyak yang jadi lawyer atau pengacara? Jawabannya salah satunya adalah karena mereka pandai berbicara. Demikian cukilan sepenggal pernyataan Dr. Luhut M.P. Pangaribuan, S.H. ketika didaulat memberi sambutan singkat dalam peluncuran bukunya “Pengadilan, Hakim dan Advokat“ pada Jumat malam, 23 September 2016 lalu di LLMP Resort, Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Buku “Pengadilan, Hakim dan Advokat” setebal 524 halaman itu, diluncurkan bersamaan dengan pembukaan Rakernas PERADI kubu Luhut Pangaribuan, organisasi advokat yang saat ini dipimpin Luhut. Tidak kurang 250-an perwakilan DPD dan DPC PERADI dari seluruh Indonesia ikut hadir dalam acara tersebut.
Buku tersebut berkisah tentang perjalanan karier seorang Luhut, mulai dari seorang remaja biasa di kota kecil Balige, di pinggir Danau Toba, hingga saat ini menjadi seorang advokat ternama, profesional dan dikenal taat atas kode etik dengan standar moralitas yang tinggi.
Cita-citanya yang tadinya ingin menjadi seorang hakim sebagaimana ia idam-idamkan sejak SMA pupus ketika ia mulai intens menjadi pengacara publik di LBH Jakarta. Ditambah lagi lunturnya kekagumannya terhadap wibawa oknum hakim gara-gara ia diminta uang oleh seorang hakim untuk beli rokok di salah satu pengadilan di Jakarta.
Meskipun pada akhirnya ia diterima sebagai seorang hakim dan ditempatkan di Pengadilan Negeri Pontianak, tekad Luhut sudah bulat untuk menjadi advokat, ia tidak memenuhi panggilan tersebut meskipun sudah dengan susah payah mengikuti berbagai tahapan seleksi untuk menjadi seorang hakim. Menurut pengacara/advokat, Hermawi Taslim, S.H. yang saat ini menjabat sebagai salah seorang Ketua DPN PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) pimpinan Luhut, buku tersebut lebih merupakan kombinasi biografi dan pemikiran Luhut sejak mengawali karier di LBH hingga saat ini memimpin PERADI.
Dari catatan pemikiran dan pengalaman yang panjang itu, kata Taslim yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2013 Pilihan NARWASTU” banyak keteladanan dan kearifan serta konsistensi yang bisa diteladani oleh anak-anak muda yang sedang dan akan merintis karier sebagai advokat. Di mata Taslim, Luhut yang merupakan penganut Kristen adalah satu dari sedikit pengacara senior yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap penegakan hukum dan HAM tanpa neko–neko.
“Saya masih ingat, dalam setiap berbicara mengenai penegakan hukum di Indonesia, almarhum Gus Dur selalu menyebut nama Luhut Pangaribuan,” pungkasnya. Menurut Taslim, Luhut adalah salah seorang pengacara yang cukup dekat dengan Gus Dur. “Bahkan, ia pernah menjadi lawyer Gus Dur ketika masih menjabat Presiden RI,” ujar Taslim yang merupakan Ketua Presidium PMKRI dan Wakil Ketua Badan Koordinasi Hukum DPP Partai NasDem. TD