Pada Rabu malam, 17 Januari 2018 lalu, Jaringan Jurnalis Kristiani Se-Jabodetabek mengadakan ibadah Natal dan Tahun Baru 2018 di Conference Room Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta Pusat. Acara yang dimotori sejumlah jurnalis senior, seperti Dar Edi Yoga (RMOL), Herry Barus (Industri.com) dan Farida Denura (Netral.news.com) ini diawali dengan acara kebaktian, dan pengkhotbah Pdt. Meiske Chatrine Colanus dari GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat).
Dalam khotbahnya Pdt. Meiske mengajak para jurnalis (wartawan) Kristiani agar bisa meneladani sikap para gembala saat mendengar berita kelahiran Yesus Kristus dari malaikat Tuhan. Mereka menjumpai Yesus Kristus yang lahir, lalu mereka bersaksi dan merasakan sukacita. Pdt. Meiske yang mengutip renungan dari Injil Lukas 2:16-20 mengatakan, jurnalis Kristiani se-Jabodetabek harus bisa menjadi jurnalis Kristus. “Jurnalis Kristus itu harus mau berjumpa dengan Kristus seperti para gembala domba tadi. Perjumpaan kita dengan Kristus bisa lewat saat teduh atau doa pribadi, dan itu akan mendatangkan suka cita. Sebelum kita mengejar berita dunia, sebaiknya temui dulu Kristus lewat saat teduh atau doa pribadi agar kita dibimbingNya saat bekerja. Karena berita-berita di dunia ini sarat dengan intrik dan politik serta ada risikonya,” ujarnya.
Kalau kita punya motivasi iman seperti sikap para gembala itu, kata Pdt. Meiske, maka berkat Tuhan yang akan mengejar kita berlimpah-limpah. Jangan mengejar berkat di dalam hidup ini, karena itu akan sia-sia. “Yang penting kita lakukan adalah berdoa, berpuasa dan bekerja, maka percayalah Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit bagi kita. Dan wartawan Kristiani harus berupaya untuk selalu menulis berita dengan nilai-nilai Kristiani agar yang membaca berita tersebut bersuka cita. Dan kalau kita bekerja bersama dengan Yesus, maka kita tak usah takut,” pungkas Pdt. Meiske.
Dalam kesempatan itu, Pdt. Meiske secara khusus mendoakan para jurnalis Kristiani itu agar selalu dilindungi Tuhan bersama keluarganya. Didoakan pula agar jurnalis Kristiani tersebut senantiasa memberitakan keadilan, kebenaran, kedamaian, pengharapan, kesejahteraan dan suka cita, terutama dalam menyambut Pilkada Serentak 2018 di Tanah Air. “Keberadaan jurnalis sangat penting di negeri ini untuk mencerahkan bangsa ini, sehingga kami harapkan kepada Tuhan agar melindungi dan menolong mereka,” kata Pdt. Meiske dalam doanya.
Di acara ini hadir sejumlah jurnalis senior, tokoh nasionalis, seperti mantan menteri di era Orde Baru Cosmas Batubara, tokoh pers senior Leo Batubara, pengusaha Jaya Suprana, penyanyi Glen Fredy juga tim PERWAMKI (Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia) yang dimotori Markus Saragih. Sementara Cosmas Batubara ketika memberi sambutan mengimbau jurnalis Kristiani supaya selalu kritis menyikapi kekuasaan, seperti sikap tiga raja saat bertemu dengan Raja Herodes ketika Tuhan Yesus baru lahir.
Ketiga raja itu tahu bahwa Herodes punya niat jahat untuk membunuh bayi Yesus yang baru lahir, namun mereka bersikap kritis dan tidak mau mengikuti kemauan Herodes (penguasa). “Sikap ketiga raja itu perlu ditiru oleh wartawan Kristiani, termasuk dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini dengan menghayati dan memperhatikan nilai-nilai Pancasila,” ujar Cosmas.
Senada dengan itu, Leo Batubara mengatakan bahwa kelahiran Yesus sesungguhnya diketahui banyak orang di dunia ini, karena peran wartawan seperti ditulis di Alkitab. Jadi wartawan mesti terus memberi informasi yang akurat, bertanggung jawab dan memberi harapan pada masyarakat. “Matius, Lukas, Markus dan Yohanes adalah empat wartawan yang menulis tentang kelahiran Yesus Kristus,” ujar Leo Batubara, yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2015 Pilihan Majalah NARWASTU.”
Sekaitan dengan itu, seperti yang disampaikan Pdt. Meiske Colanus, Cosmas Batubara dan Leo Batubara, sejatinya jurnalis Kristiani harus menjadi jurnalis Kristus. Sehingga mereka harus berjumpa dulu dengan Kristus lewat doa-doa saat teduh sebelum bekerja. Dan wartawan Kristiani mesti kritis dan bisa menjaga persatuan bangsa serta menghayati nilai-nilai Pancasila. Pun jurnalis Kristiani mesti mampu membuat berita yang memberi pengharapan (hope) kepada masyarakat (pembaca). Dan bukan menyebarkan berita hoax yang kini sering menimbulkan kegelisahan dan polemik di tengah masyarakat. Kita berharap dan berdoa agar jurnalis Kristiani di negeri ini terus dibimbing dan dilindungi Tuhan Yang Maha Rahmat. Semoga.
· Penulis adalah Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Majalah NARWASTU.